Masih di waktu yg sama tapi ditempat yg berbeda. Dikamar asrama Adeline yg sedang menatap bulan.
"Adeline, tidak usah kau pikirkan perempuan itu, dia sudah berbuat jahat denganmu" ucap salah satu teman Adeline yg bernama Alicia Bitsy Blossom, putri baron Blossom.
Adeline menatap Alicia dengan senyuman teduh dan memegang pundak Alicia.
"Walaupun begitu dia adalah kakakku" ucap Adeline lalu menuju tempat tidurnya dan menutup matanya untuk tidur.
Setelah beberapa jam Adeline langsung membuka matanya dan menatap teman temannya yg tertidur.
Adeline langsung mengambil jubahnya dan mengendap ngendap dan membuka pintu perlahan lalu keluar.
Adeline langsung menuju kamar Livania dkk yg terlihat gelap, Adeline membuka pintu dengan perlahan lalu masuk ke dalam.
Adeline langsung menuju ke arah Livania dan melepas gelang yg ia pakai dan memakaikan gelang tersebut ke tangan Livania.
Adeline tersenyum sinis menatap Livania yg tertidur lelap.
"Menurutmu hanya kau saja yg bisa menuduhku? Aku juga bisa, mari kita lihat bagaimana pandangan orang orang tentang dirimu yg mengambil gelangku" ucap Adeline lalu keluar kamar Livania dkk.
Tanpa Adeline ketahui sebenarnya Livania hanya berpura pura tidur dan mendengar ucapan Adeline.
Livania langsung membuka matanya dan menatap tangannya yg terpasang gelang milik Adeline.
"Jadi kau ingin membalas dendam dengan cara yg sama? Menarik" ucap Livania melepaskan gelang tersebut dan langsung membakarnya.
Livania berjalan ke arah lemari dan berjongkok lalu menarik laci bagian bawah lemari.
Livania langsung mengambil gelang dengan permata berwarna putih kemerahaan hampir kek warna pink.
Livania tersenyum dan menatap Elena karena gelang tersebut milik Elena.
Livania langsung menggunakan sihir tembus pandang dan teleportasi ke kamar Adeline dkk.
Dan bisa Livania lihat Adeline yg sedang menulis sesuatu di buku harian baru miliknya.
Livania menunggu Adeline selesai menulis, selang beberapa menit Adeline mulai beranjak dari tempat duduknya dan langsung berbaring di tempat tidurnya dan menutup matanya.
Livania menunggu beberapa menit lagi sehingga terdengar dengkuran halus dari Adeline yg menandakan perempuan itu sudah tidur.
Livania langsung memasangkan gelang tersebut ke tangan Adeline dan menggunakan sihir manipulasi sehingga gelang tersebut menjadi tak terlihat.
Livania tersenyum miring dan berteleportasi ke kamarnya dan mulai tidur.
Skip.
Livania bangun tepat pukul lima dan memulai aktivitas sehari harinya yaitu mandi, membangunkan teman temannya, memasak, makan, dan berjalan ke kelas bersama.
Saat sampai di kelas mereka mendapati banyak orang yg berkerumun di tempat Adeline yg sedang menangis.
Livania langsung menghapus sihir manipulasi dan langsung berjalan ke arah kerumunan tersebut.
"Ada apa ini?" Tanya Livania yg langsung mendapatkan tatapan tidak suka dari semua orang.
"Kau bertanya ada apa? Lihatlah! Adeline menangis karena kehilangan gelangnya!" Ucap Anna, salah satu teman Adeline dari keluarga count.
Sedangkan Livania yg mendengarnya hanya menaikkan satu alisnya seperti bertanya 'lalu?'.
"Kembalikan gelang Adeline yg telah kau ambil dasar perempuan tak tau diri!" Ucap Lisa teman Adeline yg mengelus kepala Adeline agar tenang.
Livania langsung memasang ekspresi bingung setelah mendengar ucapan Lisa tersebut.
"Aku sama sekali tidak mencuri gelang milik Adeline, untuk ke kamar kalian saja aku tak sudi. Dan juga, kau yg tak tau diri bukan aku, kau hanya putri seorang baron sedangkan aku putri keluarga Acheron yg terpandang tidak seperti keluarga mu" ucap Livania membuat Lisa terdiam dan menatapnya dengan tatapan permusuhan.
"Tapi, bagaimana kau tau bahwa Livania yg mengambilnya?" Tanya Fiona membuat Adeline terdiam memutar otaknya.
Livania yg melihat hal tersebut tersenyum tipis.
"Ka-karena saya merasakan sedikit aura sihir hiks mirip dengan sihir kakak" ucap Adeline masih terisak.
Sedangkan Livania langsung menatap ke arah Fiona, lalu Isabella, dan ke Elena dan kembali menatap Adeline.
"Apakah kau tidak tau? Bahwa seseorang yg memiliki sihir tingkat tinggi sama sekali tidak memiliki aura sihir, jadi jika terjadi pembunuhan dan pembunuhnya adalah pemilik sihir tingkat tinggi maka orang orang akan kesulitan mencari pembunuhnya karena tak ada jejak aura sihir yg tertinggal" ucap Livania sukses membuat Adeline kembali terdiam dan semua orang pun langsung menatap Adeline.
"Tunggu, bukankah itu gelangku? KAU MENGAMBIL GELANGKU?! DASAR PENCURI!!" Teriak Elena menarik tangan Adeline yg menggunakan gelang milik Elena.
Adeline langsung terkejut menatap tangannya lalu menatap Livania yg juga menatapnya dengan pandangan mengejek.
Plak!
Elena langsung menampar pipi Adeline hingga memerah.
"Apa yg kau lakukan! Mungkin saja gelang nya sama dengan milikmu!" Ucap Alicia langsung menghempaskan tangan Elena yg memegang tangan Adeline.
"Mirip? Gelang tersebut hanya milik keluarga Goldcorna yg diwariskan kepada keturunan perempuan di keluarga Goldcorna saja!" Ucap Elena membuat Alicia terdiam begitu juga dengan Adeline.
'Permainan semakin menarik'
T.B.C
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist? No! I'm a Villain (END)
Historical Fiction(Bakal direvisi kalo authornya gak males.) Selena, seorang perempuan nolep yg pinter, dia ber transmigrasi ke tubuh seorang antagonis di buku novel yg dia baca terakhir kali sebelum tidur dan yg dia bakar juga. Dengan berbekal cerita alur yg dia i...