Saat ini Livania dan ketiga temannya sedang berjalan di lorong untuk pergi ke kelas seni.
Saat diperjalanan mereka berpaspasan dengan Valerie dan akhirnya mereka berangkat bersama.
Saat sampai bisa mereka lihat banyak siswa siswi yg berkerumun dan juga berbisik bisik.
"Apakah kau tau, saat tadi lady Adeline ditemukan dia berteriak bahwa lady Livania yg mengurungnya di gudang"
"Benarkah? Tetapi kemarin lady Livania berada di kelas sihir pengobatan, bagaimana mungkin ia bisa mengurung lady Adeline"
"Mungkin saja lady Livania menyuruh seseorang untuk mengurung lady Adeline"
"Apakah kau bodoh? Jika lady Livania menyuruh seseorang untuk mengurung lady Adeline pasti lady Adeline tidak akan mengatakan lady Livania yg mengurungnya tetapi seseorang yg tidak ia kenali mengurungnya"
"Ah, kau benar"
Dan berbagai bisikan lainnya tetapi dihiraukan Livania dkk yg langsung duduk di tempat mereka.
"Hm... Sepertinya aku harus berkunjung ke rumah sakit Akademi" ucap Livania membuat keempat orang yg ada di sebelahnya menatapnya.
"Apa? Kenapa kau harus mengunjungi orang rendahan itu?" Tanya Fiona dan mendapatkan anggukan dari ketiga orang lainnya.
"Sebagai kakak yg baik aku harus menjenguk adikku yg sakit bukan? Bahkan aku sudah menyiapkan hadiah untuknya" ucap Livania dan menekan beberapa kata dan membuat keempat orang tersebut paham dengan maksud Livania.
Brak!
Tiba tiba saja ada seorang perempuan yg menggebrak meja Livania membuat Livania terkejut dan menatap perempuan di hadapannya.
"DASAR KAU PEREMPUAN TIDAK TAHU DIRI!! APAKAH KAU MASIH MEMILIKI WAJAH YG BISA KAU TUNJUKKAN DI DEPAN UMUM SETELAH APA YG KAU LAKUKAN?! BAHKAN KAU MEREBUT ALSTON DARIKU!!" Ucap perempuan tadi menunjuk nunjuk wajah Livania dengan wajah marah.
Livania yg sama sekali tidak mengenali perempuan itu hanya bisa mengkerutkan dahinya bingung.
"Memangnya kau siapa nya kakakku? Lady Estonia" ucap Valerie berdiri dan mendorong Estonia menjauh dari Livania.
Saat mendengar nama Estonia Livania langsung tau siapa perempuan dihadapannya ini.
Estonia Alika Alexandra, putri dari keluarga count yang berbeda dengan keturunan Alexandra lainnya kenapa? Karena keluarga Alexandra terkenal dengan tata krama nya dan selalu berhati hati dalam bicara.
"Pfftt" Estonia langsung menatap Livania yg sedang menahan tawanya agar tidak keblabasan.
"Apa yg kau tertawakan?!" Ucap Estonia membentak Livania dan hendak berjalan ke Livania sebelum kakinya di hentikan oleh sulur tanaman.
Livania langsung berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke arah Estonia dan langsung menatapnya.
"Padahal keluarga Alexandra terkenal dengan tata krama dan sopan santunnya yg sangat baik dan sempurna, tapi apa yg ada di depanku? Seorang Alexandra yg memiliki sopan santun dan tata krama yg buruk dan berantakan. Aku yakin, jika count Alexandra mendengar bahwa kau berperilaku buruk kepada putri pertama keluarga Acheron mungkin dia akan pingsan di tempat, kau tau kenapa?" Tanya Livania menyentuh pipi Estonia dan memasang senyuman sinis.
"Karena ayahku akan langsung membuat keluarga Alexandra hancur" ucap Livania lalu menampar pipi Estonia hingga terjatuh ke lantai.
"Dan untuk putra mahkota kaisar, aku tidak merebutnya darimu, beliau sendiri yg mendekati ku. Dan memangnya kau siapanya putra mahkota kaisar? Kau hanyalah lalat bagi putra mahkota kaisar" ucap Livania lalu kembali duduk di tempatnya dan mengelap tangannya yg dia gunakan untuk menampar pipi Estonia.
Estonia langsung memegang pipinya dan pergi keluar dari kelas Livania dengan perasaan malu.
Skip.
Saat ini Livania dkk sedang berjalan menuju ke rumah sakit akademi untuk menjenguk Adeline.
Saat masuk bisa Livania cium bau obat obatan yg sangat menyengat.
'Anjir, perasaan ini kaya UKS doang tapi kok bau obatnya nyengat banget njir' batin Livania lalu berjalan ke arah Adeline yg sedang terduduk dan makan.
"Bagaimana keadaanmu Adeline?" Tanya Livania dengan senyum lembut yg membuat Adeline terkejut dan menatap Livania dengan takut.
"Ka-kakak, saya mohon jangan apa apakan saya kak! Saya tau kakak kesal dengan saya karena dituduh mengambil kalung yg diberikan permaisuri kepada kakak, kakak boleh memarahi saya tapi hiks jangan kurung saya lagi digudang seperti kemarin kak hiks, saya mohon" ucap Adeline lalu berlutut di hadapan Livania dan langsung menyita perhatian semua orang yg kebetulan ada di sana.
"Apa maksudmu? Kemarin aku berada di kelas pengobatan" ucap Livania membuat Adeline menatap Livania dengan terkejut.
"A-apa maksud kakak? Jelas jelas saya melihat kakak dan ketiga teman kakak mengurung saya! Saya melihatnya dengan jelas hiks" ucap Adeline berusaha membela dirinya dan air mata yg menetes membasahi pipinya.
Beberapa orang ada yg kasihan dan berbisik tentang Livania yg mengurung Adeline, sedangkan yg lainnya mengatakan bahwa Adeline sedang berdrama.
"Hm... Tetapi saat di kelas sihir pengobatan aku sama sekali tidak melihat ketiga temanmu yg biasanya mengikuti mu, kemana mereka?"
T.B.C
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist? No! I'm a Villain (END)
Historical Fiction(Bakal direvisi kalo authornya gak males.) Selena, seorang perempuan nolep yg pinter, dia ber transmigrasi ke tubuh seorang antagonis di buku novel yg dia baca terakhir kali sebelum tidur dan yg dia bakar juga. Dengan berbekal cerita alur yg dia i...