Mutia tidak suka dengan perasaan ini. Dia tidak suka dengan keadaan di mana ia harus memilih. Dia tidak bisa memilih. Dia selalu bimbang.
Arda melamarnya tanpa persiapan, di atas panggung pula. Mutia sama sekali tidak memiliki pilihan selain mengiyakan. Dia tidak ingin membuat kekasihnya itu malu.
Setelah runtutan konser Arda selesai dilaksanakan, Mutia memintanya untuk datang ke rumah. Dia ingin membicarakan mengenai pernikahan mereka. Walaupun begitu, dalam hati Mutia berharap untuk Raisha menolaknya.
Mutia ... masih belum siap untuk menikah.
Tidak, Mutia tidak memiliki trauma apapun tentang pernikahan. Tapi entah mengapa dia merasa takut. Dia takut tidak bisa bertemu ibunya lagi, dia juga takut tidak bisa menjadi istri yang baik.
Dan banyak lagi hal menakutkan lainnya.
Mutia tidak bisa menangani ketakutannya. Dia teringat dengan hari di mana ia memasuki dunia ini. Hari pertunangannya. Hari di mana Raisha menitikkan air mata untuknya.
Raisha ... apakah dia akan kesepian saat Mutia menikah?
Tolong berikan Mutia jawaban! Jika iya, maka dia akan memilih untuk tidak menikah seumur hidup dibanding harus meninggalkan ibunya.
Tok tok tok!
Ketukan pintu itu mengalihkan perhatian Mutia. Itu pasti ibunya. Dan sebentar lagi, Raisha pasti-
"Kamu ngapain aja sih? Lama banget!"
Kan.
Mutia tidak ingin mengambil resiko kalau sudah seperti ini. Raisha bisa mengomelinya sehari semalam. Jadi daripada telinganya bekerja keras nanti, gadis itu memilih bergegas keluar.
"Ya ampun, Mutia! Mama kira kamu dandan secantik apa sampai lama banget. Eh ternyata biasa aja," komentar wanita itu.
Mutia mengerucutkan bibirnya. "Ih, Mama!"
Raisha hanya tertawa. Dengan segera ia membimbing anaknya untuk turun. Tak ingin membuat calon besan dan calon menantunya menunggu lama.
🌷🌷🌷
Makan malam berlangsung dengan lancar. Tak ada perbedaan dari makan malam sebelumnya. Mereka masih berbincang dengan hangat baik sebelum ataupun sesudah makan.
Namun, jika diteliti lagi, ada satu orang yang jarang terlibat dalam percakapan. Semua orang menyadarinya tentu saja. Biasanya gadis itu akan cerewet, tapi malam ini dia hanya diam dan menundukkan kepala. Sesekali ia akan menjawab pertanyaan untuknya dengan singkat.
Jika para orang tua memilih untuk pura-pura tidak tahu, maka Arda tidak bisa menahan dirinya untuk gelisah. Lelaki itu mencoba mengingat kembali kesalahan apa yang telah diperbuatnya hingga Mutia mendadak jadi pendiam. Gadisnya tidak mungkin seperti itu tanpa sebab!
"Karena sudah semakin malam, jadi langsung saja, ya?" Sungguh, Riu tak ingin mengulur waktu lebih lama. Entah mengapa perasaannya tiba-tiba tak enak.
"Kedatangan kami sekeluarga ke sini adalah untuk meminang putri satu-satunya di rumah ini, Mutia. Karena mereka sudah bertunangan, saya rasa bukan masalah besar jika pernikahan dilangsungkan sesegera mungkin."
Menikah.
Kata itu terus berputar dalam kepala Mutia. Membuat tangannya gemetar tanpa sadar. Suara lain yang dihasilkan tak dapat diterima oleh otaknya. Seakan-akan perkataan Riu tadi membuat otaknya membeku dan tak bisa bekerja dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance in Another Universe
RomanceKefrustasian Mutia atas meninggalnya sang kekasih membuatnya melampiaskan melalui karya. Mutia menerbitkan novel yang menceritakan kisah hidupnya bersama sang kekasih. Perbedaannya adalah dalam novel itu, Mutia dan sang kekasih akan hidup bahagia be...