#32

27.5K 2K 27
                                    

"Livania! Kau darimana saja?" Tanya Isabella saat melihat Livania yg berjalan di lorong sendirian.

"Aku tadi di ruangan kepala akademi" ucap Livania tersenyum hangat mencoba menenangkan keempat temannya yg terlihat khawatir.

"Kau tadi di ruangan kepala akademi? Kenapa kepala akademi memanggilmu?" Tanya Fiona menampilkan wajah bingungnya, Livania hanya mengangguk lalu berjalan.

"Sudah, ayo ke kelas, nanti saat di kamar akan ku ceritakan" ucap Livania dan mereka berlima berjalan menuju kelas perhitungan (matematika).

Saat memasuki kelas ternyata sudah ada profesor yg mengajar disana.

"Kenapa kalian terlambat?" Tanya profesor yg mengajar kelas perhitungan.

"Kami berempat mencari Livania tadi profesor" ucap Elena dan diangguki ketiga orang lainnya.

"Lalu, nona Livania, kenapa anda terlambat dan harus di cari?" Tanya profesor tersebut sambil membenarkan kacamatanya.

"Saya tadi di panggil kepala sekolah profesor Ernest" ucap Livania dan mendapatkan anggukan dari Ernest yg menyuruh mereka untuk duduk.

Pelajaran pun berlangsung kembali dengan lancar hingga waktu bagi siswa siswi untuk kembali ke asrama mereka.

"Kau berhutang penjelasan kepada kami" ucap Valerie dan menarik Livania untuk duduk di ruang tengah yg cukup sepi.

Livania menghela nafasnya dan menjentikkan jarinya untuk menggunakan sihir peredam suara.

"Jadi tadi aku di panggil ke ruang kepala akademi karena masalah Kyne yg menyerangku waktu itu" ucap Livania dan tersenyum bangga membuat keempat temannya bingung.

"Apa yg kau banggakan?" Tanya Elena mewakili yg lainnya.

"Saat disana ayahku memutuskan pertunanganku dengan Kyne dan dia meminta kepada raja untuk mengantikan posisi Kyne sebagai putra mahkota dengan Richard!" Ucap Livania dengan nada bahagia dan melompat kesenangan.

Sedangkan keempat temannya langsung melotot saat mendengar ucapan Livania.

"Benarkah?! Akhirnya!" Ucap Elena yg ikut melompat kesenangan.

"Aku bisa membayangkan bagaimana rakyat di negara ini jika memiliki raja yg bertanggung jawab seperti Richard" ucap Valerie mengangguk setuju dengan Richard yg menggantikan posisi Kyne sebagai putra mahkota.

"Kapan perayaan pergantian putra mahkota?" Tanya Fiona dan mendapatkan gelengan dari Livania.

"Tidak tau" ucap Livania kembali duduk dan menjentikkan jarinya guna menghilangkan sihir peredam suara.

"Keluarlah" ucap Livania lalu ada sebuah sulur yg menarik seorang perempuan dari balik tembok.

Perempuan tersebut menatap Livania tajam dan ditatap Livania datar.

"Apa yg kau inginkan kali ini lady Estonia?" Tanya Livania berdiri dari duduknya dan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Apa yg kalian bicarakan tadi?" Tanya Estonia masih menatap Livania tajam, bahkan dari nada suaranya saja dia terlihat ingin membentak.

"Apa urusannya dengan anda?" Tanya Livania balik tanpa menjawab pertanyaan Estonia.

"Kau pasti merencanakan sesuatu kan? IYA KAN?! KAU PASTI BERENCANA UNTUK MEREBUT ALSTON KAN?! KAU DAN KEEMPAT TEMANMU ITU-"

PLAK!

"Dasar tidak sopan" ucap Livania yg baru saja menampar Estonia.

Livania langsung menjambak rambut belakang Estonia dan menghadapkan wajah Estonia kedepan wajahnya.

"Dengar, aku sama sekali tidak tertarik dengan Alstonmu itu, jika kau mau ambil saja" ucap Livania dan menghempaskan kepala Estonia dan mengelap tangannya.

"Aku tidak sudi memiliki kakak ipar seperti perempuan ini" ucap Valerie yg berdiri di samping Livania dan menatap Estonia rendah.

"Sudahlah, ayo kita pergi ke kamar saja, ini sudah larut" ucap Isabella dan mereka langsung bubar untuk pergi ke kamar mereka.

Sedangkan Estonia masih diam disana dan mengepalkan tangannya masih menatap Livania dengan tajam dan permusuhan.

"Aku akan membunuhmu Livania! LIHAT SAJA NANTI!!" Teriak Estonia dan pergi ke kamarnya dengan perasaan marah yg mendominasi.

"Ingin membunuh Livania huh?" Ucap Alston yg melihat semuanya dari permata yg mengeluarkan hologram tersebut.

Alston mengepalkan tangannya saat mendengar Estonia yg akan membunuh Livania.

"Itu tidak akan terjadi karena aku yg akan membunuhmu! Tapi aku masih ingin bermain main dulu denganmu" ucap Alston dan memainkan permata kecil yg berwarna merah.

Alston menatap permata tersebut dengan teduh dan menggenggamnya lalu mencium nya, walaupun ketutup telapak tangan.

"Sebentar lagi kau akan bertemu pemilikmu kembali setelah ratusan tahun lamanya" ucap Alston kepada permata di tangannya dan menaruhnya di kotak berwarna merah tua.

Alston berdiri dari duduknya dan keluar dari kamarnya untuk mencari angin segar.

Alston pergi ke taman yg sepi, tidak terlalu karena masih ada suara jangkrik menemani malam yg disinari oleh bulan.

Dan mata Alston menangkap seorang laki laki yg memiliki rambut coklat tua dengan mata hitam.

Dan mata hitam tersebut juga tak sengaja melihat Alston yg menatapnya datar.

"Apa yg anda lakukan disini pangeran Kyne?" Tanya Alston kepada Kyne yg juga menatapnya dingin.

"Hanya mencari angin segar yang mulia, lalu apa yg anda lakukan disini?" Tanya Kyne balik setelah menjawab pertanyaan dari Kyne.

"Sama seperti mu" ucap Alston dan suasana kembali hening.

"Udara semakin dingin ya, aku akan masuk" ucap Alston membalik badannya tapi sebelum berjalan Alston sempat mengatakan satu hal membuat Kyne tertegun.

"Jangan mendekati Livania, karena dia permaisuri serta ratu dari bangsaku"

T.B.C

Antagonist? No! I'm a Villain (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang