#46

19.7K 1.3K 16
                                    

"Apa... Tapi itu tidak mungkin! Pelayan ini juga menyentuh botol tersebut!" Ucap Jasmine dan menunjuk ke arah Livania yg menatapnya.

"Maaf, jika anda lupa tadi semua pelayan yg memandikan selir Veronica menggunakan sarung tangan termasuk saya" ucap Livania membuat Jasmine semakin geram lalu tersenyum miring.

"Lalu sidik jari yg ada di pintu?" Tanya Jasmine membuat Livania tersenyum tipis.

"Oh, itu, pintunya susah terbuka dari saat anda memandikan selir Veronica jadi saya langsung masuk dan saya sempat menaruh sarung tangan yg saya gunakan di ruang baju milik selir Veronica" ucap Livania membuat Aaron menyuruh Carolina mengecek sarung tangan yg ditinggalkan Livania.

"Ini bersih Yang Mulia, hanya ada sidik jarinya sendiri" ucap Carolina saat keluar dari ruang baju milik Veronica.

Aaron pun menganggukkan kepalanya lalu menatap Jasmine yg berkeringat dingin.

"Pelayan Jasmine, karena kamu sudah membuat selir Veronica keracunan dan mempermalukannya di depan umum serta menggunakan bunga terlarang, kamu akan saya beri hukuman mati" ucap Aaron membuat semua orang terkejut begitu juga dengan Jasmine yg langsung lemas.

Livania sedikit terkejut lalu menatap Jasmine dengan shock.

'Langsung hukum mati dong... Btw kalo kulitnya kena racun tuh namanya juga keracunan?' Batin Livania lalu menundukkan kepalanya.

"Tidak... Tidak Yang Mulia... Bukan saya" gumam Jasmine yg masih bisa didengar oleh semua orang.

"Penjaga! Bawa pelayan Jasmine ke penjara bawah tanah!" Ucap Aaron membuat dua penjaga langsung menyeret Jasmine yg memberontak.

"TIDAK YANG MULIA! BUKAN SAYA PELAKUNYA! YANG MULIA!! SAYA BERANI BERSUMPAH! BUKAN SAYA SAYA DI JEBAK!!" Teriak Jasmine lalu matanya menatap mata milik Livania.

"INI SEMUA KARENA MU WANITA JALANG!! DIA YANG BERSALAH! BUKAN SAYA!! YANG MULIA!!"

'Disini ada rumah sakit buat periksa telinga gak ya?' Batin Livania mengusap telinganya yg berdenging.

'Tapi gw udah males liat wajah si mak lampir, btw hukumannya besok kan ya? Hmm... Apa gw bunuh aja ya dia besok, boleh deh, kangen gw sama babu eh besti besti gw' batin Livania lalu menatap Veronica yg menatap Aaron dengan tidak percaya.

"Suamiku, kenapa kamu memberinya hukuman mati? Dia tidak bersalah!" Ucap Veronica yg membuat Hazel mendengus.

"Jelas jelas dia sudah meracuni mu dan menggunakan bunga terlarang, tentu saja dia haru di hukum mati, dasar bodoh!" Ucap Hazel lalu keluar kamar Veronica diikuti Carolina.

"Semuanya bubar, biarkan Veronica sendiri" ucap Aaron membuat semua orang langsung pergi dari kamar Veronica.

Di sepanjang lorong Livania hanya bisa menahan tawanya saat melihat raut wajah Veronica dan Jasmine.

"Gw yakin besok tu mak lampir nggak di bolehin keluar sama Aaron, jadi gw bisa bunuh dia" gumam Livania lalu berjalan jalan di taman istana, dari pada gabut.

Brukk!

"Ah, maafkan saya, saya tidak sengaja" ucap Livania lalu membungkukkan tubuhnya.

"Tidak apa apa" ucap orang di depan Livania membuat Livania familiar dengan suaranya.

"Tegakkan tubuhmu" ucap orang di depan Livania membuat Livania menegakkan tubuhnya dan menatap laki laki dengan surai putih dan mata merah.

'Kok ni orang bisa disini?! Kan harusnya masih di akademi' batin Livania saat melihat Alston ada di hadapannya.

"Kamu pelayan baru disini?" Tanya Alston membuat Livania keluar dari lamunannya.

"Benar Yang Mulia Putra Mahkota, jika hamba boleh bertanya, kenapa anda berada di istana Yang Mulia?" Tanya Livania membuat Alston tersenyum.

"Aku dipanggil oleh ayahanda, jadi aku ada disini" ucap Alston menatap mata Livania.

"Begitu, kalau begitu hamba izin pamit" ucap Livania lalu menundukkan tubuhnya dan pergi melewati Alston.

Alston terdiam di tempat lalu berbalik menatap punggung Livania.

"Penyamaran yg bagus sayang" ucap Alston lalu berjalan memasuki istana yg ramai dengan pelayan yg berlalu lalang.

Berjalan cukup jauh hingga akhirnya sampai didepan pintu ruang kerja milik Aaron.

"Kakak" panggil seseorang membuat Alston menengok dan melihat adik perempuan nya bersama dengan temannya yg terlihat malu malu.

"Carmia, senang bertemu dengan mu" ucap Alston lalu berbalik dan hampir membuka pintu ruang kerja Aaron.

"Oh iya, ini temanku, namanya Oriel Daniella Nouth, dia cantik bukan?" Tanya Carmia mendorong Oriel ke hadapan Aaron.

"Putri Viscount Nouth, benar?" Tanya Alston yg mendapatkan anggukan dari Oriel.

"Senang bertemu denganmu" ucap Alston lalu masuk ke dalam ruang kerja Aaron.

Melihat Alston yg masuk ke ruangan Aaron membuat Oriel menghela nafasnya.

"Tadi saja beliau tidak tersenyum..." Ucap Oriel membuat Carmia menepuk pundaknya.

"Tidak apa apa, kakakku memang seperti itu, aku yakin suatu hari nanti dia akan mengejar mu" ucap Carmia membuat Oriel tersenyum dan mereka pun berjalan menjauh dari ruang kerja Aaron.

T.B.C

Antagonist? No! I'm a Villain (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang