Livania langsung melihat sekeliling mencari keberadaan Alston dan ketemu.
Alston sedang menyamar menjadi seorang bangsawan biasa dengan rambut hijau dan mata coklatnya.
Yah... Sepertinya dia tidak peduli dengan keadaan yg menjadi mencengkam.
Livania langsung tambah menangis dan membuat Isabella panik begitu juga dengan Fiona dan Elena.
"Tenanglah nak" ucap seseorang mengelus kepala Livania yg membuat Livania mendongak dan bisa dia lihat sang permaisuri dengan senyum hangat.
Author mo jelasin lagi kalo ratu sama permaisuri tuh bisa dibedain lewat mahkotanya, entar author kasih foto mahkotanya di akhir.
Livania lalu menyembunyikan wajahnya dan melirik ke Alston yg mulai beranjak dari tempatnya.
"LEPASKAN AKU!! DASAR RENDAHAN!!" Teriak Agatha yg di tahan oleh para penjaga.
Permaisuri dan ratu yg melihatnya saling menatap lalu permaisuri langsung berjalan ke arah Agatha.
"Agatha, kenapa kau berteriak rendahan padahal kau juga sama rendahan dengan darah rakyat jelata mu itu" ucap permaisuri yg kita panggil Hazel saja.
Agatha yg mendengar ucapan Hazel menatapnya dengan tatapan tidak percaya, permaisuri yg dikenal lemah lembut tiba tiba berbicara seperti itu.
Livania hanya menonton sambil menarik ingus yg hampir keluar dari idungnya.
Lagi enak enak nonton Livania mendengar suara kesakitan yg tertahan dari Isabella.
"Pu-putra mahkota Alston!" Ucap Elena lalu memberikan salam, sedangkan Livania yg mendengarnya langsung menatap kebelakang Isabella dan ya disitu ada Alston yg membongkar identitasnya.
Alston yg selesai menyembuhkan Isabella langsung menatap Livania yg juga menatapnya dengan mata sembab.
Alston tersenyum tipis dan mengelus kepala Livania lembut yg membuat Livania kaget.
"Aku sudah menyembuhkan temanmu jangan menangis seperti anak kecil lagi" ucap Alston lalu pergi ke luar aula meninggalkan Livania yg mematung tidak percaya.
"Li-Livania apa kau masih hidup?" Tanya Fiona mengecek apakah Livania masih bernafas atau tidak.
Livania langsung menatap Fiona datar dan memukul pelan kepala Fiona yg cengengesan.
Livania langsung menatap Adeline yg masih ditempatnya dengan tatapan tidak percaya serta tangan yg mengepal.
Livania langsung tersenyum kemenangan dimana senyuman yg mirip dengan senyuman milik Adeline sebelum berangkat kemari.
Adeline langsung mengepalkan tangannya dengan ekspresi marah tetapi langsung ditutupi dengan ekspresi tidak percaya lagi.
Livania yg melihatnya sedikit kagum dengan perubahan ekspresi milik Adeline yg begitu cepat.
"Agatha, anda dihukum penjara selama satu minggu karena mencoba menyerang lady Livania. Dan anda lady Adeline" ucap Grace yg menatap Adeline yg sedikit kaget.
"Sa-saya yang mulia" ucap Adeline dan menunjuk dirinya sendiri dengan tangan bergetar.
"Anda dihukum tidak boleh keluar rumah selama lima hari karena mencuri baju milik Livania yg diberikan oleh putraku" ucap Grace membuat Adeline melotot dan segera bangkit lalu berlari ke arah Grace.
Saat Adeline pas pas dengan Livania dkk Isabella langsung membekukan lantai yg akan dipijak Adeline dan menyebabkan Adeline tergelincir dan jatuh.
BRUK!!
Ugh, sakitnya sih gak seberapa tapi malunya itu loh yg mau bikin nangis.
"Apakah anda ingin protes? Padahal anda harus bersyukur saya tidak memasukkan anda ke penjara seperti ibu anda" ucap Grace berada di hadapan Adeline yg masih tengkurap.
Adeline langsung duduk dan menundukkan kepalanya tetapi matanya melirik ke arah Livania dkk yg menatapnya.
Bisa Adeline lihat tatapan mengejek dimata mereka berempat terutama Livania tersenyum tetapi tidak di sadari orang orang.
Skip tengah malam.
Livania masih terbangun karena merasa bosan, Livania yg sudah menyusun rencana justru tidak memprediksi bahwa Agatha akan dipenjara.
"Sekarang gw jahilin siapa?" Tanya Livania pada dirinya sendiri dan muncul nama Adeline di benaknya.
Livania langsung bangun dan mengenakan jubahnya dan teleportasi ke kamar Adeline yg ternyata belum tidur.
Livania melihat Adeline di balkon yg sedang menatap bulan yg sendirian di tengah awan yg gelap.
Livania tersenyum dan menyentuh lantai dan membuat lantai tersebut dingin dan juga hawa disekitar.
Setelah selesai Livania langsung berteleport ke kamarnya dan menyeringai lalu menerjang kasurnya yg empuk.
Paginya.
Livania yg lagi enak enak tidur di kaget kan sama Ella yg mendobrak pintunya dengan keras dan mengatakan kalau ada ajudan dari istana Kaisar yg mengirimkan hadiah.
Dan sekarang disinilah Livania berada di ruang tengah dan melihat lihat hadiah yg lumayan banyak sekita 18.
Ya gak jauh dari kata gaun perhiasan dan lain lainnya yg berkaitan dengan bangsawan.
Dan saat itu juga muncul Adeline bersama Nina menghampiri Livania yg sedang melihat lihat hadiahnya.
"Wah! Kakak, dari siapa semua ini? Apakah ada untuk saya juga?" Tanya Adeline dan duduk di sebelah Livania dan mengambil satu kalung dengan permata ruby.
Livania langsung menatap ajudan istana kaisar dan dia pun menggelengkan kepalanya.
"Tidak ada, semua ini permaisuri yg memberikannya untukku" ucap Livania dan mengambil kalung yg di pegang Adeline.
'Sabar permainan kedua belum di mulai, mong ngomong kenapa ni anak kek pucet banget dah?'
T.B.C
Mahkota ratu.
Mahkota permaisuri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist? No! I'm a Villain (END)
Fiksi Sejarah(Bakal direvisi kalo authornya gak males.) Selena, seorang perempuan nolep yg pinter, dia ber transmigrasi ke tubuh seorang antagonis di buku novel yg dia baca terakhir kali sebelum tidur dan yg dia bakar juga. Dengan berbekal cerita alur yg dia i...