Keesokan harinya Livania sudah bangun lebih dulu dan sedang memakai gaun berwarna ungu tua.
"Hmm... Kira kira aku diterima tidak ya di akademi?" Tanya Livania yg sedang memakai gaunnya dibantu Ella.
Ella yg mendengar hal tersebut mendongak menatap Livania yg sedikit kurang yakin.
"Anda pasti diterima nona! Akademi tidak akan menyianyiakan seseorang dengan sihir tingkat tinggi seperti anda!" Ucap Ella berusaha meyakinkan Livania yg sedikit ragu.
Livania yg mendengar hal tersebut tersenyum dan mengelus kepala Ella lembut.
"Kau benar Ella, mereka tidak akan menyianyiakan ku" ucap Livania yg selesai memakai gaun dan sekarang berjalan menuju meja rias nya.
Carla langsung menyisir rambut Livania dengan lembut sedangkan Emmy sedang merias wajah Livania dengan hati hati.
"Carla, tolong gerai saja rambut ku dan hias dengan ini, aku membelinya beberapa waktu yg lalu tapi belum aku pakai" ucap Livania memberikan sebuah riasan rambut yg kaya... Gimana ya deskripsi in, kaya... Aduh bentar gw cari dulu contohnya di google.
NAH KETEMU!!
Kek gini, kok kaya jepit rambut ya, bener gak sih? Auklah, btw warnanya juga ungu tua bagian bunganya doang.
"Baik nona" ucap Carla lalu memasang jepitan tersebut ke rambut Livania yg halus kek dosa lu pada, canda kek kain sutra.
Selesai dengan dandanannya Livania langsung keluar dari kamarnya menuju depan kediaman bukan gerbang.
"Kakak!" Panggil Adeline yg baru saja keluar dari kamarnya, Livania yg mendengar suara Adeline hanya menghela nafas lalu menatap Adeline.
Livania menaikan satu alisnya saat melihat penampilan Adeline yg terbilang sederhana.
"Adeline, apakah kau berniat mencoreng nama keluarga Acheron dengan penampilanmu yg seperti rakyat jelata? Kau lupa jika keluarga kita dikenal dengan kemewahan dan kecantikan serta ketampanan keturunannya? Ah, aku lupa jika kau bukan asli keturunan Acheron" ucap Livania yg membuat Adeline terdiam seribu bahasa.
Livania yg merasakan tatapan tidak suka dari pelayan pribadi Adeline langsung menatapnya rendah.
Emmy, Ella, dan Carla yg juga merasakan apa yg dirasakan Livania juga menatap pelayan pribadi Adeline tajam.
"Ka-kalau begitu saya akan ber-"
"Tidak usah, pakai saja bajumu yg itu, kita akan terlambat" ucap Livania berjalan lebih dulu meninggalkan Adeline yg mengepalkan tangannya lalu menyusul Livania.
Saat di kereta kuda pun mereka hanya diam tidak ada suara selain suara kaki kuda.
Saat sampai mereka turun yg didahului oleh Livania yg langsung menjadi pusat perhatian.
Lalu turunlah Adeline yg juga menjadi pusat perhatian, Adeline yg ditatap sempat percaya diri sebelum ada sebuah kalimat yg membuatnya terkejut.
"Hei, apakah yg di belakang lady Livania itu lady Adeline? Apakah lady Adeline kembali menjadi rakyat biasa?"
"Aku tidak tau, mungkin iya"
"Ugh, sebagai seorang lady seleranya sangat rendahnya seperti rakyat jelata"
"Diakan memang rakyat jelata, walaupun ibunya menikah dengan duke Acheron tetapi darahnya mengalir darah rakyat jelata"
Livania yg mendengar kalimat tersebut tersenyum dan menatap Adeline yg ada di samping yg sedang menundukkan kepalanya.
"Kau tidak akan bisa menjatuhkan ku walaupun kau berusaha Adeline" bisik Livania yg hanya didengar oleh Adeline yg menatapnya dengan sinis.
"Aku akan menjatuhkan mu bagaimana pun caranya" bisik Adeline yg tersenyum sinis dan menatap Livania sini.
"Pfftt... Memangnya rakyat jelata sepertimu bisa apa?" Bisik Livania menatap Adeline rendah dengan smirk nya yg tertutupi oleh kipasnya.
Adeline terdiam dan menggertakkan rahangnya menatap Livania marah dengan tangan terkepal.
Livania hanya tersenyum lalu menatap ke depan, saat menatap ke depan matanya tidak sengaja menangkap siluet seseorang dengan rambut putih dengan mata merah yg lalu menghilang.
'Alston...' batin Livania yg masih menatap tempat dimana dia melihat siluet Alston.
Selang beberapa menit akhirnya mereka berada di ruang kepala akademi.
"Nona Livania dan Nona Adeline, senang bertemu dengan anda, perkenalkan nama saya Aderald Damesha Lafonso, kepala akademi Blizzard" ucap Aderald menyambut Livania dan Adeline yg duduk di hadapannya.
Livania menatap Aderald datar sedangkan Adeline tersenyum lembut menatap Aderald.
"Ini dia formulir nya nona, dan kita akan memulai seleksi minggu depan" ucap Aderald memberikan selembar kertas (formulir) dan juga dua bolpoin.
Livania membaca isi formulir tersebut dan langsung menuliskan identitas dirinya dan juga tingkat sihirnya.
Adeline pun juga sama tetapi saat dia menulis bahwa sihirnya berada di tingkat menengah ia tersenyum sombong menatap Livania.
Setelah selesai mereka memberikan formulir mereka ke Aderald dan pergi dari sana.
Saat mereka keluar mereka lagi lagi menjadi sorotan orang orang, tidak! Lebih tepatnya Livania karena parasnya yg cantik.
"Astaga! Lady Livania sangat cantik dan anggun!"
"Benar! Tapi... Kenapa lady Adeline menggunakan baju jelek begitu? Apakah ibunya telah bercerai dengan duke Acheron?"
Adeline yg mendengar cacian tersebut langsung menundukkan kepalanya dan mengepalkan tangannya.
Livania yg melihat hal tersebut tersenyum remeh dibalik kipasnya.
'Sepertinya anak ini harus memilih baju yg layak'
T.B.C
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist? No! I'm a Villain (END)
أدب تاريخي(Bakal direvisi kalo authornya gak males.) Selena, seorang perempuan nolep yg pinter, dia ber transmigrasi ke tubuh seorang antagonis di buku novel yg dia baca terakhir kali sebelum tidur dan yg dia bakar juga. Dengan berbekal cerita alur yg dia i...