"Yang Mulia, apa yg ingin anda bicarakan?" Tanya Livania saat dia telah sampai disebuah ruangan rahasia di perpustakaan.
"Lepaskan saja topeng itu" ucap Alston membuat Livania menatap Alston dengan waspada.
"Tidak perlu waspada seperti itu kepadaku, Livania" ucap Alston membuat Livania terdiam.
Livania pun langsung merubah fisiknya menjadi dirinya sendiri bukan Rina.
Alston tersenyum saat melihat wajah Livania yg begitu cantik, walaupun di sana cahayanya hanya dari lilin.
"Kamu cantik Livania" ucap Alston mencium rambut hitam milik Livania.
"Terimakasih Yang Mulia" ucap Livania menarik rambutnya dari tangan Alston.
"Jadi apa yg anda ingin bicarakan?" Tanya Livania menatap mata merah milik Alston yg menyala terkena cahaya api dari lilin.
"Apakah kamu melupakan ku sayang?" Tanya Alston membuat Livania bingung, apa maksudnya? Melupakannya? Apakah Livania dulu pernah bertemu dengan Alston?
"Apa maksud anda Yang Mulia, apakah kita pernah bertemu atau menjalin hubungan?" Tanya Livania membuat Alston menundukkan kepalanya dan memeluk tubuh Livania.
Livania hanya diam tidak memberontak karena dia masih mencerna ucapan Alston.
"Padahal aku sudah menunggumu lebih dari 100 kehidupanku, aku selalu bereinkarnasi dan di reinkarnasi tersebut aku selalu mencari mu... Dan di kehidupanku ke 105, akhirnya aku menemukanmu tapi... Kamu tidak mengingatku sama sekali..." Ucap Alston semakin membuat Livania bingung.
'Ha? Alston hidup lebih dari 100 kali... Wah, buyut' batin Livania sedikit kagum karena ada orang yg hidup lebih dari 100 kali.
"Aku masih mengingat wajahmu... Wajah kecil dengan bibir tipis berwarna cherry alami, dengan mata berbentuk mata rubah dan hidung pesek yg mungil serta pipi yg chubby, bulu mata lentik dan tahi lalat kecil di pipi kiri serta di kelopak mata atas bagian kanan mu..."
"Rambut hitam panjang lurus sedikit bergelombang dengan mata biru malam yg indah... Sama seperti saat ini..." Ucap Alston membuat Livania tambah bingung.
'Ini maksudnya apa sih?! Apakah ada sebuah plot twist pada Livania yg semua orang atau cuma gw doang yg gak tau?!' Batin Livania yg udah budrek pake banget.
"Dan panggilan sayangmu untukku... Aku ingin mendengarnya lagi..." Ucap Alston, sedangkan Livania hanya bisa mengelus punggung Alston saat merasakan bahunya basah.
'Duh, gw padahal diem bae tapi anak orang nangis...' Batin Livania mencoba menenangkan Alston yg menangis dalam diam.
"Aku juga ingat saat kamu merengek kepadaku untuk bertemu ayah dan ibumu serta ketiga adik mu... Bahkan kamu tidak mau bicara denganku selama 2minggu karena aku tidak menurutimu..."
"Aku ingat semuanya, semua... Saat kamu menangis, marah, ngambek, bahagia bahkan kematianmu..."
'Entah kenapa gw pen muntah anying, kata katanya kek alay' batin Livania menahan gejolak ingin muntah karena ucapan Alston.
Namanya juga kangen.
"Aku-"
"Aaa, ya ya ya, sudah cukup Yang Mulia tidak baik hanya kita berdua disini dan kerjaan saya juga banyak" ucap Livania melepaskan pelukan Alston tapi nggak bisa, beda tenaga.
'Berat anjing, ni orang makan apaan njir? Makan batu? Kek nya bukan, makan beton keknya' batin Livania yg masih berusaha melepaskan pelukan Alston.
"Biarkan seperti ini dulu" ucap Alston mempererat pelukannya.
"Tapi kita tidak ada hubungan apapun Yang Mulia" ucap Livania membuat Alston mengangkat wajahnya dan menatap wajah Livania.
'Kok ganteng' batin Livania saat melihat wajah Alston yg ganteng walaupun matanya sembab tapi masih ganteng.
Lu kemana aja sih nyet?
"Baiklah jika itu mau mu" ucap Alston melepaskan pelukannya membuat Livania lega.
Sruk.
"Eh..." Ucap Livania saat melihat Alston yg duduk di hadapannya dengan tangannya yg menggenggam tangan Livania.
"Livania Ainsley Acheron, apakah kamu mau menjadi kekasih seorang Alston Edellyn Arcelio" ucap Alston membuat Livania terdiam lalu tertawa.
"Anda sama sekali tidak romantis Yang Mulia" ucap Livania lalu mengusap matanya yg mengeluarkan air.
"Begitu ya" ucap Alston lalu berdiri dan mendekatkan wajahnya ke telinga Livania.
"Akan kutunggu kamu di akademi setelah membunuh Veronica" bisik Alston lalu menarik Livania keluar dari ruangan tersebut yg dimana membukanya harus dengan sihir.
Livania menatap tangannya yg tengah digenggam oleh tangan besar Alston, kulit putih bersih tapi tidak halus dan kasar dan urat yg menonjol.
Idaman para cwk cwk ini mah, ya nggak? Tapi author sukanya yg gemes gemes sih kek baby boy.
'Anjay, gw gak perlu repot repot ngejar cintanya putra mahkota kaisar, dia sendiri yg ngejar gw hehe, gw hoki banget dah' batin Livania tersenyum miring yg tidak luput dari mata Alston yg justru salah mengartikannya.
'Apakah dia sedang memikirkan rencana untuk membunuh Veronica?' Batin Alston lalu melepaskan genggamannya dan mengelus kepala Livania.
"Semoga berhasil sayang"
T.B.C
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist? No! I'm a Villain (END)
Historical Fiction(Bakal direvisi kalo authornya gak males.) Selena, seorang perempuan nolep yg pinter, dia ber transmigrasi ke tubuh seorang antagonis di buku novel yg dia baca terakhir kali sebelum tidur dan yg dia bakar juga. Dengan berbekal cerita alur yg dia i...