Tiga minggu telah berlalu sekarang Adeline sudah diperbolehkan untuk mengikuti kegiatan siswa seperti umumnya.
Dan selama tiga minggu ini Livania selalu dibuat pusing dengan surat yg selalu ia terima.
Surat tersebut berisi data keuangan yg di gunakan oleh Agatha untuk berbelanja yg tidak penting.
Dan yg sangat membuat Livania pusing sekaligus kesal adalah karena Kyne yg selalu menempel padanya entah apa yg terjadi.
Seperti sekarang ini, Livania sedang berada di perpustakaan untuk membaca tapi di temani oleh seekor Kyne yg duduk di depannya.
"Pangeran, apakah anda tidak memiliki kegiatan lain selain mengikuti saya dan menempel kepada saya?" Tanya Livania menutup bukunya dan menyenderkan punggungnya ke kursi.
"Tidak" ucap Kyne singkat membuat Livania sedikit geram, ya dewa tolong singkirkan hama menjijikkan ini dari hadapanku, gitu lah kira kira batinnya Livania.
Livania bangun dari duduknya dan jalan ke tempat meminjam buku dan pasti, Kyne juga mengikutinya di belakang.
Saat keluar dari perpustakaan Livania bertemu dengan Adeline dan teman temannya.
"Kakak! Lama tidak bertemu!" Ucap Adeline memeluk Livania dengan senyuman manis.
Livania hanya mendengus dan melepaskan pelukan Adeline dan menatap Kyne.
"Kekasih anda sudah datang, jadi saya permisi" ucap Livania lalu pergi meninggalkan mereka yg masih di depan perpustakaan.
"Pangeran Kyne... Saya ikut sedih karena anda di lengserkan dari tahta kerajaan" ucap Adeline menunjukkan raut wajah sedihnya dan memegang lengan Kyne yg langsung di tepis.
Adeline terkejut saat melihat perubahan Kyne yg menepis tangannya.
Adeline menatap tangannya yg ditepis oleh Kyne dan menatap Kyne yg pergi menjauh.
"Adeline, apa kau baik baik saja?" Tanya Alicia membuat Adeline tersadar dari lamunannya.
"Saya baik baik saja" ucap Adeline dan memberikan senyuman teduh dan memegang tangan Alicia.
"Kenapa pangeran Kyne begitu ya?" Tanya Lisa Autumn Eglantine membuat mereka bingung kecuali Adeline.
"Mungkin pangeran Kyne disihir oleh Livania!" Ucap Anna Greysia Kaishawn mendapatkan anggukan setuju.
"Benar! Pasti Livania tidak terima karena pangeran Kyne lebih memilih lady Adeline!" Ucap Alicia yg langsung mendapatkan gelengan dari Adeline.
"Tidak, kakak tidak akan melakukan hal itu, mungkin saja pangeran Kyne mulai mencintai kakak..." Ucap Adeline dengan senyuman yg terlihat dipaksakan dan ekspresi yg sedih.
"Adeline, kau begitu baik" ucap Lisa dan memeluk Adeline begitu juga dengan kedua orang disana.
Diam diam Adeline mengepalkan tangannya dan mengeratkan rahangnya menahan amarah.
'Sialan! Apa yg di lakukan jalang itu?!' Batin Adeline sedangkan Livania sekarang sudah berada di asramanya dan sedang membaca buku yg dia pinjam.
Livania sendiri di ruang tengah karena keempat temannya sedang berpencar entah kemana.
Sekarang para profesor sedang meeting untuk ujian kelulusan yg akan dilaksanakan bulan depan dan seharian ini tidak akan ada pelajaran.
Sedang asik asik membaca tiba tiba ada yg menyiramnya dengan air bekas pel dan pelakunya adalah Estonia.
"Maafkan saya lady Livania! Mohon maaf jangan hukum saya!" Ucap Estonia bersujud di kaki Livania dengan meninggikan suaranya sehingga semua orang yg ada di sana melihat ke arah mereka.
Livania hanya diam dan mengeringkan buku yg dia pinjam lalu menaruhnya ke tempat yg kering.
"Lady Estonia, kenapa anda membawa ember yg berisi air bekas pel?" Tanya Livania membuat Estonia terdiam, untuk apa dia membawa ember berisi air bekas pel? Padahal dia sama sekali tidak mengepel.
Estonia mengepalkan tangannya karena kebodohannya dan memutar otaknya.
"Ka-karena saya melihat ember tersebut ada di sana, jadi saya berinisiatif untuk mengembalikannya" ucap Estonia yg mendapatkan anggukan dari Livania lalu menatap sekitar.
"Tapi lorong ini begitu luas, kenapa justru anda berjalan ke arah saya?" Tanya Livania membungkam mulut Estonia dan banyak bisikan bisikan yg mengarah ke Estonia.
Livania merotasi kan matanya malas dan berdiri dari duduknya dan mengambil bukunya lalu pergi ke kamarnya.
Saat di kamar Livania langsung membersihkan tubuhnya yg bau karena ulah Estonia.
"Loh, Livania kau mandi lagi?" Tanya Isabella yg kebetulan baru saja masuk ke kamar dan melihat Livania yg memakai handuk.
"Ya, karena tadi aku disiram dengan air bekas pel" ucap Livania membuat Isabella terkejut bukan main.
"Apa?! Siapa yg menyiram mu?!" Tanya Isabella yg meninggikan suaranya karena khawatir.
"Estonia" ucap Livania membuat Isabella marah.
Isabella berbalik dan ingin pergi sebelum di hentikan oleh perkataan Livania.
"Jangan" ucap Livania menghentikan pergerakan Isabella yg langsung menatap Livania.
"Kenapa? Aku harus memberinya pelajaran!" Ucap Isabella yg mendapatkan gelengan dari Livania lalu menatap keluar jendela.
"Tidak perlu, selama hal yg dia lakukan tidak membuat nyawaku terancam kita biarkan" ucap Livania membuat Isabella mengangguk terpaksa.
Livania tersenyum saat melihat anggukan dari Isabella dan kembali menatap keluar jendela.
'Dan aku yg akan membalasnya'
T.B.C
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist? No! I'm a Villain (END)
Historical Fiction(Bakal direvisi kalo authornya gak males.) Selena, seorang perempuan nolep yg pinter, dia ber transmigrasi ke tubuh seorang antagonis di buku novel yg dia baca terakhir kali sebelum tidur dan yg dia bakar juga. Dengan berbekal cerita alur yg dia i...