Chapter 84

64 17 0
                                    

Jian lentur itu ditarik keluar dari dadanya. Yan Hui hanya merasakan hawa dingin dan darahnya mengalir keluar. Itu membuatnya benar-benar tidak nyaman.

Ketika Yan Hui mengangkat tangannya, Ling Fei mengira ia berusaha menggunakan sihir untuk menghentikan aliran darahnya. Mata Ling Fei mengeras. Tidak mungkin ia akan memberikan Yan Hui kesempatan untuk pulih. Sekali lagi ia menurunkan jian-nya. Yan Hui tidak bisa menghindarinya. Ia menyaksikan ujung jian itu turun sekali lagi untuk menikamnya, tetapi kali ini, ada gelombang kekuatan yang besar datang dari belakang sebelum jian itu mencapai dadanya. Itu menghentikan jian tersebut dan membekukan pergerakan Ling Fei. Tidak mungkin untuk menggerakkannya sama sekali.

Ling Fei menjerit frustasi. Ia ingin menusuk Yan Hui lagi. Wajah berselimut bekas lukanya jahat sekali.

Namun, tak peduli seberapa banyak sihir yang dikerahkannya di balik serangannya, Ling Fei tidak bisa menggerakkan jian-nya ke depan lagi.

Ling Fei jadi marah: "Siapa yang menghentikanku?!"

Ia mendongak dan melihat jantung naga di atas tugu batu itu. Apinya jadi semakin besar. Semakin panas sampai-sampai seluruh ruangannya bermandikan cahaya yang menyala-nyala.

Tanahnya bergetar dan bergemuruh keras. Langit-langitnya mulai retak. Kepingan bebatuan berjatuhan. Ling Fei tidak tahu apa yang sedang terjadi. Tanahnya bergoyang sekali hingga ia harus mundur ke belakang.

Yan Hui tetap di bawah. Tidak ada lagi kekuatan di anggota tubuhnya, tetapi jantungnya yang ditikam masih berdetak dengan panas. Ia menyaksikan Ling Fei mundur dengan mata menyipit. Ia mengambil kesempatan untuk mengusap darah jantung ke tangannya, dan menggunakan tenaga terakhirnya, ia menepak telapak tangan berlumur darahnya ke jantung naga yang terbakar itu.

Darahnya tidak menutupi cahaya keemasan jantung itu. Jantung itu bergetar, dan suara gemuruh lainnya terdengar. Yan Hui hanya merasakan kekuatan aneh mengalir ke jantungnya. Rasanya seperti menabrak anggota tubuh dan tulangnya.

Namun, Ling Fei tidak peduli tentang keanehan di sekitarnya. Ia hanya merasa bahwa ia tidak boleh membiarkan Yan Hui keluar hidup-hidup. Saat ia melihat Yan Hui berdiri, Ling Fei mengangkat jian-nya sekali lagi, untuk membunuh Yan Hui.

Ling Fei berteriak, jian melawan kekuatan api jantung naga itu. Ia menebas Yan Hui, tetapi tiba-tiba, jantung naga itu mengeluarkan cahaya yang menyilaukan. Nyaris membutakan Ling Fei. Ia berhenti karena cahaya itu. Ketika cahayanya menyurut, ia mendadak merasakan dingin di jantungnya.

Rasa sakit yang tajam pun segera menyusul.

Ling Fei melihat ke bawah. Yan Hui sedang memegang satu belati kecil, yang menancap ke dalam dada Ling Fei. Darah mengalir keluar, mengikuti bilah pisau itu, dan menetes ke lantai.

"Yan Hui ...." Ling Fei berteriak dan menggertakkan giginya penuh kemarahan. Ia betul-betul tidak rela menerima ini. "Kau berani ...."

Yan Hui memandangnya dengan mata yang dingin: "Ini sebenarnya adalah milikmu."

Dengan suara basah, belati itu ditarik keluar dari dada Ling Fei. Sepertinya, Yan Hui sudah kehabisan tenaga. Ia terhuyung mundur selangkah dan jatuh ke tanah.

Cahaya jantung naga itu menjadi lebih terang lagi. Semakin banyak bebatuan yang jatuh dari langit-langit.

Ling Fei berlumuran darah. Ia menopang dirinya bangun, masih menolak untuk jatuh. Ia berjalan maju selangkah dan dengan keras kepala mengangkat jian-nya.

Ia mengayunkannya ke arah Yan Hui: "Aku akan membunuhmu ...."

Ling Fei mengambil selangkah maju lagi ketika tiba-tiba saja sebongkah batu besar jatuh dari langit-langit. Itu menabrak kepalanya, dan tubuhnya pun hancur. Itu mengarah ke Yan Hui. Yan Hui tak punya tenaga lagi untuk menghindarinya, dan tertekan di bawah tubuh Ling Fei. Lapisan demi lapisan bebatuan menghujani seolah mereka akan menguburnya hidup-hidup.

Heart Protection [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang