Dihari yg sama, saat ini terlihat Livania dan teman temannya yg sedang berbincang dan bercanda tawa sampai hama datang dan mengganggu mereka.
"Kakak, apakah saya boleh bergabung?" Tanya Adeline dengan senyum manisnya dan menyembunyikan sehelai rambutnya.
Livania, Elena, Fiona, dan Isabella memutar matanya malas dan juga Fiona memperlihatkan gerakan menahan muntah.
"Untuk apa? Sebaiknya kau bersama dengan ketiga teman mu sana, kami tidak menerima orang rendahan" ucap Fiona mengusir Adeline yg mulai tertunduk takut.
'Cih, drama' batin Livania yg langsung berdiri dan pergi keluar bersama ketiga temannya, btw, disini kalo istirahat satu jam setengah.
Livania pergi ke kantin untuk memesan makanan dan memakannya dengan sedikit emosi.
Sebel aja gitu, setiap dia keman pasti Adeline selalu muncul dengan aktingnya yg sangat bagus.
"Kalo tidak salah nanti akan ada pelajaran ramuan" ucap Isabella sambil mengingat ingat jadwal apa sebentar lagi.
"Benarkah?" Tanya Elena dan mendapatkan anggukan dari Isabella.
Livania langsung terdiam dan mengingat siapa yg mengajar kelas ramuan.
'Hmm... Kalo gak salah namanya tuh Ian, dia nanti pas liat paras Adeline yg cantik dan baik kek gitu bakal langsung kepincut sama Adeline. Apa gw ambil aja ya Ian? Tapi entar kalo gw ama orang lain bukan sama Ian entar tu anak bunuh diri lagi kaya di novel' batin Livania yg masih sibuk ngunyah makanan, Livania langsung melirik ke Isabella yg terlihat santai.
'Isabella nanti pas pertama kali ketemu sama Ian bakal langsung jatuh cinta, apa gw jodohin aja ya Ian sama Isabella? Kan nanti Ian gak harus bunuh diri karena akit hati' batin Livania masih menatap Isabella lalu menatap makanan yg sedikit asin.
"Oh, apakah anda lady Livania?" Tanya seseorang membuat Livania melirik ke arahnya dan bisa Livania lihat seorang perempuan dengan rambut oranye dan mata cyan yg indah.
Wait, rambut oranye mata cyan.... VALERIE?! KENAPA NI ANAK NYAMPERIN GW DAH?!! Gitu kira kira batin Livania.
Valerie Deborah Arcelio, putri kedua kaisar yg dikenal blak blakan dan juga angkuh, saat di novel Valerie sama sekali tidak tertarik dengan Livania dan Valerie adalah antagonis kedua di novel tapi sayangnya dia tiada saat ujian sihir di hutan yg dipenuhi hewan buas, kata orang Valerie tiada karena hewan buas tapi sebenarnya karena Adeline yg menyerangnya.
"Apakah aku boleh bergabung?" Tanya Valerie membuat Livania sadar dari acara melamun nya dan menatap Valerie.
"Te-tentu saja putri, anda boleh bergabung" ucap Livania mengambilkan kursi dimeja belakang dan menaruhnya di samping kursinya.
"Jangan memanggilku putri, panggil aja Valerie" ucap Valerie menaruh nampan yg berisi makanan ke meja.
Livania hanya tersenyum dan mengangguk dan menatap Elena, Fiona, dan Isabella yg terlihat canggung.
"Apakah kau ingin menjahili Adeline?" Tanya Valerie membuat Livania menatapnya dengan pandangan bingung.
Menjahili Adeline? Oh, tentu saja dia tidak akan keberatan dengan hal tersebut.
"Sepertinya itu hal yg seru Valerie" ucap Livania menatap Valerie dengan pandangan jahil yg sialnya membuat Livania makin cantip.
Jika di novel Valerie menjahili Adeline dengan cara membuat tubuhnya panas dan juga membuat beberapa luka bakar tapi setelah masuk ke kelas ramuan langsung disembuhin sama Ian jadi Livania punya rencana lain.
"Kita akan mengurungnya di gudang lama sampai pelajaran ramuan selesai" ucap Livania mendapatkan seringai dari empat orang yg ada di meja tersebut.
Skip.
Saat ini Livania berada di asrama nya bersama keempat teman nya tersebut.
Livania langsung memejamkan matanya dan muncul seseorang yg memiliki wajah yg sama dengan Livania bisa di bilang kloningnya Livania.
"Wah! Kau sangat hebat Livania! Bagaimana kau bisa mempelajari sihir menggandakan diri?" Tanya Valerie dengan antusias karena melihat kloningnya Livania yg sangat mirip dengan Livania.
"Tentu saja sihir kuno" ucap Livania tersenyum dan menatap kloningnya yg juga menatapnya.
"Kau tau kan apa yg harus kau lakukan?" Tanya Livania kepada kloningnya yg mengangguk.
"Kalau begitu lakukan" ucap Livania dan kloningnya langsung pergi dari kamar Livania dengan teleportasi.
Livania dan keempat temannya langsung keluar dari kamar Livania dan langsung pergi menuju kelas sihir pengobatan.
Saat di lorong mereka menjadi sorotan para siswa siswi yg berlalu lalang.
Saat sampai di kelas Livania langsung menyenggol Isabella hingga terjatuh.
"Astaga! Isabella maafkan aku! Aku tidak sengaja!" Ucap Livania membantu Isabella berdiri dan membersihkan gaun Isabella.
Isabella hanya tersenyum dan mengangguk memaafkan Livania dan sedikit meringis kesakitan karena lututnya terluka.
"Apakah anda baik baik saja nona? Apakah ada yg sakit?" Tanya seseorang saat memasuki kelas membuat Isabella melihat ke arah Ian.
"Saya tidak-"
"Maafkan aku ya? Aku tidak sengaja membuat lutut mu terluka sungguh!" Ucap Livania yg hendak berjongkok mencoba lutut Isabella yg langsung dihentikan oleh Isabella.
Ian langsung berlutut dan mengobati lutut Isabella membuat Livania tersenyum.
'Misi berhasil'
T.B.C
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist? No! I'm a Villain (END)
Historical Fiction(Bakal direvisi kalo authornya gak males.) Selena, seorang perempuan nolep yg pinter, dia ber transmigrasi ke tubuh seorang antagonis di buku novel yg dia baca terakhir kali sebelum tidur dan yg dia bakar juga. Dengan berbekal cerita alur yg dia i...