Chapter 64

95 18 0
                                    

Obornya membuat suara gaduh dan bermunculan saat mereka dinyalakan. Beberapa murid dari tiap sekte yang dikirimkan untuk menjaga Gunung San Chong pun muncul di dalam hutan. Semuanya berkumpul. Obornya banyak sekali hingga itu terlihat seolah langit yang gelap itu semakin terang.

Yan Hui mengikuti kelompok murid yang ditemuinya ke area ini. Ia berbaur dengan tanahnya, dan memanfaatkan orang di depannya untuk menghalanginya dari pandangan; ia juga terus menundukkan kepalanya. Tetapi, dari posisinya, ia bisa melihat dengan jelas apa yang sedang terjadi.

Pu Fang terperangkap oleh kerumunan itu. Matanya merah, dan taring panjang pun menonjol dari antara bibirnya. Di kukunya yang tajam juga ada jejak noda darah samar akibat cakaran. Aura iblis melonjak dari tubuhnya, dan dadanya kembang-kempis, bernapas dengan cepat. Ia seperti seekor binatang yang terperangkap, matanya diliputi oleh kemarahan dan keputusasaan.

Dari kelihatannya, Pu Fang sedang membuat pertahanan terakhirnya. Yan Hui menggertakkan giginya. Selain dari mengumpati Pu Fang dalam hati karena bersikap sangat gegabah, tidak ada lagi yang bisa disalahkan Yan Hui kepadanya.

Di depan Pu Fang, berdirilah Ling Fei, yang memakai sebuah topi bercadar. Cadarnya menutupi seluruh wajahnya. Namun, kadang-kadang, angin sepoi-sepoi akan menyibakkan kain kasa itu.

Yan Hui dapat melihat dengan jelas, luka yang tertinggal akibat bilah udara yang digunakan Tian Yao waktu itu ketika di penginapan. Lukanya sudah berkeropeng, dan mereka terlihat seperti jaring jala yang menyelimuti seluruh wajahnya. Itu membuat Ling Fei tampak gelap dan mengerikan.

(T/N: Topi Ling Fei seperti ini, tetapi dengan cadarnya yang juga diturunkan, menutupi seluruh wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


(T/N: Topi Ling Fei seperti ini, tetapi dengan cadarnya yang juga diturunkan, menutupi seluruh wajahnya.)

Mungkin itu benar-benar karena lukanya belum sembuh, makanya Ling Fei kehilangan sedikit kearoganannya yang angkuh dan sedingin es.

Ia tampak lebih mudah tersinggung dan kasar saat ia berbicara: "Sebelum aku datang ke Gunung San Chong, Su Ying Zhenren memanggilku, secara khusus menyuruhku agar mengawasi iblis mana saja yang berencana untuk menghancurkan segel pembelah langit."

Sewaktu Yan Hui mendengar perkataan itu, ia jadi gelisah. Ia tidak bisa mengetahui apakah Su Ying menceritakan pada adik perempuannya, apa yang terjadi bertahun-tahun yang lalu itu, tetapi memang benar bahwa ia waspada terhadap Tian Yao.

Su Ying Zhenren tidak setenang dan sekalem yang dipikirkan Tian Yao. Ia panik tentang kembalinya Tian Yao untuk pembalasan dendam. Kalau tidak, mengapa lagi ia akan memanggil Ling Fei?

"Aku tidak mengira bahwa ada iblis mana saja yang akan cukup ingin bunuh diri untuk bergegas menuju ke segel pembelah langitnya. Siapa sangka, malam ini sungguh ada satu iblis."

Dari apa yang sudah dikatakan, apakah segel pembelah langitnya di suatu tempat di sekitarnya ....

"Katakan, apa tujuan dari klan iblis untuk menemukan segel pembelah langit?"

Heart Protection [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang