#30

31.7K 2K 129
                                    

Hari kedua tanpa Adeline membuat hidup Livania tenang karena tak ada hama yg mengganggunya.

Dan sekarang ia berada di kelas sihir dan ya, disana ada Lydia yg tak membawa buku apapun ditangannya.

"Baiklah anak anak! Sekarang kalian keluar dari kelas menuju lapangan, Profesor ingin melihat seberapa kuat sihir kalian" ucap Lydia lalu semua orang langsung keluar dari kelas dan menuju lapangan.

Saat di lapangan bisa mereka lihat ada kaya boneka target gitu, taulah ya apa yg gw maksud.

"Baiklah tenang semuanya! Kalian harus mengenai target tersebut dengan sihir kalian, terserah mau hancur atau tidak yg terpenting harus terkena target tersebut, mengerti?" Ucap Lydia dan mendapatkan jawaban mengerti dari semua orang.

Satu persatu sudah menguji kekuatan mereka begitu juga dengan Elena, Fiona, Isabella, dan Valerie.

"Baiklah, terakhir nona Livania" ucap Lydia dan Livania langsung berjalan kedepan dan membuat perlindungan di sekitarnya agar teman temannya tidak terkena sihirnya.

Livania langsung mengangkat satu tangannya dan muncul bola es dan di sekelilingnya juga muncul bola api, air, angin, petir, dan bumi.

Livania langsung menjentikkan jarinya dan semua bola sihir tadi langsung mengarah ke arah target dan menyebabkan ledakan kecil.

Asap yg disebabkan oleh ledakan kecil tersebut mulai muncul dan lama kelamaan menghilang dan terlihat Livania yg baik baik saja.

"Baiklah, tidak ada yg terluka kan? Kalau tidak ada sekarang kalian bebas, saya permisi" ucap Lydia lalu pergi begitu saja.

Livania yg melihatnya langsung mengerti apa yg akan di lakukan Lydia dan memilih pergi ke taman belakang dengan sahabatnya.

"Haa... Tiga minggu tanpa orang itu sungguh menyenangkan" ucap Fiona mendapatkan anggukan dari yg lainnya.

"Apakah kalian ingin melihat keadaan Adeline?" Tanya Livania yg langsung mendapatkan anggukan lagi dari yg lain.

Livania tersenyum dan menyodorkan tangannya.

"Pegang tanganku" ucap Livania lalu mereka berempat memegang tangan Livania dan Livania menggunakan sihir tembus pandang sehingga mereka menjadi tak terlihat.

Livania langsung mengajak mereka ke rumah uji coba yg ditempati oleh Adeline, saat mereka sampai depan rumah Adeline terlihat bersih.

"Mau mengerjainya?" Tanya Livania yg mendapatkan anggukan dari keempat temannya.

Fiona langsung menggunakan sihir anginnya untuk membuat halaman depan berantakan lagi.

Setelah selesai mereka langsung masuk ke dalam dan pergi ke dapur dan disana ada Adeline yg sedang memasak.

"Hmm... Aku akan memberantakan ruang tengah jadi kau bisa membuat masakannya gosong" ucap Elena lalu pergi ke ruang tengah.

Sedangkan Adeline masih diam disana sampai mendengar suara seperti sesuatu yg pecah di ruang tengah.

Adeline langsung pergi ke ruang tengah dan terkejut dengan ruang tengah yg berantakan dan guci yg pecah.

"Kenapa berantakan lagi? Aku sudah membereskannya dengan susah payah!" Ucap Adeline marah lalu membereskan kembali ruang tengah yg berantakan.

Livania langsung membuat masakan Adeline gosong yg menimbulkan bau tak enak.

Adeline yg mencium bau tersebut langsung bergegas ke dapur dan terkejut karena masakannya yg gosong.

Adeline buru buru mematikan kompornya dan menatap masakannya yg gosong.

"NONA ADELINE!!" Teriak Vella saat masuk ke ruang tengah yg tambah berantakan, padahal tadi udah rapi setengahnya.

Adeline langsung berlari ke ruang tengah dan terkejut menatap ruang tengah yg sangat berantakan.

"Apa yg kau lakukan ha? Lihat ini semua guci pecah apakah anda tidak terima karena di hukum?!" Ucap Vella yg langsung mendapatkan gelengan dari Adeline yg udah keringat dingin.

"Ti-tidak profesor, ini bukan perbuatan sa-"

"Bukan perbuatan anda? Lalu perbuatan siapa lagi kalau bukan anda? Hanya ada anda yg ada di rumah ini!" Ucap Vella membentak Adeline yg menundukkan kepalanya dan meremat gaunnya.

"Ta-"

"Tidak ada tapi tapi! Sekarang sebagai hukuman! Anda harus membersihkan taman akademi!" Ucap Vella membuat Adeline terkejut.

"Profesor! Saya mohon maaf kan saya! Saya akan membersihkan ruang tengah segera, tapi jangan-"

"Tidak! Bersihkan taman akademi atau hukuman mu ku tambah satu bulan" ucap Vella membuat Adeline menurut lalu pergi ke taman akademi.

Livania dkk yg melihatnya langsung pergi ke taman akademi dan menghilangkan sihir tembus pandang.

Bisa mereka lihat Adeline yg membersihkan taman akademi yg luasnya kek stadion.

"Kasihan kena hukum" ucap Fiona membuat Adeline menoleh dan menatap mereka tajam.

"Ini pasti ulah kalian kan?!" Ucap Adeline menunjuk Livania yg hanya diam dan mengangkat satu alisnya.

"Kalau iya memang kenapa? Mau melaporkannya? Itu tidak akan terjadi karena beberapa profesor dan kepala sekolah sudah tidak mempercayaimu lagi" ucap Livania maju dan menatap Adeline dengan tatapan merendah.

Livania dkk langsung pergi dari sana meninggalkan Adeline yg meremat sapu yg dia bawa.

"Aku akan membunuhmu Livania..."

T.B.C

Antagonist? No! I'm a Villain (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang