28. Lamaran

18 5 0
                                    

⚠️ Warning 21+
Untuk yang di bawah umur dan nggak suka bisa di skip (hanya sedikit bagian dan masih akan paham dengan ceritanya.)

🌷🌷🌷

Arda tengah mempersiapkan diri untuk konser. Dokter Dariel mengizinkan untuk melanjutkan konser di beberapa kota besar itu. Yang penting, harus ada jeda minimal satu minggu dari suatu kota ke kota selanjutnya.

Arda menyampaikan saran dokternya kepada agensi. Dan fantastisnya, pihak agensi memberi izin. Kata mereka, itu lebih baik daripada terus menunda atau membatalkan projek besar mereka.

Para penggemar sangat antusias saat pengumuman comeback dari Ardandi muncul. Mereka tak sabar menanti karya baru dan kelanjutan projek lelaki itu. Semuanya sungguh bahagia kala Arda diberitakan pulih.

Kemarin, dua keluarga mengadakan makan malam bersama. Tania sebagai pengusul mengatakan bahwa makan malam itu diadakan dalam rangka perayaan pulihnya Arda. Dia juga sangat berterimakasih kepada Mutia dan Raisha yang menerima putranya apa adanya.

Di malam itu pula, Arda meminta izin kepada Raisha untuk membawa Mutia dalam perjalanan konsernya. Tentu saja Raisha mengizinkan, wanita itu yakin Arda tidak akan mengkhianati kepercayaan yang ia berikan. Justru, Mutia-lah yang bimbang. Gadis itu merasa tidak nyaman karena tempat Arda konser kali ini di luar pulau.

Raisha meyakinkan Mutia. Dia tahu bahwa anaknya itu tidak ingin jauh darinya. Jadilah Mutia memutuskan ikut.

Tempat konser Arda kali ini berada di Kota Ketua. Lokasinya memang cukup jauh dari tempat tinggalnya. Perlu waktu empat jam lebih untuk mencapainya. Tentu saja Mutia khawatir, dia tidak pernah melakukan perjalan ke luar pulau.

Mutia menghembuskan napasnya sejenak. Arda menemaninya, tidak akan ada hal buruk selama dia tetap menurut dengan kekasihnya. Arda sudah sangat berpengalaman dalam hidup jauh dari orang tua. Apalagi laki-laki itu bahkan pernah ke luar negeri.

"Sayang, nih koper kamu." Arda menyerahkan koper kuning milik kekasihnya. Tadi lelaki itu memang meminta kekasihnya untuk pergi ke restoran bandara, sedangkan dia sendiri yang mengambil koper mereka. Jadi ketika selesai mengambil koper nanti, mereka bisa langsung menikmati makanan.

"Kita nanti nginep di hotel mana?" tanya Mutia di sela makan. Tanpa segan, gadis itu memakan ayamnya dengan tangan kosong.

Arda terkekeh. Bukannya Mutia ini berasal dari keluarga berada ya? Apalagi gadis itu adalah kekasih dari seorang musisi papan atas. Tapi gadis itu sama sekali tidak pernah jaim dimana pun ia berada.

"Lumayan jauh sih dari sini. Perjalanannya bisa sejam lebih kalau nggak lewat tol. Nanti kamu tidur aja biar nggak kecapekan."

🌷🌷🌷

Arda meletakkan kekasihnya di tempat tidur. Mutia tertidur sangat nyenyak selama perjalanan. Arda jadi tidak tega untuk membangunkan. Untungnya, ada Dani dan beberapa staf yang bersedia membawa koper mereka. Jadilah Arda dapat menggendong Mutia sampai ke kamar.

Arda mengusap peluhnya sejenak. Kemudian bergegas keluar kamar. Mengambil kopernya yang sudah diletakkan di luar oleh orang-orang yang membantunya.

Sekembalinya Arda ke dalam, kini Mutia berbaring dalam posisi miring. Gadis itu kini membelakangi kekasihnya. Satu kakinya terangkat seperti memeluk guling. Mungkin karena gadis itu terbiasa tidur dengan guling.

Namun, bukan posisi tidur Mutia yang menjadi perhatian Arda. Melainkan bagian tubuh gadisnya yang terlihat karena tersingkapnya pakaian Mutia. Saat ini, Mutia hanya menggunakan dress rumahan setinggi lutut. Tentu saja akan tersingkap dengan posisi tidurnya yang seperti itu.

Second Chance in Another Universe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang