Chapter 75

77 16 0
                                    

Seketika itu juga, Yan Hui jadi penasaran: "Kau membuatnya melihat apa?"

"Bukan apa yang kubuat agar dilihatnya. Aku suka memakan emosi bahagia, jadi apa yang kalian lihat adalah masa-masa sempurna dalam hidup kalian. Kau melihat kakak seperguruanmu. Ia melihat ...."

"Ilusinya masih belum hancur. Apa kau mau aku yang menghancurkannya secara pribadi?"

Tian Yao tiba-tiba menyela sebelum si iblis ilusi kecil itu selesai. Perkataannya sukses mengalihkan perhatian Yan Hui.

"Jadi, tempat ini juga sebuah ilusi?" Yan Hui terkejut. Ia memincingkan matanya pada si iblis kecil. "Apa kau masih mencoba berencana melawan kami?"

Si iblis kecil itu merasa agak kesal dan dirugikan dengan kata-kata itu: "Kau sudah memakai cincinku. Aku tidak bisa melakukan apa-apa kepadamu!" Ia menjeda dan melihat ke bawah. Ekspresinya gelap. "Aku menciptakan ilusi ini untuk diriku sendiri ...."

Tian Yao tidak berbelas kasihan: "Hancurkan."

Ia selalu waspada di sekitar orang asing, selalu tidak percayaan.

Si iblis ilusi kecil itu menggertakkan giginya. Ia memelototi Tian Yao dan berkata dengan marah: "Baik! Akan kulepaskan! Tetapi, kaulah yang menyuruhku!"

Seiring ucapan itu, ia mengembangkan lengan bajunya. Istana pilar biru yang berkelap-kelip itu langsung mulai goyah. Cahayanya mengejutkannya. Lantai batu yang bersih dan mengilap itu mulai retak dan terbelah. Bebatuan yang rusak dan hancur muncul dimana-mana. Pilarnya juga rusak parah. Hanya kabut hitam di atas kepala mereka yang tetap ada. Pandangan ke atas menyebabkan sulit untuk menekan vertigo.

Meskipun tempat ini berada di dasar Sungai Hitam, tidak ada air di sini. Ketika ilusinya sepenuhnya menghilang, Yan Hui tiba-tiba merasa kedinginan.

Yan Hui masih melihat ke atas, ke kabut hitam itu. Mendadak ia mendengar si iblis kecil menyeringai mengejek. Itu segera diikuti dengan sehelai jubah besar yang menutupi kepalanya.

Yan Hui menarik jubah dari kepalanya dan melihat Tian Yao sudah berbalik.

Suaranya tegang dan kasar: "Pakai."

Yan Hui melihat ke bawah. Itulah ketika ia menyadari ... sialan ....

Ia telanjang bulat!

Yan Hui merona. Ia buru-buru memakai jubah Tian Yao dan dengan cepat mengikatnya.

Si iblis kecil di samping pun mulai tertawa: "Kenapa kau memalingkan muka? Merasa canggung? Kaulah orang yang ingin agar aku menghilangkan ilusinya!"

Tian Yao mengepalkan tangannya jadi tinjuan. Matanya menyipit, dan satu bola api langsung terbang menuju si iblis yang sedang tertawa. Iblis itu buru-buru menghindar. Bola apinya menghantam ke dalam tanah, meninggalkan guratan.

Si iblis kecil itu berulang kali berteriak: "Aku mengikuti perintahmu! Kalau kau marah karena malu, pukul dirimu sendiri! Kenapa kau menyalahkanku?!"

Tian Yao memarahinya dengan suram: "Diamlah."

Yan Hui selesai merapikan jubahnya. Ia melirik Tian Yao dari sudut matanya. Telinga pria itu merona merah. Tampaknya, ia benar-benar marah karena malu.

Tian Yao yang seperti ini, Yan Hui ... melihatnya untuk yang pertama kalinya.

Si iblis ilusi melompat ke sebelah Yan Hui.

Ia bersembunyi dari Tian Yao dan mencengkeram lengan Yan Hui: "Kau adalah majikanku sekarang, jadi kau harus melindungiku. Apabila aku mati, cincin itu juga akan memotong jari kelingkingmu."

Yan Hui tercengang ketika ia mendengar itu. Ia tak lagi peduli apakah Tian Yao malu atau tidak.

Ia segera melihat ke si iblis kecil: "Tradisi macam apa itu?!"

Heart Protection [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang