Saat ini Livania berada di kamar milik Veronica yg dari tadi merintih kesakitan dan panas.
"Selir Veronica tenanglah, panasnya hanya bertahan satu hari" ucap Jasmine yg mengelap tubuh Veronica dengan air dingin.
"Hiks... Panas... Aku tidak tahan... Ini sangat panas... Ugh hiks" ucap Veronica diselingi dengan isak tangis membuat Livania jengah.
'Heh mak lampir, itu cuma bertahan sehari doang, lagian panasnya cuma kaya kena air panas sama minyak panas' batin Livania lalu pintu terbuka menampilkan kaisar dan permaisuri yg datang.
Semua pelayan langsung menundukkan tubuh mereka memberi hormat begitu juga dengan Livania.
"Suamiku... Hiks ini... Ini menyakitkan... Aku tidak tahan huhu..." Ucap Veronica lalu memeluk tangan Aaron dengan manja.
"Apakah ada yg melihat saksi mata?" Tanya Hazel menatap ke semua pelayan Veronica termasuk Livania.
"Tidak Yang Mulia Permaisuri, tetapi hamba curiga kepada pelayan baru selir Veronica Yang Mulia" ucap Jasmine menatap Livania yg ada di sampingnya dengan tajam.
"Pelayan baru, siapa dia?" Tanya Hazel membuat Jasmine menunjuk ke arah Livania.
"Salam Yang Mulia Permaisuri, hamba adalah pelayan baru Selir Veronica, nama hamba Rina" ucap Livania menundukkan tubuhnya lalu menegakkannya kembali.
"Hamba mencurigai nya karena Rina lah yg menyiapkan bak mandi untuk selir Veronica" ucap Jasmine kembali membuat Aaron menatap Livania yg menampilkan wajah tenang.
'Dia cukup tenang, biasanya jika ada pelayan yg dicurigai pasti akan panik atau takut' batin Aaron lalu melepaskan pelukan Veronica dan menghampiri Livania.
"Apakah kamu pelakunya?" Tanya Aaron menatap Livania dengan tatapan mengintimidasi.
"Bukan Yang Mulai Kaisar, hamba hanya menyiapkan beliau air hangat, menaburkan kelopak bunga mawar, dan menaruh beberapa wewangian" ucap Livania tenang tanpa nada bergetar.
Aaron langsung menatap mata Livania mencoba mencari kebohongan tapi sayangnya dia tidak menemukannya.
"Lalu siapa yg memberikanmu kelopak bunga mawar dengan wewangian?" Tanya Aaron kembali membuat Livania menatap Jasmine.
"Pelayan Jasmine Yang Mulia" ucap Livania membuat Jasmine menatapnya tajam.
"Apa apaan! Aku tidak memberimu-"
"Anda memberikannya ke Rina pelayan Jasmine, saya melihatnya" ucap salah satu pelayan memotong ucapan Jasmine.
Jasmine langsung menatap pelayan tersebut lalu menatap Aaron.
"Tapi Yang Mulia Kaisar, saat pertemuan tadi gaun yg digunakan selir Veronica rusak secara tiba tiba dan membuat tubuh milik selir Veronica terlihat" ucap Jasmine.
"Lalu, apakah kamu juga mencurigai pelayan ini?" Tanya Aaron menunjuk ke arah Rina yg langsung mendapatkan anggukan dari Jasmine.
"Tadi pagi sebelum berangkat pelayan Jasmine meminta saya untuk memeriksa gaun yg akan digunakan oleh selir Veronica, tetapi tidak ada kerusakan sama sekali" ucap Livania menatap mata Aaron yg berwarna biru toska tersebut.
"Kamu yakin?" Tanya Aaron yg mendapatkan anggukan dari Livania.
"Saya berani bersumpah Yang Mulia" ucap Livania sedikit tersenyum.
"Jangan percaya Yang Mulia! Dia lah pelakunya! Hamba yakin 100% bahwa pelayan baru ini pelakunya!" Ucap Jasmine mencoba meyakinkan Aaron dan menatap Livania tajam.
"Maaf menyela Yang Mulia" ucap salah satu penjaga membuat semua orang menatapnya.
'Penjaga pintu belakang' batin Livania saat mengetahui siapa yg berbicara.
"Saat pukul tiga dini hari saya beserta rekan saya melihat pelayan Jasmine yg masuk ke dalam istana jadi kemungkinan pelakunya bukan pelayan baru tetapi pelayan Jasmine" ucap orang itu membuat semua orang langsung menatap Jasmine.
"Apa? Apakah kamu sedang membual? Aku sama sekali belum masuk ke istana saat pukul tiga pagi!" Ucap Jasmine menatap orang tersebut marah.
"Saya berani bersumpah demi dewa kami berdua melihat pelayan Jasmine masuk ke istana yg mulia" ucap orang itu semakin membuat Jasmine marah.
"Tidak! Jangan percaya Yang Mulia! Mereka berbohong, mereka pasti bersekongkol dengan pelayan baru itu!" Ucap Jasmine menatap Aaron mencoba untuk meyakinkannya.
"Diam!" Ucap Aaron membuat Jasmine terdiam dengan kepala menunduk.
"Panggil selir Carolina" ucap Aaron lalu salah satu penjaga memanggil selir kedua atau selir Carolina.
'Selir Carolina ya, rencana gw bakal lancar jaya dengan bantuan putri penyihir agung tersebut' batin Livania tersenyum sangat sangat tipis.
Selang beberapa menit selir Carolina pun datang, rambut panjang berwarna pastel dengan mata berwarna ocean.
'Duh, insecure gw' batin Livania saat melihat kecantikan Carolina yg uwauw.
"Salam Yang Mulia Kaisar Yang Mulia Permaisuri" ucap Carolina membungkukkan tubuhnya lalu menegakkannya kembali.
"Aku ingin kamu mengecek sidik jari di pintu ruang baju Veronica dan tempat sabun serta shampoo di kamar mandi" ucap Aaron membuat Carolina mengangguk lalu berjalan ke pintu ruang baju Veronica.
Carolina langsung menyentuh pintu tersebut dan menutup matanya, lalu tangannya mengeluarkan cahaya putih.
'Untung gw pake sarung tangan transparan' batin Livania saat melihat Carolina yg membuka matanya dan berjalan ke kamar mandi.
Dia pun juga melakukan hal sama lalu keluar dari kamar mandi.
"Bagaimana? Sidik jari siapa yg kamu temukan diantara dua pelayan ini?" Tanya Aaron menunjuk ke arah Livania dengan Jasmine.
"Pelayan Jasmine Yang Mulia"
T.B.C
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist? No! I'm a Villain (END)
Historical Fiction(Bakal direvisi kalo authornya gak males.) Selena, seorang perempuan nolep yg pinter, dia ber transmigrasi ke tubuh seorang antagonis di buku novel yg dia baca terakhir kali sebelum tidur dan yg dia bakar juga. Dengan berbekal cerita alur yg dia i...