Epilog

38 5 3
                                    

Tepat satu tahun yang lalu, Mutia mengalami sebuah kecelakaan. Kecelakaan itu membuatnya mengalami hal yang sangat mustahil, masuk ke dalam sebuah novel. Kemudian berbagai kejadian dramatis terjadi.

Mutia tidak akan melupakan kejadian ajaib itu. Kejadian yang menguras habis mentalnya.

Dua tahun berturut-turut, kejadian buruk menimpanya di tanggal yang sama, 26 Desember. Di tahun pertama, kekasihnya meninggal. Di tahun kedua, Mutia dipertemukan lagi dengan mendiang kekasihnya di dalam sebuah novel.

Untungnya, di tahun ketiga ini semuanya berjalan dengan baik. Tanggal 26 Desember tak lagi seperti kutukan bagi Mutia.

Beberapa bulan yang lalu, Mutia berhasil melepaskan semuanya. Dia mulai mengikhlaskan kepergian Arda. Tak lagi mengharapkan sebuah keajaiban untuk datang kepadanya.

Kemudian, Mutia menjalani hidup sebagaimana mestinya.

Mutia berhasil merilis buku kedua dari ceritanya dengan Arda. Tepat satu bulan setelah semuanya berakhir, buku itu dirilis. Tentunya banyak tanggapan baik atas diterbitkannya buku itu. Hanya saja komentar negatif pun lebih banyak dari sebelumnya.

Lagi-lagi, Mutia dianggap mendompleng nama Arda. Dia dianggap ketagihan setelah menerbitkan buku pertamanya dan mendapat begitu banyak popularitas. Katanya karena itulah Mutia membuat seri kedua.

Respon Mutia tetap sama. Dia mengabaikan setiap komentar buruk yang menghampirinya. Dia justru sibuk mengurusi promosi bukunya juga projek buku berikutnya.

Tiga bulan setelah perilisan buku 'Second Chance in Another Universe', Mutia kembali merilis buku baru. Kali ini, bukunya sama sekali tidak berhubungan dengan Arda. Tak disangka, buku ini membuat Mutia memecahkan rekor pembelian novel terbanyak dalam kurun waktu satu bulan.

Sejak saat itu, komentar negatif berkurang drastis. Banyak orang mulai mempercayai Mutia. Dia bahkan mendapatkan tawaran untuk menggarap naskah sebuah film layar lebar.

Selain Mutia, Tania dan Riu pun sudah move on. Mereka memutuskan menghabiskan sisa hidupnya dengan bertamasya mengelilingi dunia. Mereka hanya kembali ke negara kelahiran satu bulan sekali untuk berziarah di makam Arda.

Hubungan antara Mutia dan keluarga Handoko masih sangat baik. Ada atau tidaknya Arda tak banyak berpengaruh. Kedua pihak-pihak sama-sama menjaga tali silaturahmi dengan baik.

Setelah sekian lama, akhirnya Mutia, Tania, dan Riu dapat bertemu kembali. Tania dan Riu baru saja kembali dari Milan kemarin. Kemudian mereka merencanakan untuk berziarah bersama Mutia ke makam Arda untuk memperingati dua tahun meninggalnya lelaki itu.

Saat ini, Tania dan Riu tengah duduk di ruang tamu rumah Mutia sembari menunggu Raisha yang masih bersiap.

"Mutia, makin cantik aja," sapa Tania.

Mutia tersenyum. Tania tetap sama seperti biasanya. Wanita ceria yang senang menggodanya.

"Bunda juga makin cantik. Keseringan jalan-jalan ke Eropa jadinya vibes bule gitu." Mutia menjawab.

Mutia tak datang sendirian. Dia datang bersama seorang laki-laki yang belakangan kerap kali menemaninya. Seseorang yang tak dia sangka-sangka akan dekat dengan dirinya, Ray.

"Pacar kamu juga kayak bule tuh. Habis pacaran sama oppa Korea sekarang kamu ngincernya bule ya?" goda Tania.

Mutia tersipu. "Ih, Bunda, apaan sih? Aku belum pacaran tau sama Ray."

"Belum berarti bakal pacaran dong?" Tania semakin gencar menggoda.

"Doain aja, Tante," jawab Ray enteng.

Mutia memukul pelan lengan Ray. Wajahnya semakin memerah. Namun, perasaan tak bisa disembunyikan terbukti dari senyum yang menghiasi wajahnya.

Lantas begitulah semuanya berakhir.

***

Halo, Lala is here.

Aku mau ngucapin terima kasih banyak untuk semua yang udah baca cerita ini sampai akhir. I love you all🖤

Terima kasih juga untuk Forwistree karena sudah mengadakan ATP, sehingga karya ini bisa aku selesaikan.

Terima kasih juga kepada teman-teman yang bersama-sama mengikuti ATP ini serta teman-teman di dunia nyata.

Sampai ketemu di karyaku yang selanjutnya!

Second Chance in Another Universe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang