#37

24.3K 1.5K 17
                                    

Malam hari pun tiba, semua orang telah tertidur kecuali Livania yg memikirkan sebuah rencana.

"Apa gw selamatkan emaknya Valerie aja ya, terus bunuh selir keempat, soalnya selir keempat gada gunanya anjir, bisanya foya foya tapi gak bisa ngasih keturunan" gumam Livania menatap langit yg di terangi oleh bulan.

"Tapi caranya gimana?..." Ucap Livania lalu memikirkan cara agar bisa menyelamatkan selir Nirvana dan membunuh selir keempat yg nggak ada gunanya, bahkan dia hidup aja nggak guna apa lagi mati.

Cukup lama berfikir akhirnya Livania mendapatkan sebuah ide.

Livania langsung menggunakan sihir duplikat dirinya sendiri, dan muncul sosok dirinya di sampingnya.

"Dengerin dan inget ini, lo gantiin gw selama seminggu di sini, dan gw bakal pergi ke istana kaisar untuk menjalankan rencana gw, ok" ucap Livania kepada duplikat yg mengangguk paham.

Livania langsung mengambil jubahnya dan beberapa kantung yg berisi koin emas lalu berteleport ke sebuah pohon yg dekat dengan pasar yg sunyi.

"Bentar... Belati gw mana?" Ucap Livania mencari keberadaan belatinya lalu menepuk jidatnya.

"Selena goblok! Dasar anak jompo! Pake ketinggalan lagi..." Ucap Livania memukulkan kepalanya ke arah batang pohong.

"Huft... Untung bawa duit gw, toko senjata buka nggak ya?" Ucap Livania lalu berjalan menyusuri pasar yg hening.

Cukup lama berjalan Livania pun sampai di depan toko senjata dan untungnya mereka belum tutup.

Livania langsung menggunakan tudung jubahnya dan membuka pintu di susul dengan suara lonceng.

"Selamat datang di toko kami! Apakah ada yg bisa kami bantu?" Ucap seorang pria yg berada di sebuah meja kasir.

"Aku mencari sebuah belati, apakah disini ada?" Ucap Livania kepada pemilik toko tersebut.

"Tentu saja, anda ingin ukuran yg mana?" Ucap pemilik toko dan mengeluarkan lima belati dengan ukuran berbeda.

Livania mengambil salah satu belati dengan ukuran kecil dari keempat belati lainnya.

"Berapa ini?" Ucap Livania menunjukkan belati yg dia ambil ke pemilik toko.

"Itu hanya 10 koin emas saja" ucap pemilik toko ke Livania yg mengamati belati tersebut.

'Pantes murah, orang ini belati nggak terlalu tajam, kalo buat bunuh orang palingan cuma kaya luka gores' batin Livania lalu meletakkan kembali belati tersebut.

"Apakah ada belati dengan ukuran kecil tapi sangat tajam?" Ucap Livania membuat pemilik toko tersenyum lalu mengambil sebuah belati kecil dan sangat tajam.

"Seperti ini?" Ucap pemilik toko menunjukkan belati yg ada di tangannya ke Livania.

"Berapa?" Tanya Livania hendak mengambil belati tersebut tetapi di tahan oleh pemilik toko.

"Hanya 36 koin emas" ucap pemilik toko membuat Livania berfikir sejenak.

'Satu belati 36 koin emas, dan gw butuh 10 belati, 36 × 10 = 360, dan gw bawa 5 kantong yg satu kantong berisi 500 koin emas, jadi total 5 kantong yg berisi 500 koin emas totalnya 2.500, jadi satu kantong gw gunain buat beli belati berarti sisa 2.000 koin emas' batin Livania menghitung koin yg dia bawa dengan harga belati.

"Baiklah, aku ambil 10, ini kantung itu berisi 500 koin emas" ucap Livania memberikan salah satu kantungnya ke pemilik toko.

Pemilik toko tersenyum lalu mengambil 9 belati lagi dan memberikannya ke Livania dan mengambil kantong yg ada di depannya.

"Terimakasih karena telah mampir dan membeli senjata kami, silahkan datang lagi!" Ucap pemilik toko saat Livania mengambil belati tersebut dan keluar dari toko senjata.

"Oke, gw udah beli belati, sekarang gw harus jadi babu di istana kaisar" ucap Livania lalu berjalan ke istana kaisar dan menikmati pemandangan langit yg indah.

"Wah, ada mangsa ternyata" ucap seseorang membuat Livania berhenti dan menatap sekitar.

'Oh shit! Gw masuk ke markasnya bandit!' Batin Livania saat mengetahui dimana dia berada sekarang.

"Sialan" gumam Livania saat melihat 20 bandit yg mengepungnya.

"Wah, lihatlah kulitnya, dia sangat putih" ucap salah satu bandit saat melihat tangan Livania yg putih.

"Bacot" ucap Livania menjentikkan jarinya ke atas dan muncul sebuah es yg runcing lalu es es tersebut menancap di kepala bandit.

Livania langsung kembali ber teleportasi ke luar benteng istana kaisar.

"Anjir, ternyata teleportasi nguras tenaga juga ya" ucap Livania lalu beristirahat sejenak.

Cukup lama Livania beristirahat dan hampir aja ketiduran jadi dia lanjut masuk ke dalam benteng yg mengelilingi istana kaisar.

Livania berjalan melewati istana kaisar yg sangat besar, bukan istana tersebut yg ingin Livania masuki, tetapi sebuah bangunan khusus pelayan yg ada di belakang istana.

Saat sampai di depan istana Livania langsung merubah penampilannya, rambutnya yg hitam berubah menjadi pink dan warna matanya yg awalnya biru gelap seperti malam berubah menjadi magenta.

"Baiklah, rencana dimulai"

T.B.C

Antagonist? No! I'm a Villain (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang