Bulan datang menggantikan matahari yg terbenam yg mengartikan bahwa malam sudah tiba.
Saat malam hari Livania masih sibuk membaca buku mantra sihir kuno yg tidak sengaja ia ambil beberapa hari yg lalu.
'Hmm... Kira kira gimana ya keadaan Adeline? Apakah stress? Gw cek ajalah' batin Livania lalu teleportasi ke gudang lama dan bisa Livania lihat Adeline yg meringkuk di sudut sambil menangis.
Livania yg melihat hal tersebut tertawa terbahak bahak membuat Adeline terkejut dan menatap Livania.
"Bagaimana permainannya, adikku?" Tanya Livania berjalan ke arah Adeline yg menatap Livania tajam dengan tangan bergetar.
"DASAR KAU LACUR!! KELUARKAN AKU DARI SINI!!" Teriak Adeline menyerang Livania menggunakan sihir anginnya tetapi dihindari oleh Livania.
"Ingat ini baik baik" ucap Livania memegang kepala Adeline dengan kasar dan menatap Adeline nyalang.
"Aku akan menghancurkan mu sampai kau membunuh dirimu sendiri karena depresi" ucap Livania lalu menghapus ingatan Adeline tentang percakapan mereka tetapi tidak dengan ucapannya barusan.
Adeline langsung pingsan tak sadarkan diri dan Livania langsung pergi dari gudang ke asramanya.
Livania langsung menuju ranjangnya yg berada di bawah Fiona yg sudah tertidur begitu juga dengan dua orang lainnya.
Saat tertidur Livania bermimpi ia berada di hamparan bunga mawar yg indah.
"Selena" ucap seseorang membuat Livania terkejut dan melihat ke belakangnya dan bisa Livania lihat, Livania yg dulu berada di sana.
"Livania" ucap Li- kita panggil Selena aja dulu sementara.
Livania langsung berjalan ke Selena dengan senyuman yg muncul di wajahnya.
"Selena, terimakasih telah menggantikan ku untuk membalas perbuatan Adeline, dan maaf karena mengambil nyawamu dari ragamu" ucap Livania mengelus pipi Selena yg menatapnya.
"Sama sama. Lalu, bagaimana dengan catatan kematianku?" Tanya Selena menggenggam tangan Livania.
"Kau mati karena gagal jantung" ucap Livania enteng membuat Selena terkejut.
"A-"
"Aku tidak bisa berlama lama disini, aku akan menyampaikan satu hal" ucap Livania mengelus kepala Selena dan memotong ucapannya.
"Tolong jaga mereka baik baik, dan carilah permata Rie'za" ucap Livania lalu menghilang dan bertepatan dengan Livania (Selena) yg terbangun.
"Pukul berapa ini?" Tanya Livania menatap sebuah jam kuno yg bekerja dengan sihir.
"Pukul lima, sebaiknya aku bersiap dan membuatkan mereka sarapan" ucap Livania lalu turun dari ranjangnya dan pergi ke kamar mandi.
Setelah selesai Livania langsung memakai seragamnya dan sedikit merapikan rambutnya lalu pergi ke dapur.
Elena yg sedang tidur terbangun saat ia mencium harum makanan yg berasal dari dapur kecil yg ada di kamar mereka.
Elena langsung menghampiri Livania yg sedang memasak dan duduk di kursi.
"Cuci muka dulu sana sebelum makan" ucap Livania dan dipatuhi oleh Elena yg langsung ke kamar mandi untuk mencuci muka.
Livania langsung menaruh masakannya ke meja makan dan menyiapkan air untuk menemani makan.
"Hmm~ sangat harum! Kau memasak sarapan untuk kami?" Tanya Fiona yg bangun dengan wajah basah, sepertinya habis cuci muka dengan Elena dan Isabella.
"Tentu! Aku akan membuatkan kalian makanan saat kita berada di asrama agar kita tidak perlu turun ke kantin" ucap Livania lalu dudu di salah satu kursi begitu juga dengan ketiga temannya.
"Ini sangat enak" ucap Isabella saat merasakan daging yg memiliki kuah kuah kuning, opor ayam (jadi pengen opor gw njir 🥲).
"Apa nama makanan ini?" Tanya Elena menatap Livania yg tersenyum sambil mengunyah opor buatannya.
"Ini namanya opor ayam" ucap Livania mendapatkan anggukan dari ketiga temannya.
"Bagaimana kau tau resepnya?" Tanya Fiona penasaran dan membuat Livania tersenyum misterius.
"Rahasia~" ucap Livania menaruh telunjuknya di depan bibirnya dan mengedipkan satu matanya ke arah Fiona yg mengembungkan pipinya.
Disisi lain.
Terlihat disebuah ruangan yg cukup terang dan terdapat seorang manusia dengan rambut putih dan mata merah yg terkena sinar dari sebuah batu hologram.
"Hm~ aku ingin merasakan masakan buatan Livania" ucap Alston memainkan kalung yg Livania berikan untuk di kembalikan ke ibunya.
Tok tok tok.
"Kakak, keluar lah"
Alston langsung mengusap wajahnya kasar saat mendengar adik laki laki nya memanggilnya.
Alston langsung menyimpan kalung tersebut dan juga menyimpan batu sihir tersebut.
Alston langsung berjalan ke pintu dan membukanya dan bisa Alston lihat wajah adiknya yg terlihat sebal.
"Ada apa dengan wajahmu Daniel?" Tanya Alston sedangkan adiknya, Daniel hanya mendengus dan menatap Alston.
"Perempuan itu lagi" ucap Daniel lalu pergi meninggalkan Alston yg mendecih dan berjalan ke ruang tamu.
Bisa Alston lihat ada seorang perempuan dengan rambut pirang dengan mata merah muda yg berdiri menunggunya.
"Alston!" Ucap perempuan tersebut dan berlari kecil ingin memeluk Alston tetapi berakhir dengan dia yg jatuh karena Alston yg menghindar.
"Alston, kenapa kau menghindar? Kaki ku jadi sakit" ucap perempuan tersebut menatap Alston dengan mata berkaca kaca.
Alston tidak menghiraukannya dan langsung pergi meninggalkan perempuan tersebut.
"Ini pasti karena perempuan dari keluarga Acheron itu! Awas saja, aku akan menghancurkannya karena mengambil Alston ku"
T.B.C
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist? No! I'm a Villain (END)
Ficción histórica(Bakal direvisi kalo authornya gak males.) Selena, seorang perempuan nolep yg pinter, dia ber transmigrasi ke tubuh seorang antagonis di buku novel yg dia baca terakhir kali sebelum tidur dan yg dia bakar juga. Dengan berbekal cerita alur yg dia i...