"Apa? Tapi kak, kasihan ibu sudah mengeluarkan uang-"
"Yg mengelola keuangan sekarang bukan ibu tapi saya, jadi silahkan bawa kembali semua gaun dan perhiasan tersebut karena kita tidak membutuhkannya saat berada di akademi nanti. Dan juga, bukankah kau sudah membeli gaun sangat banyak Adeline? Untuk apa kau membeli lagi? Tidak bisakah kau tidak boros untuk sehari" ucap Livania yg membuat Adeline diam menatap Livania tak percaya.
Agatha yg mendengar ucapan Livania menatap Livania marah dan berdiri dari duduknya lalu menunjuk ke arah Livania.
"KAU! DASAR ANAK TIDAK TA-"
"Astaga ibu, apakah anda mau mempertaruhkan martabat anda di depan mereka?" Tanya Livania lalu menunjuk ke arah dua orang yg menjual gaun dan perhiasan ke Agatha dan Adeline.
Agatha langsung menatap mereka berdua dan bisa dia lihat mereka memandang Agatha dengan pandangan tidak percaya.
"Jadi sesuai kataku, pergi dan bawa gaun serta perhiasan kalian" ucap Livania menatap dua orang tersebut dengan dingin.
Mereka langsung merapikan kembali gaun dan perhiasan mereka lalu pergi tak lupa dengan membungkuk hormat.
Livania menatap kepergian kedua orang itu dan kembali menatap Agatha yg mengepalkan tangannya lalu pergi bersama Adeline yg juga menatap sinis.
"Pfftt... Hahahahahaha!! Apakah kalian lihat ekspresi marah milik Agatha? Sungguh lucu" ucap Livania yg membuat Earl, Erika, Carla, dan Ella menatap satu sama lain lalu juga ikut tertawa.
Livania lalu pergi ke taman belakang yg dimana rumah kaca yg sedang dibangun setengah jadi.
Livania menatap rumah kaca tersebut dan memikirkan satu hal yg membuat pusing tujuh keliling.
'Gimana ya cara buat tau kalo sihir gw itu tingkat apa, gw rada was was kalo sihir gw tingkat rendah njir' batin Livania lama berpikir Livania langsung ngeh akan sesuatu, Livania langsung menatap Erika.
Erika yg ditatap langsung terkejut dan bertanya ada apa.
"Erika, bagaimana cara mengetahui sihir kita berada di tingkat apa?" Tanya Livania yg membuat Erika berpikir sejenak.
"Hmm, kalau tidak salah anda harus duduk seperti bertapa lalu memfokuskan mana anda pada satu titik jika titik itu berwarna putih maka sihir anda tingkat rendah kalau oranye berarti tingkat menengah kalau merah tingkat tinggi" ucap Erika yg mendapatkan anggukan dari Livania yg menatap ke depan sebentar sebelum kembali menatap ke Erika.
"Kalau setiap tingkat sihir itu memiliki ketentuan sihir tidak?" Tanya Livania yg sedikit bingung dengan memiringkan kepalanya dengan wajah polos yg membuat Earl ingin muntah darah saking imutnya.
"Te-tentu saja, tingkat rendah biasanya hanya bisa mengendalikan barang seperti mengangkat atau melemparkan barang, kalau tingkat menengah itu biasanya memiliki sihir elemen seperti api, air, es dll, sedangkan kalau tingkat tinggi bisa menguasai semua sihir seperti elemen, manipulatif, memutar waktu, teleportasi bahkan ada yg menjadi saintess atau memiliki sihir spirit" ucap Erika panjang lebar dan mendapatkan anggukan dari Livania yg langsung duduk seperti orang lagi bertapa.
"Nona apa yg anda lakukan?" Tanya Ella yg melihat Livania yg tiba tiba duduk di rumput.
"Tentu saja untuk mengetahui sihir ku berada ditingkat apa" ucap Livania yg mulai memejamkan matanya dan memfokuskan mana nya.
Saat Livania sedang memfokuskan mana nya tiba tiba terpaan angin yg lembut menghampiri mereka dan membuat rambut Livania yg digerai berterbangan.
Livania yg sedang berkonsentrasi melihat titik berwarna merah yg membuat Livania langsung membuka matanya dan berteriak.
"A-ada apa nona?" Tanya Carla terkejut karena Livania yg tiba tiba berteriak kencang.
Livania langsung berdiri dan menarik tangan Erika lalu mengajaknya berputar dengan Livania yg tertawa bahagia.
"SIHIR KU TINGKAT TINGGI!!" Teriak Livania yg berhenti dan memeluk Erika yg terkejut dengan teriakan Livania.
Begitu juga dengan yg lain yg mendengar teriakan tersebut pun mulai mengucapkan selamat kepada Livania.
"Hosh hosh... Nona ada apa?! Kenapa anda berteriak?! Apakah terjadi sesuatu kepada anda?!" Tanya Emmy yg baru saja tiba dengan nafas yg tak beraturan, habis lari.
Livania langsung menatap Emmy dan memeluk Emmy yg terkejut karena tiba tiba dipeluk.
"Sihir ku tingkat tinggi!" Ucap Livania membuat Emmy terkejut dan membalas pelukan Livania yg sangat bahagia.
"Bagus nona, dengan ini anda bisa membalaskan dendam anda kepada kedua hama tersebut" bisik Emmy yg hanya mampu didengar oleh Livania yg tersenyum sinis lalu mengangguk membenarkan ucapan Emmy.
"Tentu saja, tidak akan ku biarkan mereka hidup dengan nyaman walaupun hanya satu detik" bisik Livania melepaskan pelukannya.
"Oh iya, saya sudah mengirimkan surat milik tuan Dave dan ini balasannya" ucap Emmy memberikan surat dengan cap keluarga Anderson.
"Cepat sekali"
T.B.C
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist? No! I'm a Villain (END)
Historical Fiction(Bakal direvisi kalo authornya gak males.) Selena, seorang perempuan nolep yg pinter, dia ber transmigrasi ke tubuh seorang antagonis di buku novel yg dia baca terakhir kali sebelum tidur dan yg dia bakar juga. Dengan berbekal cerita alur yg dia i...