"Ibu..." Ucap Alston menatap Hazel yg mengisyaratkannya untuk keluar dengan tatapan tajam.
Alston pun menurut dan keluar dengan kepala menunduk dan tangan yg terkepal.
"Valerie" ucap Nirvana yg memeluk Valerie yg menangis dalam diam dan membalas pelukan ibunya dengan erat.
"APA YG TERJADI DENGAN LIVANIA?!" Tanya Fiona membuat semua orang menatapnya.
"Dia... Keracunan..." Ucap Alston lirih dengan tatapan kosong membuat ketiga teman Livania yg baru datang terkejut.
"Tidak kan? Bagaimana bisa Livania keracunan? SIAPA PELAKUNYA?! KATAKAN!!" Ucap Isabella menarik kerah baju Alston dengan tatapan tajam.
Berani bener ni anak.
"Siapa yg keracunan?" Tanya seseorang membuat yg lainnya kembali menoleh dan mendapati Arthur di sana.
"Livania paman" ucap Elena yg sudah terduduk lemas di lantai.
Deg.
"Apa? Putriku keracunan...?"
"Benar tuan" ucap Emily yg melihat wajah Arthur yg sudah gelap dengan tatapan yg tak percaya.
"Siapa pelakunya?"
"Nyonya duchess" ucap Emily membuat yg lain terkejut begitu juga dengan Arthur yg mengepalkan tangannya dan pergi dari sana.
Setelah pergi jauh untuk beberapa minggu ia berpikir untuk menemui putrinya terlebih dahulu agar bisa melepas rindu sejak Livania masuk ke akademi tapi apa ini? Putrinya keracunan dan pelakunya istrinya sendiri.
Di alam lain.
"Kenapa kamu nekat?" Tanya Livania ori ke Selena.
Sekarang mereka berada di sebuah taman yg dipenuhi bunga mawar putih.
"Ya... Gak tau, gw emang hobinya nekat" ucap Selena lalu duduk di bangku taman yg ada di sana tepat di sebelah Livania.
"Huft... Untung kamu hanya menggunakan setengahnya bukan semua" ucap Livania menatap wajah Selena yg tengah menatap para kupu kupu terbang.
"Karena gw tau itu racun apa" ucap Selena membuat Livania kembali menghela nafasnya.
"Gw mau nanya, permata yg lo bilang dulu tuh gunanya buat apa?" Tanya Selena menatap Livania yg juga menatapnya.
"Kamu akan tau setelah mendapatkannya" ucap Livania membuat Selena kesal.
"Disini damai ya" ucap Selena dan menatap bunga mawar dihadapannya dan angin yg berhembus pelan.
"Ya, aku suka tempat ini, tapi tak dipungkiri juga kalau aku merindukan ayahku" ucap Livania membuat Selena mengelus kepalanya pelan.
"Lo udah ketemu sama ibu lo?" Tanya Selena mendapatkan anggukan dari Livania.
"Sudah, ibu sangat cantik dan baik... Tapi aku jahat..."
"Lo gak jahat, yg jahat Agatha sama Adeline mereka udah ngambil kebahagiaan yg seharusnya lo dapat" ucap Selena tersenyum membuat Livania ikut tersenyum.
"Gw mau liat mak lu dong" ucap Selena membuat Livania langsung menunjuk ke sebelah kirinya.
Selena mengikuti arah tunjuk Livania dan melihat seorang wanita yg sangat cantik walaupun umurnya sudah kepala 3.
Wanita itu tengah berjalan menghampiri mereka dengan sebuah senyum di wajahnya.
"Mak lu cantik anjay" ucap Selena yg sama sekali gak kedip melihat kecantikan ibu Livania.
"Terimakasih karena sudah menggantikan putriku" ucap Calista mengelus kepala Selena dengan sayang.
"Tapi... Gw merasa kalo gw itu udah mengambil semua yg seharusnya Livania miliki" ucap Selena membuat Calista tersenyum dan memeluk Selena.
"Itu tak masalah, kamu membalaskan dendam putriku dan aku yg bisa bertemu dengan putriku" ucap Calista membuat Selena ingin menangis, sudah lama dia tidak merasakan pelukan ini setelah ayahnya mengusirnya dari rumah dan menyuruh ibunya untuk tidak pernah menemui Selena.
"Itu benar, aku tak masalah asalkan aku bisa bertemu dengan ibu" ucap Livania lalu memeluk Selena ketika Calista melepaskan pelukannya.
Calista menatap putrinya yg tengah memeluk Selena yg menangis dalam diam mengingatkan nya kepada putranya yg diculik saat dia mengandung Livania pada bulan ke 5 dan itu saat putranya berumur 7 tahun.
Di alam lain.
"Jika anak itu mati maka tidak ada yg bisa menghalangi putriku... Untung aku menculik putranya dulu" ucap Agatha yg ada di taman milik Livania dan tidak mengetahui jika Arthur mendengar ucapannya.
"Apa kau bilang Agatha?" Tanya Arthur membuat Agatha terdiam dengan keringat dingin.
"A ah, suamiku kamu sudah pulang, kenapa tidak-"
"Apakah benar kamu yg telah menculik putraku?" Tanya Arthur menatap Agatha dengan tajam yg hanya diam.
"A apa yg kamu katakan suamiku? A aku tidak menculik putramu" ucap Agatha yg menatap ke arah lain menghindari tatapan Arthur.
Grep.
"Kamu telah menculik putraku, kamu yg mengatakannya dan juga kamu telah meracuni putriku satu satunya... Dan kamu masih mengelak?" Tanya Arthur mencengkram rahang Agatha membuat Agatha kesakitan.
"A apa maksudmu suamiku? A aku tidak menculik Sebastian dan me meracuni Livania" ucap Agatha mencoba melepaskan cengkraman Arthur.
"Aku tidak akan tertipu kali ini Agatha" ucap Arthur menarik Agatha ke pengadilan dan tentu saja Agatha memberontak.
'Kenapa rencana ku gagal?!'
T.B.C
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist? No! I'm a Villain (END)
Historical Fiction(Bakal direvisi kalo authornya gak males.) Selena, seorang perempuan nolep yg pinter, dia ber transmigrasi ke tubuh seorang antagonis di buku novel yg dia baca terakhir kali sebelum tidur dan yg dia bakar juga. Dengan berbekal cerita alur yg dia i...