Konser dibatalkan.
Setelah kericuhan yang muncul dikarenakan skandal Arda, konser tidak mungkin tetap dilaksanakan. Pihak panitia meminta pertanggungjawaban atas kerugian yang mereka alami. Untungnya, pihak agensi bersedia membayar karena merasa skandal Arda juga kesalahan mereka.
Tentu saja. Mengadakan pesta dengan menyediakan minuman keras saja sudah akan menuai kecaman. Apalagi penjagaan mereka kurang ketat sehingga salah satu awal media bisa menerobos masuk.
Untuk saat ini, kondisi Arda masih baik-baik saja. Lelaki itu tetap menjalani kehidupannya dengan santai. Sama sekali tak acuh dengan segala cacian yang ditujukan untuknya. Bagi Arda, selama ada Mutia di sampingnya maka semua akan baik-baik saja.
Susah satu Minggu sejak skandal itu muncul. Perlahan, keadaan mulai mereda. Netizen mulai beralih ke kasus lainnya. Melupakan bahwa lelaki kelahiran bulan November itu pernah tersandung skandal.
Momen ini dimanfaatkan oleh pihak agensi untuk mengadakan konferensi pers. Hari ini, dunia akan mengingat kembali skandal Arda, tapi ini lebih baik daripada membuatnya hilang tanpa pernah menjelaskan kebenaran. Lagipula Arda dan Mutia sudah terlalu lama berdiam diri di kota orang hanya demi menghindari kemungkinan terburuk.
Pukul sepuluh pagi adalah waktu yang ditentukan. Saat ini Arda dan Mutia sudah berada di sebuah tempat yang sengaja disewa untuk konferensi pers hari ini. Sementara itu, para awak media juga sedang menyiapkan peralatannya.
"Ar, ini masih lama?" keluh Mutia. Saat ini sudah pukul sepuluh lebih lima belas menit. Sudah lewat dari jam yang dijanjikan.
Arda terkekeh, mengelus pelan pucuk kepala Mutia yang kini bersandar di lengannya. Gadisnya ini memang sangat tidak sabaran. Karena itu Mutia sangat membenci manusia yang tidak tepat waktu.
Kalau ditanya alasannya, Mutia pasti akan menjawab 'Nunggu itu nggak enak, bosen.'
"Sabar ya, Sayang. Habis ini mulai kok. Nanti pulang kita makan mie ayam deh." Arda tahu, tuan putrinya ini pasti tidak akan menolak makanan kesukaannya. Terbukti dengan anggukan semangat yang gadis itu berikan.
Momen romantis Arda dengan Mutia itu diabadikan oleh beberapa awak media yang sudah siap dengan peralatannya. Sedangkan yang belum siap hanya bisa mengeluh karena kehilangan momen penting.
Lima menit kemudian konferensi pers dimulai. Arda melepaskan genggaman dengan Mutia. Dia harus menjaga sikap dan ini bukan saat yang tepat untuk bermesraan.
"Pertama-tama, izinkan saya menjelaskan kronologi terlebih dahulu. Saat itu, agensi sedang mengadakan pesta untuk merayakan tahun baru bersama-sama. Seperti yang beredar, memang disediakan minuman beralkohol di sana. Tapi saya bisa jamin saat itu saya sama sekali tidak mengonsumsinya."
Arda menghela napas sebelum melanjutkan. "Situasi mulai ricuh karena beberapa orang sudah mulai tidak sadar. Tapi tidak ada kekacauan di sana. Orang-orang hanya melantur dan bersenang-senang. Salah satunya adalah Dini, seorang aktris pendatang baru. Dia terus mendekati saya walaupun saya terus menjauh. Sampai akhirnya, Dini akan jatuh karena tersandung kakinya sendiri. Di saat itu saya reflek menahannya, sehingga posisi kami terlihat berpelukan."
Arda merasa lega setelah menjelaskan kebenarannya. Entah apa yang akan orang lain pikirkan tentangnya setelah ini, yang penting ia sudah mengatakan yang sejujurnya. Jika mereka masih tidak percaya, itu bukan urusannya lagi.
"Bagaimana kami bisa percaya begitu saja? Anda bisa saja membohongi kami." Salah satu wartawan berpendapat .
Arda tersenyum manis. Kedua matanya ikut menyipit. Menunjukkan raut wajah khasnya saat tersenyum.
"Saya sudah mengatakan yang sebenarnya. Jika masih tidak percaya, kalian bisa tanyakan kepada rekan sesama artis yang masih sadar pada hari itu. Oh, di gedung itu juga ada CCTV. Jadi kalian bisa lihat bukti rekamannya nanti. Saya juga yakin bahwa pemilik foto skandal itu sebenarnya mengetahui kebenarannya, hanya saja dia memilih tutup mata demi mendapat keuntungan," kelas Arda panjang lebar.
"Kalau begitu, bagaimana dengan pernyataan Dini mengenai kedekatan kalian?"
Kali ini Arda menampilkan raut wajah yang serius. "Seperti yang kalian katakan pada saya, bahwa kalian bisa saja tertipu. Kalau memang yang dikatakan wanita itu adalah kebenaran, maka dia pasti bisa menunjukkan bukti atas ucapannya. Apalagi beberapa waktu lalu tunangan saya dengan berani meragukan pernyataan wanita itu yang hanya berdasar pada opini."
Sesi tanya jawab terus berlangsung. Semuanya berjalan dengan lancar. Satu persatu badai sudah berhasil dilewati.
🌷🌷🌷
Setelah seminggu terus berdiam di hotel tanpa melakukan apapun, Mutia jadi bosan. Jadi gadis itu memaksa Arda untuk pergi jalan-jalan. Lagipula situasi sudah mulai aman.
Saat ini Arda dan Mutia tengah berada di dalam sebuah mobil. Tadinya Mutia memaksa ingin naik bus, katanya perjalanan akan lebih seru jika bertingkah seperti orang biasa. Tapi Arda menjelaskan dengan lembut bahwa ia bisa saja dikenali dan hal itu akan membuat kencan mereka kacau. Mendengarnya, Mutia memilih menurut daripada harus melihat Arda-nya dikelilingi wanita centil.
Destinasi pertama yang akan didatangi adalah sebuah candi. Sebagai seorang penulis, Mutia sudah pasti suka mendalami tempat yang memiliki banyak kisah di baliknya. Apalagi candi yang akan mereka datangi ini termasuk salah satu keajaiban dunia.
Setelah sampai di tempat tujuan, Mutia dan Arda segera menggunakan alat penyamaran. Mereka hanya menggunakan kaos polos putih oversize dengan topi dan masker berwarna hitam. Mereka terpaksa berpenampilan tertutup agar tak dikenali.
Setelah membeli tiket, keduanya pun masuk. Dengan segera Mutia menarik tangan Arda untuk berlari. Gadis itu mendatangi beberapa bagian dari candi, kemudian menceritakan segala hal yang ia tahu dari bagian itu.
Arda dan Mutia menghabiskan waktu bersama sebelum kembali pada kehidupan mereka.
🌷🌷🌷
Mutia telah sampai di kamarnya. Setelah lelah berjalan-jalan, keduanya memilih untuk pulang. Masih ada hari esok untuk pergi berkencan lagi.
Dentingan jam terdengar sangat berisik bagi Mutia. Gadis itu tengah melamun. Memikirkan nasibnya yang terdampar dalam sebuah novel.
Sungguh, kehidupannya menyimpan begitu banyak kejutan. Pertemuannya dengan Arda sangat tidak disangka-sangka, apalagi untuk menjalin hubungan. Baik Arda maupun Mutia tidak memiliki kesamaan apapun.
Kemudian kejutan lain datang saat Mutia mengetahui kebenaran tentang penyakit Arda. Saat itu hidupnya terasa akan hancur. Bayang-bayang kematian Arda selalu menghantuinya setiap malam. Dia bahkan juga tak menyangka kematian Arda benar-benar terjadi secepat itu.
Dan yah, yang terakhir adalah terdamparnya ia di dalam novel karyanya sendiri. Ini jelas tidak masuk akal, tapi untuk Mutia yang mengalaminya secara langsung, ini bukan kemustahilan.
Mutia sangat bersyukur bisa berakhir di sini. Padahal saat itu ia sangat pasrah. Perasaannya sedikit campur aduk, ia sedih karena akan meninggalkan mamanya, tapi juga senang karena akan bertemu Arda.
Hanya saja setelah beberapa hari terlewati, tak ada perasaan tenang yang Mutia rasakan. Setiap malam ia lewati dengan rasa takut. Takut jika dia memilih tidur, maka besok gadis itu akan terbangun di dunia nyata.
Kalau boleh jujur, Mutia merasa sangat muak dengan ketakutan ini. Tapi dia juga tidak bisa menghilangkannya begitu saja. Lagipula di sini tidak ada tempat untuknya bercerita.
Bercerita kepada mamanya? Yang ada ia akan dianggap gila. Dengan Arda? Entahlah, rasanya Mutia tidak bisa. Lagipula menurut film yang ia pernah lihat, kehidupan novel akan hancur jika tokoh sadar bahwa dirinya tidak nyata.
***
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance in Another Universe
RomanceKefrustasian Mutia atas meninggalnya sang kekasih membuatnya melampiaskan melalui karya. Mutia menerbitkan novel yang menceritakan kisah hidupnya bersama sang kekasih. Perbedaannya adalah dalam novel itu, Mutia dan sang kekasih akan hidup bahagia be...