"Apa?" Tanya Livania menatap Elena, kemudian Carla datang dengan nampan berisi gelas isi teh.
"Ya, tadi ada beberapa murid dikelas yg merundungnya, lalu Adeline mengatakan bahwa mereka tidak tau bahwa kamu sering melukai Agatha bahkan mencambuk nya" ucap Elena membuat Livania melongo, yg bener aja, buat sentuh tu lampir aja nggak mau apa lagi lukain tu lampir.
"Lalu? Mereka percaya?" Tanya Livania dan mendapatkan gelengan dari ketiga temannya.
Livania langsung menghela nafasnya lega, untung pada nggak percaya sama ucapan Adeline, kecuali teman Adeline.
"Oh iya, aku melihat pangeran Kyne di bawah, katanya dia i-"
Ceklek.
"Nona, pangeran Kyne ingin menemui anda, beliau sekarang ada di bawah" ucap Ella yg masuk ke dalam.
"Hah?" Ucap Livania yg tiba tiba lemot setelah mendengar ucapan Ella barusan.
Kyne? Orang yg paling bucin sama Adeline pengen ketemu sama Livania? Aneh.
Livania langsung mengalihkan tatapannya dari Ella ke Fiona yg tengah minum.
"Itu yg ingin ku bilang" ucap Fiona seolah paham dengan tatapan dari Livania.
Livania menghela nafasnya lalu berdiri dan keluar kamarnya diikuti ketiga temannya dan kedua pelayannya yg tetap di kamar.
"Salam pangeran Kyne, semoga dewa memberikan anda umur pendek, eh maksud saya umur panjang" ucap Livania sengaja salah omong karena jujur, dia tiba tiba badmood parah.
Kyne hanya diam begitu juga Livania yg mulai duduk di hadapannya dengan ketiga temannya.
"Bagaimana keadaanmu? Kudengar kamu pingsan tadi" ucap Kyne menatap tepat di mata biru gelap Livania.
"Saya baik baik saja, terimakasih sudah mengkhawatirkan saya" ucap Livania lalu suasana kembali hening, tidak ada yg membuka topik sama sekali.
Hingga sebuah suara membuat Livania berdecak kesal dan merotasikan matanya malas.
"PANGERAN KYNE!!" Teriak Adeline lalu berlari menghampiri Kyne dan memeluknya.
"Saya merindukan anda pangeran!" Ucap Adeline dan memberikan Kyne senyuman terbaik yg selalu memikat orang orang.
Tapi itu tidak berhasil kali ini karena Kyne yg menatap wajah Livania yg datar kek jalan tol.
'Ngapain lo natap gw ha?! Mau gw colok mata lo pake jeri tengah?!' Batin Livania menatap mata Kyne dengan tajam membuat Kyne terkekeh.
'Gila ni orang' batin Livania lalu menatap Adeline yg juga menatapnya dengan marah.
"Kakak! Bagaimana keadaan anda? Apakah sudah baikan?" Tanya Adeline dan menatap Livania dengan tatapan seolah olah khawatir.
"Apakah kamu buta?" Tanya Livania menatap Adeline sinis, gara gara maknya dia bisa jadi miskin.
Adeline yg di berikan pertanyaan menusuk itu pura pura tersakiti dan meremas seragam Kyne dengan bergetar.
"Sa saya hanya ber bertanya ke keadaan kakak... Kenapa ka kakak me-"
"Ck, apakah kau punya masalah bicara sekarang?" Tanya Elena menatap Adeline tidak suka dan jijik tentunya.
Adeline langsung terdiam dan menyembunyikan wajahnya di dada Kyne.
"Sudah bel, sebaiknya kalian kembali" ucap Livania lalu berdiri dan pergi ke kamarnya.
Kyne langsung menyingkirkan Adeline dari tubuhnya dan merapikan seragamnya lalu pergi.
Adeline pun terdiam menatap Kyne tak percaya.
"Kenapa Kyne tidak memperhatikanku? Ini semua karenanya..." Gumam Adeline lalu menatap ke arah kamar Livania dengan tajam.
Sedangkan di kamarnya sekarang Livania tengah menatap langit langit kamar miliknya.
"Ella" panggil Livania lalu Ella pun datang menghampiri Livania.
"Ada apa nona? Apakah anda bosan?" Tanya Ella ke Livania yg menatap ke langit langit kamar.
"Jarak antara desa Difb dengan akademi berapa meter?" Tanya Livania membuat Ella berfikir sebentar.
"Jika menggunakan kereta akan memakan waktu 3 jam, sedangkan jika berkuda mungkin 2 jam" ucap Ella mendapatkan anggukan dari Livania.
"Tolong nanti saat kamu pulang beritahu ke Earl dan Erika, besok aku akan pergi ke desa Difb untuk mengecek fenomena itu" ucap Livania yg mendapatkan anggukan dari Ella yg pamit untuk pergi ke dapur sebentar.
Livania pun akhirnya sendiri dan langsung melipat tangannya di dada dan mengetukkan jari telunjuknya ke tangan kirinya.
"Gimana cara menyingkirkan Adeline? Gw udah muak anjir sama dia" ucap Livania lalu menatap ke arah pintu kamarnya dan tersenyum miring.
"Jangan dulu deh... Gw masih mau main main dulu sama tu anak" ucap Livania lalu pergi ke dapur dan pamit ke Ella dan Carla untuk pergi ke taman sekedar mencari angin segar.
"Apakah anda yakin tidak ingin ditemani?" Tanya Carla yg mendapatkan gelengan dari Livania yg langsung pergi keluar kamar.
Livania langsung menghirup udara yg sangat segar dengan perasaan tentram.
Plak!
"Apaan tu?" Tanya Livania yg langsung pergi ke asal suara tadi dan mendapati Emily yg sedang di jambak oleh Agatha.
"KALAU KAMU TIDAK MAU MELAKUKANNYA AKU AKAN MEMBUNUH ADIK MU!!" Ucap Agatha membuat Emily menangis dan langsung menganggukkan kepalanya.
"Bagus, ini racunnya berikan ini kepada minuman Livania agar dia mati"
T.B.C
Lo pada ngasih soal gak di chp kemaren hah?! Kalo kagak gak bakal gw lanjutin, gw maksa ᕕ(˵•̀෴•́˵)ᕗ
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist? No! I'm a Villain (END)
Historical Fiction(Bakal direvisi kalo authornya gak males.) Selena, seorang perempuan nolep yg pinter, dia ber transmigrasi ke tubuh seorang antagonis di buku novel yg dia baca terakhir kali sebelum tidur dan yg dia bakar juga. Dengan berbekal cerita alur yg dia i...