Chapter 16

83 19 0
                                    

Anginnya menderu. Ketika Yan Hui membuka matanya, ia sudah meninggalkan gua yang gelap itu.

Langit di atas kepalanya terang, menerangi lingkungan sekitarnya. Namun, ada suara gemuruh yang terus-menerus. Yan Hui menolehkan kepalanya untuk melihat. Gunung di tengah danau perlahan-lahan runtuh.

Bebatuan yang sangat besar dari gunungnya pun berjatuhan ke dalam danau. Riuh-rendah dari suara gemuruh itu tampaknya mengganggu arus bawah danau. Mereka mengaduk-aduk danau itu, dari yang semula berair jernih, menjadi kolam berlumpur.

Saat ini, ia baru saja meninggalkan gua. Ia masih berdiri di gunung, tetapi ia hanya tinggal di sana selama beberapa waktu sebelum bebatuan mengancam menimpanya. Yan Hui tidak berani tinggal lebih lama. Ia menarik qi menuju ke kakinya dan terbang. Namun, ia masih kekurangan qi. Ia hanya bisa meluncur di permukaan danau dalam jarak yang pendek sebelum jatuh tercebur.

Yan Hui menggapai-gapai di dalam air sejenak sebelum menyeret tubuh basah kuyupnya keluar dari air berlumpur dan naik ke daratan.

Ia berbaring di tepian dan batuk-batuk untuk waktu yang lama sebelum duduk, memeluk dirinya sendiri. Ia menarik napas dalam-dalam dan menyaksikan bebatuan yang sangat besar runtuh dari gunung. Kemudian, ia menyeringai.

Yan Hui tidak tahan merasa gembira ketika ia teringat ekspresi terperangah iblis naga ribuan tahun itu.

Ia sudah pasti bukanlah seseorang yang akan dengan patuhnya mendengarkan perintah orang lain.

Yan Hui diam-diam merasa senang. Ia tiba-tiba saja mendengar suara gemuruh rendah dari sebelah sana. Buminya berguncang. Bahkan Yan Hui yang duduk di tepian, merasakan getarannya. Mengikuti suara itu, air danau yang meliputi pergelangan kakinya mulai mundur.

Yan Hui menatapnya. Hatinya merasa tidak tenang. Ia buru-buru mencengkeram dadanya dan berlari menaiki lereng. Ia berdiri di tanah yang tinggi dan melihat ke belakang. Ia melihat pusaran air yang sangat besar yang terbentuk ke arah itu. Itu menyedot semua air danaunya.

Tak lama setelahnya, ada gemuruh lainnya. Seluruh pegunungannya luluh lantak, dan tenggelam ke kedalaman danaunya. Di tengah-tengah tanah yang melonjak ke atas, air danau yang disedot itu terdorong keluar oleh gunung yang ambruk. Kekuatan penghancurnya melesat ke arah daratan.

Beruntungnya, Yan Hui sudah berlari ke tanah yang lebih tinggi. Kalau tidak, jika ia diselimuti dengan gelombang semacam ini dalam keadaannya saat ini, itu akan menjadi bencana.

Tidak ada yang perlu dipikirkan soal itu. Iblis naga yang masih berada di gunung mungkin sudah ....

Yan Hui mengernyit. Walaupun kata-kata yang diucapkannya di depan si iblis naga itu kejam, jika ia betul-betul mati, maka keadaan Qi Yun Zhen ren akan sulit untuk diperbaiki ....

Terlebih lagi, ketika ia memikirkannya lebih saksama, apa yang Tian Yao katakan padanya di dalam gua: bulan yang besar sekali, gunung yang berselimut salju, dan orang yang mengangkat sebilah jian. Mereka semua sesuai dengan mimpinya ....

Juga, apa yang dikatakan iblis naga itu tentang menaruh sebuah kutukan padanya, adalah bohong.

Sebelumnya, saat ia tidak punya sihir, iblis naga itu bilang ia meletakkan sebuah kutukan di dalam mantou, jadi ia harus memakan mantou setiap hari agar ia tidak mati. Ia memercayainya saat itu. Tetapi, kini karena sihirnya kembali, ia dapat dengan mudah memeriksa tubuh bagian dalamnya. Yan Hui menyadari bahwa iblis naga yang memalukan itu sudah membohonginya.

Tubuh meledak jika ia tidak makan mantou? Omong kosong. Ia jelas-jelas tidak punya kekuatan untuk melemparkan kutukan semacam itu.

Meski si iblis naga memang membuat kutukan padanya, itu hanya kutukan kecil untuk melacak keberadaannya. Kutukan itu sudah terlalu lama ada di tubuhnya. Sebentar lagi, itu tidak akan bisa dilepaskan. Namun, itu tidak masalah. Itu tidak menyakitinya.

Heart Protection [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang