Chapter 108

76 18 0
                                    

Yan Hui masih merasa sedikit tidak tenang menggunakan sihir ilusi Huan Xiao Yan untuk memikat Tian Yao. Oleh karenanya, ia mencari kesempatan untuk pertama-tama, menguji kekuatan Huan Xiao Yan.

Setelah Huan Xiao Yan mengetahui kebenarannya, ia menangis sepanjang malam. Matanya sedikit bengkak keesokan harinya. Namun, ia tetap mengikuti ujian Yan Hui, karena ia sendiri tidak yakin, seberapa besar ilusi yang bisa ditempatkannya pada Tian Yao. Sihirnya harus dikuburkan dalam-dalam, terutama ketika memikirkan seberapa kuat Tian Yao jadinya setelah mendapatkan kembali neidan-nya.

Karena mereka memutuskan untuk melakukan ini, maka mereka harus melakukan yang terbaik. Mereka akan mengambil kesempatan ini untuk menanamkan benih ilusi Huan Xiao Yan. Benih ini akan memanfaatkan kultivasi Tian Yao sendiri untuk bersirkulasi di seluruh tubuhnya dan mengakar di dalam. Dengan begitu, ketika masa kritisnya tiba, itu akan mempermudah prosesnya.

Huan Xiao Yan dan Yan Hui menentukan waktu. Keesokan harinya, Yan Hui mengundang Tian Yao ke kamarnya untuk mengklarifikasi beberapa bagian dalam "Penganugerahan Iblis" dan memberikan sejumlah petunjuk.

Meskipun belum lama ketika Yan Hui menggunakan alasan yang sama untuk mengambil keuntungan dari Tian Yao, ia tetap datang. Ia memegang "Penganugerahan Iblis" di satu tangan, kelihatan seolah ia akan mengajari Yan Hui dengan benar.

Yan Hui memandanginya agak terganggu.

Tian Yao menunggu sejenak, tetapi ia tidak mendengar Yan Hui bersuara. Ia menoleh untuk menatapnya dan tersenyum: "Apa kau akan menggodaku lagi?"

Yan Hui terdiam, tetapi kemudian, ia juga tersenyum: "Tanduk anehmu sudah hilang."

"Bersatu dengan neidan ular berkepala sembilan selama dua hari belakangan ini ada efeknya."

Yan Hui mengangguk.

Lalu, ia mengulurkan tangan dan menunjuk ke satu bagian yang benar-benar tidak dipahaminya dengan sangat baik: "Bantu aku dengan bagian ini."

Oleh sebab itu, Tian Yao tidak menggodanya lagi. Bibirnya sedikit bergerak selagi ia menggumamkan pelan kata-kata itu sewaktu ia membaca. Tian Yao fokus pada buku itu, dan kewaspadaannya betul-betul turun bahkan dengan Yan Hui di sisinya.

Yan Hui mendengarkan gumamannya dan langsung mengerti bagaimana Tian Yao semudah itu dikalahkan oleh siasat Su Ying dan Qing Guang dua puluh tahun yang lalu. Itu karena, di hadapan seseorang yang dicintainya, ia benar-benar tidak memiliki pertahanan. Titik terlemahnya ditunjukkan padanya; bagian terlembutnya berada tepat di depannya.

Akan mudah sekali untuk menyakitinya.

"Tian Yao."

Yan Hui tiba-tiba memanggil nama Tian Yao. Di saat ketika ia menoleh untuk menatapnya, cincin di tangan Yan Hui, yang berisi Huan Xiao Yan, berkedip seketika. Huan Xiao Yan keluar dari cincin bersama kepulan asap dan menembus dada serta jantung Tian Yao.

"Kau tidak akan melihat Yan Hui saat kau kembali malam ini."

Suara Huan Xiao Yan tersisa dalam ruangan itu dan menghilang di akhir kata-katanya.

Mata Tian Yao kehilangan fokus untuk sesaat, tetapi kemudian, dengan cepat kembali fokus. Ia memandangi Yan Hui seolah-olah Huan Xiao Yan tidak pernah muncul di tengahnya.

"Ada apa?" tanyanya.

Yan Hui mengangkat dagunya dan mendadak meninggalkan ciuman ringan di pipinya: "Aku tiba-tiba mau menciummu."

Ia tersenyum pada Tian Yao. "Apakah tidak apa-apa?"

Tian Yao kaget, dan ia tersipu. Ia menatap mata Yan Hui dengan tatapan yang agak dalam: "Lain kali, kau harus memberitahuku lebih dulu. Seperti ini ...."

Heart Protection [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang