Chapter 45

78 21 0
                                    

Layarnya hancur berserakan di lantai. Tian Yao berdiri hanya satu langkah jauhnya di depan tanduk naga tersebut. Sejak awal, ia selalu berada dalam kegelapan.

Kata-kata Su Ying tidak mau pergi dari kepalanya: "Dengan tandukmu, carilah lebih kuat. Cepat temukan sisa bagian tubuhmu. Kemudian ...."

Sisik perlindungan jantung. Ia masih menginginkan sisik perlindungan jantung Tian Yao. Su Ying masih belum menyerah. Mata Tian Yao seperti salju. Tangannya membola jadi kepalan.

Saat ini, tiba-tiba saja ada suara kencang dari luar sana. Seperti bola, Yan Hui dibanting ke dalam kamar, mengenai punggung Tian Yao. Ia pun terhuyung. Yan Hui berguling ke samping. Ia bahkan tidak sempat mengeluarkan suara sakit. Yan Hui jungkir balik di tempat, menopang dirinya dengan kakinya, dan kembali bergegas keluar.

Dalam sepersekian detik, Yan Hui membentuk segel tangan dan melompat naik ke punggung Burung Luan Biru yang juga mengikutinya masuk ke dalam ruangan. Ia menarik bagian bawah sayapnya. Tak peduli seberapa keras Burung Luan Biru itu mengepakkan sayapnya dan melompat kesana-kemari, ia tidak bisa menjatuhkan Yan Hui dari punggungnya.

Yan Hui akhirnya duduk di atas burung itu dan bisa melihat Tian Yao yang bangkit secara perlahan-lahan.

Sifat pemarahnya langsung menggelora: "Kau sedang berpura-pura jadi siapa?! Sastrawan yang sedang merenungi kisah membosankan?! Tanduk naganya ada tepat di depanmu! Ambil! Turun dan serang! Untuk apa kau berdiri di sana?! Menunggu bunga bermekaran?!"

Tian Yao sudah dipukul oleh Yan Hui dengan cukup keras. Ia terbatuk dua kali tetapi tersentak kembali untuk fokus karena amarah Yan Hui.

Tidak jadi masalah apabila Su Ying sengaja meninggalkan tanduk naga itu untuknya. Itu bahkan tidak jadi masalah, apa rencana dan trik licik yang dimiliki Su Ying selanjutnya. Tian Yao harus mengambil tanduk tersebut.

Mereka sejak awal adalah bagian dari dirinya. Mereka awalnya adalah miliknya. Apabila ia akan menghadapi rencana licik Su Ying, maka ia harus mengandalkan tanduknya. Ia harus mengambil kembali semua miliknya yang tersegel. Tak boleh ada sepotong pun yang kurang.

Tian Yao mengulurkan tangannya. Ujung jarinya menyentuh ujung tanduk yang mengambang itu.

Untuk sesaat, kehangatan singkat mulai dari ujung jarinya, menyebar melalui pembuluh darahnya. Itu mengalir ke dalam hatinya.

Tanduk naganya bergetar.

Akhirnya kembali. Mereka akhirnya bagian darinya.

Tian Yao mengulurkan kedua tangannya. Satu tangan menyentuh sebuah tanduk. Walaupun ia tidak punya sihir, cahaya emas terpancar dari telapak tangannya. Untuk sesaat, ruangan itu dipenuhi dengan spiritualitas. Bahkan Yan Hui saja, yang sedang bertarung sengit dengan si Burung Luan Biru, merasakannya.

Selain dari spiritualitas yang tiba-tiba melimpah, Yan Hui juga merasakan sedikit kehangatan. Itu seperti ada api kecil yang menyala dalam dadanya.

Mendadak, Yan Hui merasa kekuatan meliputi anggota tubuhnya dan memasuki tulangnya. Burung Luan Biru itu masih meronta-ronta tanpa henti di bawahnya. Yan Hui menggertakkan giginya dan secara paksa menarik bagian bawah sayapnya. Teriakan parau pun terdengar.

Suara retakan dan robekan terdengar. Sayap Burung Luan Biru itu dikoyak oleh Yan Hui. Akan tetapi, darah tidak bercucuran. Sayap yang dikoyak itu berubah menjadi spiritualitas yang terlihat dan berwarna-warni. Mereka berkilau dan perlahan melayang ke sisi Tian Yao.

Tanduk naganya tak lagi terlihat di tangan Tian Yao. Namun, cahaya emasnya dapat terlihat berputar di sekelilingnya. Spiritualitas warna-warni si Burung Luan Biru melayang ke sekitar tubuhnya. Seolah spiritualitas itu sudah tertarik ke sana dan kini menyelimuti sekeliling tubuh Tian Yao. Perlahan-lahan menyatu ke arah bagian atas kepalanya.

Heart Protection [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang