#53

16.4K 1.1K 14
                                    

Setelah membuang hajat dan Alston yg pergi, sekarang Livania tengah membaca buku dengan ditemani jus stoberi.

Tok tok tok.

"Ck" decak Livania menatap pintu kamarnya, sungguh siapa sih yg ganggu dia.

Livania mulai berdiri dan membuka pintunya dan terlihat wajah Adeline yg tengah menatapnya.

Adeline langsung melongos masuk membuat Livania kesal dan menatap Adeline yg duduk dan membaca buku yg di baca Livania.

"Tulisan apa ini? Kenapa tidak bisa dibaca?" Tanya Adeline lalu melempar buku yg ada di tangannya ke belakang.

"Hei! Jangan melemparnya sembarangan! Buku ini memiliki silsilah keluarga kekaisaran!" Ucap Livania lalu mengambil buku yg Adeline lempar dan melihat Adeline yg tengah meminum jusnya.

'JUS GW BANGSAT!!' Batin Livania, Adeline langsung memberikan gelas tersebut ke Livania.

"Buatkan aku lagi, tidak pakai lama" ucap Adeline membuat Livania tambah kesal.

Tadi mak nya, sekarang anaknya, besok siapa? Neneknya?

"Buat saja sendiri, kamu kira aku ini pelayan?" Tanya Livania menaruh gelas tersebut di meja dan menatap Adeline sengit.

"Ck, buatkan saja apa susahnya? Jika tidak mau aku bisa mengatakan ini kepada ibu!" Ucap Adeline terlihat mengancam Livania yg tidak mendapatkan respon apa apa.

"Kenapa? Takut?" Tanya Adeline dan tersenyum kemenangan membuat Livania tersenyum miring.

Livania langsung mendekati Adeline dan mendekatkan kepalanya ke telinga Adeline.

"Laporkan saja ke nenek sihir itu, aku tidak peduli, bahkan aku bisa membuat martabatnya jatuh" ucap Livania berbisik ke telinga Adeline lalu mengangkat wajahnya.

"Memangnya kamu bisa melakukan apa agar martabat ibu bisa hancur? Apakah kamu lupa siapa teman dekat ibu?" Tanya Adeline membuat Livania tersenyum miring.

"Selir Veronica, tapi dia sudah mati" ucap Livania membuat Adeline terdiam.

Benar yg di katakan Livania, tadi pagi dia mendengar bahwa selir Veronica sudah tiada dari mulut Alston langsung.

"Lihatlah ular kecil yg bodoh ini" ucap Livania menatap Adeline remeh membuat Adeline geram.

"Aku sudah tidak tahan" ucap Adeline lalu menyerang Livania tapi berhasil dihindari.

Bugh!

Livania langsung memukul kepala belakang Adeline hingga pingsan.

"Ck, baru di pukul langsung pingsan" ucap Livania lalu menjentikkan jarinya memindahkan Adeline ke  kamarnya sendiri.

Livania langsung berjalan menuju tempat tidurnya dan merebahkan tubuhnya.

"Ahh, tenangnya" ucap Livania lalu menutup matanya karena tiba tiba mengantuk.

Skip, besoknya.

"Kamu yakin?" Tanya Isabella yg mendapatkan anggukan dari Livania.

"Kamu istirahat saja dulu, tanganmu mungkin masih sakit" ucap Fiona mencoba membujuk Livania agar tidak ikut kelas.

"Ayolah, yg terluka hanya tanganku, bukan tubuhku" ucap Livania sudah lelah dengan teman temannya ini.

Dia tau bahwa mereka mengkhawatirkan keadaannya, tapi ayolah, yg luka itu lengannya bukan tubuhnya.

"Baiklah" ucap mereka membuat Livania tersenyum lalu berdiri dari duduknya dan keluar kamar.

Plak!

Satu tamparan mendarat di pipi Livania saat membuka peluang pintu.

Ketiga teman Livania langsung terkejut dan menatap orang yg telah menampar Livania.

"APA YG KAMU LAKUKAN JALANG?! KENAPA KAMU MENAMPAR LIVANIA?!!" Teriak Elena dan berdiri di hadapan salah satu teman Adeline yg habis menampar pipi Livania.

"DIA TELAH MELUKAI ADELINE BODOH!!" Ucap Anna, orang yg menampar pipi Livania hingga memerah.

"Berani sekali kamu membentak Elena, APAKAH KAMU TIDAK DI AJARI SOPAN SANTUN OLEH IBUMU?!!" Ucap Fiona menatap Anna tajam dan mendorong Anna.

"Hei Fiona, apakah kamu lupa jika ibunya sama sekali tidak menginginkannya? Bahkan ibunya pernah bilang bahwa dia menyesal melahirkan putrinya ini" ucap Isabella lalu tersenyum miring dengan tatapan mengejek.

"TAU APA KAMU SOAL DIRIKU DAN IBUKU?!!" Ucap Anna ingin menampar Isabella tapi di tahan oleh Fiona.

"Jika kamu menampar Isabella maka aku akan menyuruh kakakku untuk membatalkan pertunanganmu dengannya" ucap Fiona lalu menghempaskan tangan Anna.

"Hiks, aku tidak papa hiks la lagian hiks luka ini tidak terlalu sakit..." Ucap Adeline diselingi dengan isak tangis.

"Le lebih ba baik hiks kita pergi ke kelas... Huhu" ucap Adeline lalu menutup wajahnya dengan tangannya.

"Tidak, aku masih ingin menampar wajahnya!" Ucap Anna mencoba menarik Livania tapi terhalang tubuh Elena.

"A-"

"LIVANIA!!" Panggil seseorang membuat semua orang menengok ke asal suara dan mendapati Agatha bersama dengan pelayan pribadinya.

Agatha langsung menghampiri Livania dan menarik Livania lalu menamparnya dua kali.

"DASAR ANAK TAK TAU MALU!! KAMU SUDAH MEMBUAT NAMA KELUARGA KITA TERCORENG DAN SEKARANG KAMU MELUKAI ADIKMU?!! APAKAH KAMU TIDAK PUAS TELAH MENCORENG NAMA KELUARGA KITA?!!" Ucap Agatha membuat Livania tersenyum tipis, ya marahlah lagi agar martabatmu rusak di hadapan para murid yg mengidolakan mu dulu.

"KENAPA DIAM?! APAKAH KAMU SUDAH MENJADI BISU?! Dasar! Kamu sama saja seperti ibumu yg jalang it-"

PLAK!!

T.B.C

Antagonist? No! I'm a Villain (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang