Prolog

418 31 1
                                    

Hari dimana Yan Hui diusir dari Gunung Chen Xing dibuat agak sulit olehnya.

Sebenarnya, ia berencana untuk pergi diam-diam tanpa membuat keributan. Namun, di dunia ini, tidak semudah itu harapan terkabul.

Ketika Yan Hui melihat peralatan makan peraknya, selimut, dan kitab suci yang sudah disalin itu digelindingkan menjadi segulung tikar rumput dan ditendang menuruni 3000 anak tangga, berdenting dan berbunyi keras, oleh Murid Senior Zi Yue, sebetulnya, Yan Hui tidak semarah itu.

Ia hanya mendesah dalam benaknya. Ia sudah bertengkar dengan Murid Senior Zi Yue selama bertahun-tahun. Mengapa kepala Zi Yue masih tidak berfungsi dengan benar .... Karena ia meninggalkan barang-barang itu, sudah pasti mereka tidak berharga baginya. Zi Yue melampiaskan amarahnya pada rongsokan itu, sudah pasti buang-buang tenaga.

Zi Yue berdiri di pintu masuk biara seperti seekor babon yang baru saja memenangkan sebuah pertarungan. Ia menunduk menatap Yan Hui, merasa luar biasa senang kepada dirinya sendiri.

Yan Hui menguap dan melambaikan tangannya: "Selama kau bahagia."

Ia pun berbalik dan mulai pergi.

Zi Yue mendengus dingin: "Berhenti, aku masih belum selesai!"

Berkata demikian, ia mendadak melemparkan sesuatu. Itu adalah sebuah hiasan rambut giok. Hiasan itu melesat melewati Yan Hui dan jatuh ke atas tangga batu. Dalam sekejap, terdengar bunyi nyaring; hiasan rambut itu pecah berkeping-keping. Kemudian, mereka berguling dengan suara dentingan, tanpa meninggalkan jejak.

Yan Hui menatap kosong. Langkah kakinya membeku. Ia membungkuk dan memungut pecahan hiasan rambut giok terdekat yang pecah itu, yang terpental ke dekatnya.

Bagaimana bisa ia melupakan ini ....

"Dulu, aku melihatmu begitu khawatir saat kau kehilangannya. Tak ada orang lain yang tahu, tetapi aku tahu punya siapa hiasan rambut itu." Mulut tersenyum Zi Yue membawa ketidaksukaan dan kebencian: "Dengan pikiranmu yang biasa itu, apa kau sungguh berpikir tak ada yang mengetahuinya? Beberapa tahun ini, melihatmu, benar-benar membuatku muak."

Yan Hui mengenggam erat pecahan hiasan rambut giok itu sejenak. Tiba-tiba saja, ia melengkungkan sudut mulutnya dan tersenyum: "Murid Senior, aku sudah mengganggumu sampai-sampai kau merasa muak selama bertahun-tahun, tetapi baru sekarang kau mengeluarkan hiasan rambut ini untuk menghancurkannya di depanku. Apa, kau ingin membuatku merasa buruk?"

Ia tidak menunggu Zi Yue berbicara saat ekspresinya mendadak menjadi dingin: "Sayang sekali, bahkan sekarang, aku tidak merasa buruk. Tetapi, aku memuji usahamu. Kau sudah membuatku marah."

Yan Hui menyingsingkan lengan bajunya sembari berjalan ke arah Zi Yue: "Kemari. Ayo kita mengobrol yang menyenangkan."

Zi Yue menelan ludah: "Jangan bergerak. Jangan mendekat."

Yan Hui mengabaikannya.

Ekspresi Zi Yue mulai terpilin, "Kalau kau mendekat lagi, aku akan memanggil orang kemari! Lalu mereka akan melihat hiasan rambut yang rusak itu!"

"Apa kau pikir aku takut orang-orang akan mengetahuinya?" Yan Hui tertawa dingin dan membunyikan buku-buku jarinya. "Aku betul-betul tidak mengerti. Aku sudah akan pergi. Apa gunanya menggangguku?"

Zi Yue mundur secara naluriah. Tangannya ditumpukan pada gagang jian tersebut. "Yan Hui, di belakang pintu masuk biara ada murid penjaga gerbang. Jangan pernah berpikir untuk menyerangku."

(T/N: Jian: sebuah pedang bermata dua yang digunakan di Tiongkok selama 2500 tahun terakhir.)

Yan Hui tidak memiliki sebuah jian. Miliknya sudah dibawa pergi sebelumnya oleh shifu-nya ketika ia diusir, tetapi ini tidak akan menghalanginya mengatasi Zi Yue.

Heart Protection [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang