Chapter 105

64 17 0
                                    

Sewaktu Yan Hui bergegas menuju ke mata air dingin, ia melihat sekitarnya sudah berantakan. Pepohonan tumbang, dan mata airnya jadi keruh. Beberapa pucuk pohon juga terbakar. Jika tidak melakukan sesuatu, wilayah ini akan kebakaran.

Yan Hui belum melihat jejak Tian Yao. Meskipun ia resah, pertama-tama Yan Hui tetap menggunakan mata air untuk memadamkan pucuk pohon yang terbakar.

Matahari sudah tenggelam, tetapi bulan masih belum muncul di puncak gunung. Segalanya gelap. Yan Hui meliputi matanya dengan sihir iblis dan mulai mencari Tian Yao di antara pepohonan.

Ia mencari untuk waktu yang lama sebelum akhirnya melihat kilatan cahaya api di hutan. Yan Hui langsung fokus ke arah itu dan menuju ke sana. Selagi ia berlari ke sana, ia juga mendengar suara tergesa-gesa dari seseorang yang berjalan.

Ia memaksa melewati semak-semak, dan Yan Hui dapat dengan jelas mendengarnya menabrak batang pohon.

Yan Hui mengejar, memanggil sepanjang waktu. Ia bahkan mulai agak serak. Tetapi orang di depan tidak mau berhenti. Dari suara langkah kakinya, tidak kelihatan seolah ia dalam keadaan yang buruk. Meskipun ia tidak berlari cepat dan agak terburu-buru, langkah kakinya mantap. Ia mungkin tidak mengalami masalah besar, tetapi kenapa ia terus berlari?!

Yan Hui terus mengejar.

Mereka hampir berlari sepanjang jalan ke istana ketika Yan Hui berhenti dengan marah: "Untuk apa kau berlari?!" Ia mendidih, "Kau, berhenti di situ!"

Dan suara berlari itu benar-benar berhenti.

Yan Hui merasa sedikit hancur. Ia sudah menemaninya sekian lama, melihat begitu banyak sisinya yang berbeda. Dan kini, ia menghindarinya tanpa terduga, bertingkah seperti anak kecil yang melakukan sesuatu yang buruk dan bersembunyi dari ibunya untuk menghindari pukulan di pantatnya.

Yan Hui merasa agak tidak berdaya, tetapi hampir ingin tertawa.

Ia berpura-pura marah: "Kemari."

Hening di sebelah sana. Tampak seperti keragu-raguan. Akhirnya, langkah kaki lambat pun terdengar datang dari semak-semak. Ia menuju ke arah Yan Hui.

Pada waktunya, bulan akhirnya memperlihatkan dirinya. Itu seperti air berkabut yang bergelombang di dalam hutan. Tian Yao sedikit memiringkan kepalanya dan berdiri dengan agak tidak natural di depan Yan Hui. Di kepalanya ada dua tanduk kecil yang muncul beberapa waktu yang lalu. Mereka berbeda dari tanduk mengesankan yang biasanya dimiliki wujud naganya. Kedua tanduk kecil ini seperti jari anak kecil dan tidak menonjol jauh dari kepalanya. Itu seperti tiba-tiba muncul dengan bunyi "puff" di keningnya.

Tatapan Yan Hui langsung tertuju pada tanduk kecil itu. Kemudian ia menggigit bibirnya dengan kuat untuk menahan bunyi "puff" dari tawanya untuk keluar.

"Apa itu?"

Tian Yao memalingkan kepalanya dan menghela napas: "Tanduk ...."

"Ha ...."

Pada akhirnya, Yan Hui tidak sanggup menahan tawanya. Tian Yao memandanginya pasrah.

Yan Hui mengulurkan tangan, memegangi kedua tonjolan itu, dan meremas salah satu dari mereka: "Rasanya ... agak lembut ...."

Tian Yao memegang tangannya dan dengan bersemangat berkata: "Yan Hui ...."

"Aku akan meremas yang satunya ...."

"...."

Tian Yao terdiam sesaat.

"Hanya remas sekali saja."

Belum juga ia selesai bicara ketika Yan Hui mengangkat kedua tangan. Masing-masingnya meremas satu. Ia jelas-jelas menikmati dirinya sendiri.

Sewaktu Tian Yao melihat betapa girangnya Yan Hui memainkan tanduknya, ia tidak menghentikannya. Ia hanya berdiri di sana dan membiarkannya bermain-main dengan tanduknya yang sangat aneh.

Heart Protection [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang