Chapter 57

67 16 0
                                    

Penginapan kecil itu diliputi dengan permusuhan.

Ngeri dengan kekuatan serangan Tian Yao barusan ini, murid-murid Gunung Chen Xing tidak langsung bergerak. Yan Hui berdiri, dengan tangan mencengkeram perutnya, dengan Tian Yao di seberang para murid. Ia menyapukan pandangannya ke wajah mereka. Ia berhenti di Zi Chen.

Ia terdiam dan kemudian bergumam pada Tian Yao: "Seberapa banyak napas batinmu yang tersisa setelah menyerang Ling Fei?"

"Tidak ada."

Yan Hui jadi serius ketika ia mendengar perkataan Tian Yao.

Ia hanya berkata: "Sebentar lagi, aku akan menghambat mereka. Kau pergilah."

Ia maju selangkah ke depan, tetapi kerahnya ditangkap dari belakang.

"Kembali."

Suara Tian Yao tenang.

Ia menengok enteng ke atas: "Kita bisa pergi bersama."

Zhu Li sudah mengawasi dari atas, di balik pilar, sepanjang waktu. Mata mereka bertemu. Tatapan Zhu Li mendalam dan ia melangkah keluar.

Pelayan tua di belakang Zhu Li ingin menariknya kembali, tetapi Zhu Li menepis tangannya. Ketika pelayan itu melihat Zhu Li akan menghunuskan jian yang terikat di pinggangnya, pelayan itu dengan resah menekan tangan Zhu Li. Ia mengatupkan giginya dan melihat ke bawah pada murid. Matanya bersinar merah dan dalam sekejap, wajah keriputnya menjadi seram.

Pada saat yang sama, Zi Chen tiba-tiba menolehkan kepalanya untuk melihat ke atas: "Sihir iblis!"

Kabut pucat langsung meledak dari tempat Zhu Li dan pelayan tua itu berdiri. Dalam waktu singkat, kabutnya memenuhi seluruh penginapan.

Di tengah kekacauan, suara Ling Fei yang penuh rasa sakit namun tenang, berteriak dari tengah-tengah di tempat para murid berdiri: "Jangan panik. Bersiap di posisi."

Pada saat itu, Yan Hui merasakan tekanan di pergelangan tangannya. Ia menolehkan kepalanya untuk melihat.

Itu adalah anak yang satu kepala lebih pendek darinya, Zhu Li, yang sedang menggenggam pergelangan tangannya: "Ikut bersamaku."

Tidak ada waktu bagi Yan Hui untuk merespon ketika ia mendengar angin di sekitarnya mulai bersiul. Dalam sekejap mata, kabut di depannya mulai melingkar. Anginnya menjerit.

Yan Hui menginjak sesuatu yang empuk. Ia melihat ke bawah. Ia tidak berdiri di atas segumpal awan maupun pedang, tetapi malah bulu abu-abu yang lembut.

Zhu Li berkata di sisinya: "Jangan khawatir. Paman Zhao cepat. Orang-orang itu tidak akan bisa menyusul. Kita pasti bisa pergi dengan selamat."

Barulah kemudian, Yan Hui menyadari ia sedang berdiri di atas punggung seekor iblis rubah yang sangat besar.

Ia tidak sempat rileks ketika ia menegang lagi: "Dimana Tian Yao?"

Ia dengan bingung mencari-carinya, hanya untuk menemukan ia sudah duduk dengan tenang di belakangnya. Matanya terpejam, dan ia sedang mengatur napas batinnya.

Tian Yao mendongak ketika ia mendengar panggilan Yan Hui. Ia tidak mengucapkan sepatah kata pun, tetapi itu cukup untuk ekspresi Yan Hui kembali mengendur.

Seolah-olah Yan Hui sudah kehilangan seluruh tenaganya.

Ia menjatuhkan diri: "Sakit ...."

Ia mengusap perutnya dan mengulurkan tangan ke atas untuk menyentuh wajahnya. Jarinya belum menyentuh wajahnya yang terluka ketika satu tangan terulur dan menarik tangannya.

Yan Hui berbalik untuk melihatnya.

Tian Yao sedang menatapnya: "Tangan itu kotor. Jangan menyentuhnya."

Heart Protection [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang