Chapter 44

63 15 0
                                    

Melihat tangannya yang menekan kuat di wajah Tian Yao, dalam hati, Yan Hui berpikir keras seberapa lama ia harus membiarkan tangannya tetap di sana. Namun, secara naluriah, Tian Yao mengulurkan tangannya dan menangkap tangan Yan Hui.

Tangannya juga dingin sekali, seperti balok es. Yan Hui menyuruh dirinya agar menarik tangannya kembali. Kalau tidak, dalam sekejap, Tian Yao akan menariknya ke tempat tidur ....

Tetapi, pemikiran ini belum sepenuhnya melintasi benaknya ketika tangan Tian Yao mengerahkan tenaga, sesuai dugaan. Yan Hui langsung ditarik ke tempat tidur.

Yan Hui secara otomatis dipeluk dalam dekapannya seperti seorang anak kecil yang mencari ibunya. Yan Hui dipeluk sebegitu eratnya hingga ia pikir ia dapat mendengar tulangnya berderit.

Terakhir kali Tian Yao sakit, Yan Hui belum mendapatkan kembali sihirnya. Ia tidak bisa melawan maupun melarikan diri. Namun kini, ia sudah mendapatkan kembali sihir kultivasinya. Menghempaskan Tian Yao dalam keadaan sekarang ini tak bisa lebih mudah lagi. Tetapi ....

Ia tiba-tiba tidak mau.

Pelukan ini seperti memeluk satu balok es. Itu membuatnya merasa tidak nyaman dari ujung kepala hingga ke ujung kaki. Yan Hui tidak bisa tidur seperti ini, tetapi setelah memikirkannya lagi, orang yang memeluknya, sepuluh kali lipat merasa lebih tidak nyaman ketimbang dirinya. Memikirkan tentang dua puluh tahunnya yang kesepian, yang dihabiskannya seorang diri di masa lalu, Yan Hui hanya bisa menghela napas dalam-dalam.

Ia mengulurkan tangannya dan memeluknya.

Ia menepuk-nepuk punggung Tian Yao ringan: "Tidurlah, tidurlah. Tidak sakit lagi, tidak sakit lagi."

Itu seperti membujuk anak kecil.

Ini adalah karena wewangian pekasih itu, pikir Yan Hui. Pasti karena efek wewangian pekasih tersebut.

Bagaimanapun juga, mana mungkin orang yang tak berperasaan seperti dirinya tiba-tiba mulai ... merasakan sesuatu untuk seseorang?

***

Hari berikutnya, pagi-pagi sekali.

Tian Yao membuka matanya. Ia melihat mata Yan Hui yang setengah terbuka; matanya sudah bergulir ke atas hingga bagian putih dari matanya terlihat.

Ia masih menggumamkan: "Tidurlah, tidurlah. Tidak sakit lagi, tidak sakit lagi."

Untuk sepersekian detik, Tian Yao ingin menendang iblis bertampang jelek ini turun dari tempat tidur.

Tetapi ia dengan cepat menahan desakan itu.

Karena ia merasakan tangan Yan Hui masih secara otomatis menepuk punggungnya.

Seolah ia sedang membelai hewan kecil, begitu lembut dan ringan.

Yan Hui melawan rasa kantuknya sendiri dan menenangkan Tian Yao sepanjang malam.

Mulut Tian Yao agak bergerak. Ia mundur sedikit. Barulah kemudian, ia menyadari tangannya masih menggenggam pergelangan tangan Yan Hui dengan kuat. Ketika ia melepaskan tangannya, pada kulit Yan Hui tertinggal bekas memutih.

Gerakan itu menyentak Yan Hui yang setengah tertidur.

Matanya langsung terbuka: "Apa? Huh, ada apa sekarang?"

Tian Yao berdeham ringan: "Kau menimpa bajuku."

Mata lelah Yan Hui memandangi Tian Yao untuk beberapa saat.

Kemudian, ia berkata: "Tak perlu dibilang lagi. Ranjang ini begitu sempit. Tidur bersama tentu saja akan melecekkan bajumu."

Ia bangun penuh kebencian dan dengan marah berkata: "Benar-benar tidak menghargai dan mengabaikan niat baikku. Tidak masuk akal dan tidak adil. Lain kali bulan purnama, meski jika kau merangkak dan menangis memohon bantuanku, aku tidak akan memelukmu sampai tidur ...."

Heart Protection [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang