#50

19.8K 1.3K 24
                                    

Sedangkan di istana kaisar sedang ricuh karena Veronica ditemukan tiada beserta Jasmine, lima pelayan dan enam penjaga.

"Sebenarnya siapa yg membunuh Veronica" ucap Aaron menatap mayat Veronica yg ada di hadapannya.

Lalu ingatannya menampilkan wajah Livania sebagai Rina membuat Aaron menatap ke tumpukan mayat pelayan.

"Kenapa mayat Rina tidak ada? Jangan jangan..." Ucap Aaron lalu keluar dari kamar Veronica pergi ke tempat pelatihan ksatria.

Sedangkan Alston hanya diam dan menatap mayat Veronica beserta Jasmine dan beberapa pelayan dan penjaga.

"Bereskan mayat itu" ucap Alston kepada pengawal pribadinya dan pergi ke kamarnya.

"Putraku" panggil seseorang membuat Alston berhenti dan berbalik menatap Hazel.

"Ibunda" ucap Alston lalu menghampiri Hazel dan memeluknya.

"Kamu tambah tinggi ya" ucap Hazel mengelus kepala Alston dengan lembut.

Alston hanya diam menikmati elusan yg diberikan oleh ibunya.

"Bagaimana dengan pemakan Veronica?" Tanya Alston lalu melepaskan pelukannya.

"Besok kita akan mengurusnya" ucap Hazel kembali mengelus kepala Alston.

"Dan suruh Valerie serta Daniel pulang besok" ucap Hazel mendapatkan anggukan dari Alston.

Kembali ke Livania.

Sekarang mereka tengah praktek sihir penyembuhan dan itu berpasangan.

Seperti saat ini Livania yg berpasangan dengan Adeline, sungguh membuatnya ingin memukul kepala Ian menggunakan sepatu kaca.

"Lakukan dengan konsentrasi dan hati hati, karena jika mana sihir yg kalian keluarkan terlalu banyak maka itu bisa membuat lukanya lebih sakit" ucap Ian yg berkeliling, Livania hanya menatap Adeline yg tengah menggunakan mana sihirnya untuk menyembuhkan luka gores kecil di lengannya.

Livania menatap Adeline yg diam diam tersenyum miring membuat Livania mengetahui isi pikirannya.

"Akh!" Ucap Livania saat Adeline yg mengeluarkan mananya terlalu banyak.

Livania langsung menutup lukanya dan diam diam menggunakan sihir api agar membuat lengannya seolah olah terbakar.

"Lady Livania, anda tidak apa apa?" Tanya Ian lalu melepaskan tangan Livania yg menutupi lukanya.

Dan bisa Ian lihat luka Livania yg mengeluarkan darah serta terdapat luka bakar walaupun sedikit samar dan itu membuat luka goresannya mengeluarkan semacam cairan.

(Kaya pas kalian jatuh terus lutut kalian ada lukanya lalu dikasih plaster luka pas dibuka kaya rada bau terus ada cairannya gitu)

"Hei bodoh! Kenapa kamu menggunakan sihir api ke lengan Livania?!" Ucap Fiona menarik rambut Adeline.

"T-tidak aku sama sekali tidak menggunakan sihir api, aku sama sekali tidak memiliki sihir api hiks" ucap Adeline lalu menangis dan memegang tangan Fiona.

"Kau tau, jika kau mengeluarkan terlalu banyak mana sihir untuk mengobati luka seseorang maka itu akan mengeluarkan suhu panas yg bisa membuat luka tambah parah dan kulit terbakar" ucap Isabella yg datang dan memegang tangan Fiona dan memberi isyarat untuk melepaskannya.

Fiona langsung melepaskan tangannya dari rambut Adeline dan sedikit menghempaskan kepala Adeline.

"Sudahlah, lagi pula ini sudah biasa" ucap Livania membuat Fiona, Isabella, dan Elena bingung.

"Sudah biasa?" Beo Elena dan mendapatkan anggukan dari Livania.

"Ibu tiriku sering menyiram ku dengan air panas" ucap Livania membuat yg lain kaget.

"Ternyata duchess Agatha sangat tega kepada lady Livania"

"Kamu benar, aku tak menyangka tentang hal itu"

"Duchess Agatha sangat jahat, padahal lady Livania tidak pernah melukainya"

"Aku memiliki firasat bahwa lady Adeline akan seperti duchess Agatha"

Mendengar bisikan tentang ibunya membuat Adeline tidak terima dan menatap Livania tajam.

"Hiks kenapa kakak mengatakan jika ibu selalu menyiram anda dengan air panas? Hiks padahal ibu selalu menyayangi kakak hiks" ucap Adeline dan menutup wajahnya menggunakan tangannya.

"Menyayangi Livania? Heh! Jika dia menyayangi Livania kenapa dia mencoba menyerang Livania saat pesta ulang tahun pangeran Kyne" ucap Elena membuat Adeline terdiam, oh apakah dia melupakan saat Agatha mencoba menyerang Livania?

"Ta-tapi itu tak disengaja hiks... Waktu itu ibu marah terhadap kakak karena menuduhku hiks hiks" ucap Adeline membuat Livania jengah, apakah ada hal lain yg bisa dilakukan selain bersandiwara.

"Benarkah? Lalu kenapa ibumu memanggil Livania jalang sialan?" Tanya Isabella membuat Adeline terdiam dan hanya bisa menangis kembali.

"Sudahlah biarkan saja, profesor, saya izin beristirahat di asrama" ucap Livania yg sudah berdiri dari duduknya.

"Baiklah, dan jangan lupa obati bekas lukanya" ucap Ian mendapatkan anggukan dari Livania.

Ternyata terkena mana sihir pengobatan itu nggak enak, karena mana sihir tersebut dapat menyerang mana di dalam tubuh walaupun itu dapat sembuh tapi ya sakit cok.

"Apakah perlu kami antar?" Tanya Fiona membuat Livania tersenyum lalu menggelengkan kepalanya.

"Tidak usah, aku bisa sendiri" ucap Livania lalu pergi keluar kelas.

"Pro- profesor, apakah saya juga boleh izin beristirahat di asrama, saya masih terkejut karena tak sengaja mengeluarkan terlalu banyak mana sihir" ucap Adeline membuat Ian menghela nafasnya lalu menganggukkan kepalanya.

"Mari ku antar" ucap Lisa yg mendapatkan anggukan dari Adeline, dan mereka pun keluar kelas.

'Cih, lihat saja aku akan membuatmu jatuh lagi'

T.B.C

Para reader ku tercinta, kalian kok bisa nemuin ni ff dari pencarian, tagar, atau request dari temen?

Antagonist? No! I'm a Villain (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang