"Ada apa ayah" ucap Alston saat berada di dalam ruang kerja Aaron.
"Ini tentang ibu keempat mu, dia keracunan" ucap Aaron membuat wajah Alston menjadi datar.
"Anda memanggil saya hanya untuk hal itu? Lebih baik saya tidak datang jauh jauh dari akademi ke istana" ucap Alston lalu mendudukkan dirinya di sofa tunggal.
Aaron menghela nafasnya saat mendengar jawaban dari Alston, padahal semua anaknya tidak membenci Veronica, tapi kenapa hanya Alston yg membencinya?
"Dia juga ibumu" ucap Aaron berdiri dari kursinya dan menghampiri Alston.
"Tapi dia tidak melahirkan ku" ucap Alston kembali membuat Aaron menghela nafasnya.
Apakah ini bayaran untuknya karena dulu selalu bersikap dingin dan acuh kepada ayahnya? Sepertinya iya.
"Aku tau kamu membencinya, tapi setidaknya temui lah dia sebentar untuk melihat kondisinya" ucap Aaron mengelus rambut putih milik Alston yg mirip dengan rambutnya.
"Hm" ucap Alston lalu berdiri dan keluar dari ruangan Aaron dan pergi ke kamar Veronica.
Aaron hanya bisa menggelengkan kepalanya, sebenarnya sifat Alston itu darinya dulu waktu menjadi putra mahkota atau dari ibunya?
Sedangkan Alston sekarang tengah berdiri di depan pintu kamar Veronica.
Alston menghela nafasnya dan akan membuka pintu sebelum pintunya dibuka dari dalam.
"Ah, salam Yang Mulia Putra Mahkota" ucap Livania lalu membungkukkan tubuhnya.
Beberapa menit yg lalu.
"Capeknya harus sandiwara kek gitu" ucap Livania saat sampai di kamarnya dan merebahkan tubuhnya.
Tok tok tok
"Siapa sih, baru juga rebahan" ucap Livania lalu membuka pintu dan nampak lah seorang penjaga.
"Selir Veronica meminta anda untuk membuatkan kue kering" ucapnya membuat Livania menghela nafasnya.
'Baru juga sampe kamar' batin Livania lalu pergi menuju dapur istana.
Saat di lorong perempatan dia berhenti karena mendengar suara Carmia.
"Oh iya, ini temanku, namanya Oriel Daniella Nouth, dia cantik bukan?"
'Oriel Daniella Nouth, cuma tokoh figuran, nggak penting juga sih soalnya dia bakal nikah sama Als- bentar... Dia kan suka sama Alston, dan kebetulan gw ngincer Alston... Apa gw harus singkirkan dia? Hmm... Biarin aja deh' batin Livania lalu melanjutkan perjalanannya ke dapur istana.
Saat sampai Livania langsung membuatkan kue kering yg diminta Veronica dan dicampur dengan bunga
Axyzena.Setelah matang dia langsung pergi ke kamar Veronica dan memberikan kue tersebut.
"Ini selir Veronica, silahkan dinikmati" ucap Livania lalu mundur beberapa langkah.
"Dimana tehku?" Tanya Veronica yg berusaha menahan rasa panas ditubuhnya.
"Ah, maafkan hamba hamba lupa, hamba akan mengambilkannya segera" ucap Livania lalu berbalik dan membuka pintu dan itu berpapasan dengan Alston.
Gitu ceritanya.
"Tegakkan tubuhmu" ucap Alston lalu menatap Veronica yg sedang memakan kue kering.
"Kata ayah anda keracunan, tetapi anda tidak terlihat seperti orang keracunan" ucap Alston membuat Veronica menatap Alston.
"Astaga putraku, aku ini memang keracunan, aku sedang berusaha menahan panas di kulitku yg cantik ini" ucap Veronica membuat Alston memasang ekspresi tak suka.
"Aku bukan putramu" ucap Alston lalu menatap Livania dan merubah ekspresi nya menjadi lembut.
"Apakah kamu bisa ikut aku sebentar?" Tanya Alston membuat Livania bingung.
'Bentar, keknya gw baru ngeh, gw kan ngincer si Alston, tapi kok dia deketin gw mulu' batin Livania menatap Alston lalu saat ingin bicara tapi dipotong oleh Veronica.
"Rina! Cepat ambilkan aku teh! Aku sudah haus!"
'Ck, ambil sendiri kek!' Batin Livania lalu segera pergi ke dapur istana diikuti Alston.
Saat masuk ke dapur istana semua pelayan dan koki langsung membungkukkan tubuhnya.
"Salam Yang Mulia Putra Mahkota!" Ucap mereka serempak membuat Livania menatap kebelakang dan mendapati Alston yg tersenyum.
"Yang Mulia, kenapa anda mengikuti saya?" Tanya Livania.
"Karena aku ingin bicara denganmu" ucap Alston membuat Livania menghela nafasnya.
"Maaf Yang Mulia, tapi saya harus membuatkan selir Veronica teh" ucap Livania sedikit membungkukkan tubuhnya.
"Aku akan menunggu" ucap Alston lalu berdiri di pojok dapur membuat Livania menghela nafasnya.
"Terserah anda Yang Mulia" ucap Livania lalu mengambil teko dan segera membuat teh yg dicampur dengan bunga beracun.
Setelah selesai Livania langsung mengambil nampan dan dua gelas serta piring kecil.
Saat akan membawanya gerakannya dihentikan oleh Alston membuat Livania bingung.
"Kepala pelayan!" Panggil Alston lalu datanglah kepala pelayan yg membungkukkan tubuhnya.
"Bawa teh ini ke kamar Veronica" ucap Alston lalu menarik tangan Livania keluar dari dapur.
Kepala pelayan hanya menghela nafasnya saat mendengar Alston memanggil Veronica tanpa embel embel ibu atau selir.
"Apakah kamu merasa aneh dengan putra mahkota?"
"Aneh? Aneh kenapa?"
"Kamu lihat kan tadi beliau datang bersama dengan pelayan baru selir Veronica dan menunggunya selesai membuat teh, dan juga langsung menariknya pergi"
"Apa jangan jangan Yang Mulia Putra Mahkota menyukai pelayan itu?!"
"Tutup mulut kalian dan lanjut bekerja!" Ucap kepala pelayan lalu membawa nampan berisi teh ke kamar Veronica.
T.B.C
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist? No! I'm a Villain (END)
Historical Fiction(Bakal direvisi kalo authornya gak males.) Selena, seorang perempuan nolep yg pinter, dia ber transmigrasi ke tubuh seorang antagonis di buku novel yg dia baca terakhir kali sebelum tidur dan yg dia bakar juga. Dengan berbekal cerita alur yg dia i...