Chapter 33

72 16 0
                                    

Yan Hui keluar dari paviliun air. Tiba-tiba ia teringat bahwa mungkin Tian Yao tidak mengetahui dimana rumah Walikota.

Ia buru-buru meninggalkan Wang Yu Lou untuk mengejarnya. Tetapi saat pergi, ia melihat bahwa Tian Yao sedang menunggunya di luar. Ia menghadap ke jalanan dengan tangan di balik punggungnya.

Tepat pada waktunya, cahaya mentari pun menyinari. Itu membuat siluet Tian Yao yang semula ramping, tampak tinggi, atau barangkali setelah menemukan tulang naganya, ia jadi agak ....

Saat itu, ia mendengar jantungnya berdegup dengan kencang lagi, 'deg deg, deg deg''.

Yan Hui menggelengkan kepalanya dan dengan kuat memukuli dadanya.

"Jangan mulai berulah. Kendalikan dirimu," katanya.

Yan Hui menarik napas dalam-dalam beberapa kali dan perlahan maju ke depan.

"Rumah Walikota di sebelah sini. Si gendut itu pengecut. Saat kau menakutinya, ia pasti lari pulang ke rumah ...."

Yan Hui melangkah maju. Ia menolehkan kepalanya ke belakang untuk menatap Tian Yao dan melihat kalau pria itu memakai sebuah topeng yang menutupi separuh wajahnya. Yan Hui pun melongo.

Mata yang ada di balik topeng itu melihat ke arahnya. Tian Yao menatap Yan Hui.

Ia menjelaskan secara kasar: "Di bawah keadaan ini, aku bisa berbicara denganmu dengan cara seperti ini. Lanjutkan."

Tetapi Yan Hui mundur dua langkah.

Ia menutupi wajahnya dengan tangannya dan mengintip melalui sela jarinya ke arah Tian Yao: "Cepat lepaskan topengnya! Lepaskan, lepaskan!"

"...."

Tian Yao mengendalikan dirinya: "Bukankah kau bilang, melihat wajahku ... tidak baik?!"

"Kalau begitu, semestinya kau menggunakan kain hitam dan membungkus seluruh kepalamu dengan kain itu! Apa gunanya topeng separuh wajah?! Pernahkah kau mendengar tentang 'separuh tersembunyi di belakang pipa. Kau sengaja melakukan ini untuk menggodaku, kan!"

(T/N: Ini adalah puisi dari Bai Ju Yi. Semula bermakna 'malu-malu', tetapi artinya kini bergeser seiring waktu. Sepertinya sekarang berarti 'tersipu' atau 'genit'. Pipa di sini adalah sejenis alat musik Tiongkok.)

Yan Hui berkata dengan berani.

"Kuberitahukan padamu, aku adalah orang yang sedang berada dalam pengaruh obat! Kalau kau terus berpakaian setengah terbuka, maka jangan menyalahkanku atas apa pun yang akan kulakukan kepadamu selanjutnya!"

"...."

Tian Yao sedikit menggertakkan giginya. Tiba-tiba ia menyadari, ketika menghadapi seseorang yang bermuka tebal seperti Yan Hui, tanpa terduga ... ia tidak memiliki kemampuan untuk menangkis mereka.

Tian Yao menghela napas dan melepaskan topeng separuh muka itu seperti keinginan Yan Hui. Ia melepaskan ikatannya, melepaskan topeng itu dengan satu tangan, dan menolehkan kepalanya untuk menatap Yan Hui.

Poni yang sulit diatur di keningnya pun berterbangan diterpa angin: "Bisakah kau tenang sekarang?"

Tian Yao menatap Yan Hui; Yan Hui menatap Tian Yao. Kemudian, tanpa peringatan, dua garis merah menetes dari hidung Yan Hui.

Itu ... mimisan.

Yan Hui menggunakan lengan bajunya untuk menutupi hidungnya: "Aku akan berjalan di depanmu. Kau ikuti aku. Cobalah untuk tidak memberitahuku dimana kau berada."

Masih dengan tangan yang menutupi hidungnya, Yan Hui berjalan di depan Tian Yao. Langkah kakinya tergesa seolah ia sedang melarikan diri demi menyelamatkan nyawanya.

Heart Protection [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang