Sekarang Livania berada di dalam pengadilan bersama dengan Emmy.
Demi apapun Livania gak nyangka kalo cuma nge langgar surat wasiat langsung di adili di depan para bangsawan, dia kira cuma di depan kaisar doang.
"KAKAK!!" Teriak Adeline yg berlari ke arah Livania dengan wajah yg dibuat khawatir.
Livania hanya memutar bola matanya malas saat melihat akting Adeline yg bersujud di bawah kakinya.
"Kakak saya mohon hiks tolong cabut pengajuan hiks tersebut kak... Hiks kasian ibu, ibu pingsan karena tidak percaya" ucap Adeline dan menangis buaya yg mungkin mendapatkan tatapan simpati dari orang orang.
Livania menatap Adeline lalu tersenyum atas kebodohan Adeline tersebut.
"Adikku sayang, apakah kau tidak di ajari oleh guru hukum bahwa tidak di perbolehkan mencabut laporan atas pelanggaran surat wasiat? Atau kau sama sekali tidak pernah masuk kelas saat pelajaran hukum?" Tanya Livania menatap Adeline, Adeline langsung terdiam dengan ucapan Livania.
Memang benar Adeline tidak pernah masuk ke kelas hukum, ia hanya masuk ke kelas tata krama sejarah dan lain lain kecuali hukum.
Semua bangsawan pun langsung menatap Adeline bahkan ada yg berbisik tentang kebodohan Adeline dalam hukum.
Setelah itu pengadilan terhadap Arthur pun dimulai dan Adeline duduk di sisi lain dari Livania.
"Saudari Livania, apakah anda bisa jelaskan pelanggaran apa yg dilakukan duke Acheron dengan surat wasiat mantan duchess Acheron?" Ucap sang pengadil, Livania langsung berdiri di tempatnya dan menatap orang orang yg ada disana dan tak lupa menatap Adeline yg menatapnya tajam.
"Baiklah, ayah saya duke Acheron telah melanggar semua hal yg ada di surat wasiat milik ibu saya duchess Acheron, yg pertama, ibu saya menulis bahwa semua hal yg beliau kelola di kediaman duke akan di lanjutkan oleh saya tetapi ayah saya justru memberikannya ke ibu tiri saya, kedua, taman bunga dan perpustakaan pribadi milik ibu saya seharusnya menjadi milik saya tetapi di berikan oleh ayah ke adik tiri saya dan ibu tiri saya, terakhir semua perhiasan permata dan lainnya yg dimiliki oleh ibu di berikan kepada saya tetapi lagi lagi ayah memberikannya ke ibu tiri saya dan juga ke adik tiri saya. Anda bisa menyimpulkan dari penjelasan saya bahwa semua yg seharusnya menjadi milik saya setelah ibu saya tiada justru di berikan kepada ibu tiri dan adik tiri saya, dan saya tidak mendapatkan satu pun wasiat tersebut" ucap Livania panjang lebar dan menatap Arthur yg memandang Livania dengan pandangan tidak percaya.
Livania hanya mengabaikan lalu menatap sekitarnya dan bisa ia lihat semua para bangsawan yg membicarakan tentang duke Acheron yg di kenal dermawan dan baik hati justru tidak memberikan apa yg sepantasnya putri kandungnya miliki.
"Terimakasih atas penjelasan anda, tuan duke apakah anda memiliki sanksi lain atau pengelakan?" Tanya pengadil, Arthur terdiam sebentar dan menatap Livania yg menatapnya datar.
Putrinya sudah berubah, putrinya yg dulu ceria dan selalu memeluknya saat dia pulang sudah tiada di gantikan dengan putrinya yg menatapnya datar.
"Tidak ada, saya memang melakukan itu semua saya mengakuinya saya pantas dihukum" ucap Arthur dan dengan itu pengadilan pun di tutup dengan hukuman dipenjara tiga hari.
Livania langsung pergi keluar tanpa melihat Arthur, sebelum keluar Livania melirik ke arah Adeline yg menatapnya tajam dengan tangan terkepal.
"LIVANIA!!" Teriak seseorang yg membuat semua orang yg tadi keluar dari ruang pengadilan menatap ke arah orang yg berteriak.
Livania menatap orang tersebut dengan tatapan datar, lagi lagi ada aja cobaan, tadi Adeline sekarang Agatha.
"LIVANIA!! KENAPA KAMU TEGA MEMASUKKAN AYAHMU KE PENJARA NAK!! KAN KAMU BISA TIDAK MELAPORKANNYA KE KAISAR-"
"Jika saya tidak melaporkan ayah mungkin saja pengacara ibu saya yg akan melaporkannya ke kaisar dan kita semua bisa di penjara selama tiga hari dan itu akan merusak martabat keluarga Acheron" ucap Livania lalu pergi meninggalkan Agatha yg terdiam bersama para bangsawan yg sedang berbisik.
Agatha yg tidak kuat mendengar bisikan tersebut menggertak kan rahangnya dan menatap Livania tajam.
Livania sekarang sedang berada di dalam kereta kudanya, dari tadi jantung Livania serasa mau copot.
Demi apa pun yg ada di dunia ini Livania sama sekali gak pernah memberikan sangsi ataupun mengajukan hal seperti tadi ke pengadilan.
Saat melihat keluar jendela tanpa sengaja mata Livania menangkap seorang gadis miskin yg sedang mengemis dijalan, Livania gadis tersebut tak percaya ia kenal dengan gadis tersebut.
"Berhenti!" Ucap Livania dan kereta kuda yg ia tumpangi bersama Emmy berhenti.
Emmy yg ingin bertanya ada apa malah mendapati Livania yg tidak ada di depannya, alias Livania udah turun.
"Tunggu!" Ucap Livania dan gadis tersebut langsung berhenti dan menatap Livania.
Livania mendekat dan menatap wajah gadis tersebut dengan seksama.
"Siapa nama mu?"
T.B.C
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist? No! I'm a Villain (END)
Historical Fiction(Bakal direvisi kalo authornya gak males.) Selena, seorang perempuan nolep yg pinter, dia ber transmigrasi ke tubuh seorang antagonis di buku novel yg dia baca terakhir kali sebelum tidur dan yg dia bakar juga. Dengan berbekal cerita alur yg dia i...