35. Kembali ke Dunia Nyata?

34 6 0
                                    

Mutia pulih dengan cepat. Dokter mengizinkannya untuk menjalani rawat jalan. Apalagi dengan perkembangan gadis itu yang sangat cepat, membuat sang dokter semakin yakin dengan keputusannya.

Mutia sangat gigih untuk sembuh. Gadis itu melakukan terapi dengan giat dan semangat. Keinginannya untuk segera pulih membantunya untuk sembuh dengan cepat.

Untungnya, tak ada cedera parah yang dialami oleh Mutia. Tubuhnya sudah tak lagi kaku dan bisa bergerak dengan bebas. Mungkin karena dia tidur terlalu lama.

Ngomong-ngomong, Mutia masih tidak tahu apa-apa mengenai kejadian sebelum masuk rumah sakit. Yang ia tahu, sepertinya dia mengalami koma sehingga tubuhnya terasa begitu kaku setelah bangun. Belum lagi luka di sekujur tubuhnya. Terutama bagian dadanya yang terkadang tiba-tiba saja terasa nyeri.

Mutia tersenyum lebar saat melihat rumahnya sudah di depan mata. Dia benar-benar merindukan tempat ini. Satu bulan di rumah sakit sudah cukup menyiksanya.

Mutia memutuskan untuk masuk duluan ke dalam rumahnya. Sedangkan Raisha sedang sibuk mengurus segala barang milik putrinya. Seperti baju-baju gadis itu yang dibawa ke rumah sakit.

Sebenarnya Mutia mau-mau saja membantu, sayangnya Raisha tidak mengizinkan. Katanya, Mutia harus banyak istirahat supaya cepat sembuh. Padahal 'kan ia memang sudah sembuh.

Mutia memasuki ruang tamu, gadis itu mengamati sekitar. Entah mengapa, gadis itu tertarik dengan kalender yang tergantung di dinding.

Kalender 2024

Kenapa ibunya membeli kalender 2024? Apakah untuk persiapan? Apalagi saat ini sepertinya sudah memasuki bulan Desember.

Itu mungkin saja, sih. Tapi kenapa kalender itu terbuka di lembar kedua?

Mengedikkan bahu, Mutia memilih tak peduli. Gadis itu bergegas ke kamarnya. Perjalanan pulang sedikit melelahkan. Dia butuh istirahat.

Tak ada yang berubah dari kamar Mutia. Barang-barang itu masih berada di tempat yang sama. Hanya saja terasa lebih ... kosong?

Entahlah, Mutia merasa ada yang hilang, tapi apa?

Eh, tunggu dulu! Ke mana semua barang-barang tentang Arda? Mengapa semuanya seakan lenyap?

Sebenarnya apa yang terjadi sih? Sebulan penuh, Arda tak sekalipun menghubunginya. Dan sekarang, mendadak barang-barang tentang Arda menghilang.

Mutia memilih merebahkan diri di ranjang. Menatap kalender meja yang terletak di nakas. Lantas tersenyum saat menatap lingkaran merah yang ia buat pada tanggal 26 bulan Desember.

Kalau dihitung-hitung, mungkin pernikahannya akan dilangsungkan sekitar satu atau dua minggu lagi. Apakah Arda sudah mempersiapkan semuanya? Mengingat laki-laki itu sedang sibuk, pasti dia kewalahan.

Biasanya saat mengingat Arda seperti ini, Mutia akan memandangi cincin pertunangannya lamat-lamat. Tapi kali ini jantungnya seperti akan merosot ke lambung. Benda yang selalu melekat di jarinya itu ... tidak ada.

Tidak! Ini benar-benar janggal! Mutia hanya melepas cincinnya itu saat mandi. Bagaimana bisa cincin itu hilang?

Dan bagaimana bisa dia baru menyadari setelah satu bulan?

Kebetulan sekali, Raisha memasuki kamar Mutia dengan sebuah tas besar di gendongannya. Wanita itu tampak begitu kelelahan. Satu tangannya mengusap peluh di dahinya. Sayangnya, Mutia tak memperhatikan ekspresi itu sebab terlalu panik.

"Mama, cincin aku mana?!" tanya Mutia ngegas.

Raisha tentu saja kebingungan. Mutia bukan tipe perempuan yang menyukai perhiasan. Bahkan, anaknya itu cenderung tidak mau memakai perhiasan.

Second Chance in Another Universe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang