Chapter 81

76 18 0
                                    

Kericuhan yang dibuat Tian Yao semalam terlalu parah. Pepohonan tumbang. Tanah kacau balau. Lingkungan sekitar hari ini masih berantakan. Namun, air di mata air dingin itu sudah jadi jernih dan bersih. Tidak tampak ada bedanya dari hari-hari sebelumnya.

Yan Hui berlutut dekat airnya dan menatap pantulan dirinya di air. Pikirannya berputar-putar dengan apa yang baru saja Xian Ge beritahukan padanya. Mereka berlomba-lomba dalam benaknya. Ia tiba-tiba mengulurkan tangan dan menepuk bayangannya sendiri. Kemudian, bahkan tanpa melepaskan jubah luarannya, Yan Hui masuk ke dalam air.

Mata air itu sebenarnya sangat dalam. Yan Hui menahan napasnya dan terus berenang ke bawah. Benaknya dipenuhi dengan bayangan Ling Xiao yang mengajarinya sihir dan kultivasi xian. Selama sepuluh tahun terakhir, ia di sana setiap saat, menemaninya. Yan Hui terus berenang ke bawah seperti ia ingin menghabiskan setiap ons kekuatannya.

Sepuluh tahun kenangan itu berputar dalam benaknya seperti komidi putar. Ia memejamkan matanya dan membiarkan dirinya tenggelam ke dasar. Ia tetap di sini hingga rasa sesak membuat dadanya sakit. Lalu, Yan Hui melesat ke permukaan dan menghirup udara dalam-dalam.

Aliran udara segar yang tiba-tiba itu membuat pandangannya menggelap sepersekian detik.

Kepalanya berada di atas air, dan setelahnya Yan Hui merilekskan tubuhnya. Ia mengapung di atas mata air seperti daun yang layu.

Langit malamnya dipenuhi dengan bintang-bintang berkilauan. Yan Hui memejamkan matanya dan berusaha keras menjernihkan pikirannya. Barangkali ia terlalu lelah karena pikirannya memang benar-benar jernih tak lama kemudian. Ia dengan cepat tenggelam dalam kegelapan. Beberapa saat kemudian, Yan Hui melihat sosok gelap tengah berdiri di hadapannya.

Kali ini, setelah melihat sosok gelap itu, ia tidak berusaha mengejarnya.

Ia hanya berdiri di tempatnya dan menatapnya: "Kepala Murid Senior." Suaranya pelan sekali. "Cepat atau lambat, aku akan membalaskan dendammu."

Ketika Yan Hui mengucapkan kata-kata itu, sosok yang berdiri diam di sana tampak mengerutkan dahi. Wajahnya cemas.

Ia tidak tahu apa yang dicemaskan Zi Chen, tetapi kemudian tiba-tiba saja tubuhnya berayun. Yan Hui langsung terbangun.

Ia membuka matanya dan melihat dirinya diselimuti dalam pelukan yang hangat.

Kening Tian Yao mengerut dalam-dalam. Bibirnya terkatup rapat, dan ia tidak bersuara.

Itu membuat Yan Hui khawatir: "Ada apa?"

"Kukira ...."

Kata itu terucap keluar dari mulutnya tanpa terkendali. Tian Yao menyadari ia terdengar gelisah dan langsung berhenti bicara. Ia memalingkan kepalanya dan melepaskan Yan Hui. Tian Yao berdiri.

Ia menepuk pakaiannya sebelum berkata pelan: "Bukan apa-apa."

Yan Hui melihat ke arah mata air.

Kemudian ia melihat ke arah Tian Yao yang canggung dan menebak: "Kau kira aku bunuh diri?"

Tian Yao berbalik untuk pergi: "Baguslah kalau itu bukan sesuatu yang serius."

"Aku tidak akan melakukan sesuatu seperti itu."

Yan Hui tidak peduli kalau punggung Tian Yao menghadapnya. Ia melihat ke langit malam.

"Aku tidak melakukannya di hari kau menyelamatkanku dari Gunung Chen Xing, jadi mulai dari sekarang, aku juga tidak akan melakukannya. Aku tetap hidup karena ada hal yang lebih penting yang harus kulakukan."

Langkah kaki Tian Yao terhenti. Ia sedikit menolehkan kepalanya untuk melihat Yan Hui dari sudut matanya.

Yang mengejutkannya, Yan Hui tersenyum. Yan Hui meninggalkan mata air dan berjalan ke arahnya.

Heart Protection [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang