"TAPI KEPALA AKADEMI!! BUKAN SAYA PELAKUNYA! BISA SAJA LIVANIA YG MENUDUH SAYA KARENA DIA YG SELALU MENGATAKAN BAHWA SAYA MENCURI!!" Teriak Adeline dan menuduh Livania yg membuat Livania sedikit geram, walaupun emang bener sih.
"Apakah kau menuduhku?" Tanya Livania membuat Adeline menatap Livania.
"BUKANKAH MEMANG BENAR, SETIAP KALI AKU MEMAKAI SESUATU YG BUKAN MILIKKU KAU SELALU MENGATAKANNYA DAN MEMANGGILKU PENCURI!!" Teriak Adeline sedangkan Livania sedang menahan amarahnya.
"APAKAH KAU TIDAK PUAS KARENA SELALU MENYAKITI KU? KAU CEMBURU KARENA AKU DEKAT DENGAN KYNE?! AP-"
"ADELINE!!" Teriak Arthur membuat Adeline terdiam dan tersadar apa yg baru saja dia katakan.
Adeline langsung menatap Agatha yg juga menatapnya terkejut mendengar ucapan yg keluar dari bibir Adeline.
"Ka-kakak sa-saya ti-tidak be-"
"Sudah, cepat bawa anak ini ke rumah uji coba sekarang!" Ucap Lea menunjuk Adeline yg bergetar karena keceplosan.
Aderald langsung menyuruh profesor konseling membawa Adeline ke rumah uji coba.
Lalu mereka keluar dari ruangan kepala akademi dan kedua duke and duchess langsung pergi ke kediaman mereka setelah berpamitan kepada putri mereka.
"Tidak akan ada orang rendahan selama tiga minggu!" Ucap Elena senang sedangkan Livania hanya tersenyum dan memikirkan rencana.
'Hmm kalo gak salah Agatha bakal pesen perhiasan impor dari kekaisaran sebelah' batin Livania masih sibuk memikirkan apa yg harus ia lakukan dengan perhiasan tersebut.
Saat sampai dikamar bisa Livania lihat ada burung elang yg ada di jendela dengan sebuah surat.
Saat elang tersebut melihat Livania elang tersebut langsung menghampiri Livania.
"Dari siapa kau mengirimkanku surat elang manis" ucap Livania mengelus bulu elang tersebut dan langsung mengambil surat yg ada di kakinya.
Livania langsung membaca surat tersebut dan tersenyum miring dan memberikan elang tersebut makanan dan menerbangkannya kembali.
"Elena, aku ingin pergi sebentar, jika ada yg mencariku bilang aku sedang pergi" ucap Livania mengambil jubah dan teleportasi ke sebuah hutan.
Disana bisa Livania lihat ada sebuah kereta dari kekaisaran sebelah yg mengangkut perhiasan untuk dijual di kekaisaran Envuella.
Livania langsung berteleportasi kembali ke kereta tersebut dan mencari barang yg dipesan Agatha.
Saat dapat Livania langsung mengambil kalung yg sama persis dengan yg di pesan Agatha.
Livania langsung mengambil kalung yg dipesan Agatha dan menggantinya dengan yg palsu.
Livania langsung berteleportasi kembali ke asramanya dan menyimpan kalung tersebut di tempat penyimpanan yg dia buat dengan sihir, lebih kek inventori gitu.
"Livania, darimana aja kau?" Tanya Elena saat melihat Livania yg melipat jubahnya dan menaruhnya kembali ke almari.
"Habis mengurus pengeluaran keuangan" ucap Livania yg hanya mendapatkan anggukan dari Elena yg percaya.
Livania langsung mengganti gaunnya dengan seragam akademi lalu keluar dari kamarnya.
Ini masih jam pelajaran pertama jadi Livania masih memiliki banyak waktu untuk menunggu pelajaran kedua dimulai.
Jadi Livania memutuskan untuk jalan jalan berkeliling taman yg sepi dengan udara yg sangat sejuk.
Mata Livania tak sengaja menangkap sebuah rumah besar sederhana yg ada disana.
"Oh, rumah uji coba" ucap Livania menatap rumah tersebut dengan senyuman miring.
Livania langsung menggunakan sihir tembus pandang dan pergi ke rumah uji coba dan untungnya pintunya terbuka dan bisa dia lihat Adeline yg sedang menyapu.
'Wow, lihatlah wajahnya yg menahan kesal itu' batin Livania lalu masuk ke dalam dan menuju dapur yg terlihat rapi.
'Ha~ ini sangat rapi, tapi tidak bertahan lama' batin Livania lalu menggunakan sihir angin untuk membuat dapur berantakan.
PRANG!!
Panci yg semulanya di gantung terjatuh menyebabkan suara yg nyaring.
Adeline langsung berlari kedalam dan menatap terkejut dapurnya yg sangat berantakan.
"Apa yg terjadi... Kenapa berantakan?" Tanya Adeline lalu merapikan kembali dapurnya dan itu tak luput dari pandangan Livania.
Livania langsung berjalan ke depan dan melihat halaman depan yg bersih dan rapi.
Livania langsung menggunakan sihir anginnya kembali dan membuat halaman depan berantakan.
Livania langsung pergi ke pojokan menunggu Adeline ke depan dan sesuai yg diharapkan Adeline langsung ke depan dan terkejut dengan halaman depan yg berantakan.
"KEPARAT!! SIAPA YG MELAKUKAN INI SEMUA?! AKU AKAN MEMBUNUHNYA!!" Teriak Adeline melemparkan sapu yg dia bawa dan tiba tiba muncul guru konseling dan melihat halaman belakang yg berantakan.
"Nona Adeline! Apakah anda tidak melakukan apa yg saya suruh?!" Tanya guru konseling menatap Adeline tajam yg membuat Adeline keringat dingin.
"Ti-tidak guru Vella, saya sudah menyapu halaman depan" ucap Adeline membuat Livania tersenyum.
"Lalu, kenapa masih berantakan? Apakah anda mencoba berbohong kepada saya?" Tanya Vella semakin menatap Adeline tajam.
"Ti-"
"Sudah! Sekarang bersihkan ini semua lalu pergi ke kamarmu dan tulis apa yg ku ucapkan. Aku tidak akan membohongi profesor Vella lagi" ucap Vella lalu pergi meninggalkan Adeline yg menundukkan kepalanya dan mencengkram gaunnya.
'Hahahahaha! Sungguh menyenangkan!'
T.B.C
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist? No! I'm a Villain (END)
Historical Fiction(Bakal direvisi kalo authornya gak males.) Selena, seorang perempuan nolep yg pinter, dia ber transmigrasi ke tubuh seorang antagonis di buku novel yg dia baca terakhir kali sebelum tidur dan yg dia bakar juga. Dengan berbekal cerita alur yg dia i...