#41

18.6K 1.2K 5
                                    

"Itu karena ayah saya di tuduh menggelapkan uang hasil menjual kristal yg beliau tambang ke seluruh kekaisaran dan akhirnya seluruh aset kami di rampas dan membuat kami hidup miskin, yg tersisa hanyalah gelas tersebut" ucap Livania kembali setelah mendapatkan pertanyaan dari Veronica.

"Kenapa tidak kau jual ini?" Ucap Veronica memperlihatkan gelas yg dia pegang.

"Itu karena ibu bilang kepada saya untuk memberikan gelas yg sangat indah tersebut ke selir Veronica, karena keindahan kristal tersebut seperti anda yg sangat cantik dan mengagumkan" ucap Livania membuat Veronica tersenyum sombong dan mengibaskan rambutnya.

"Aku memang cantik, karena itu yang mulia kaisar bisa langsung jatuh cinta padaku, hohoho" ucap Veronica membuat Livania menahan untuk menampilkan ekspresi jijik.

'Dih, yang mulia kaisar nikahin elu karena politik bukan cinta, hoek' batin Livania menahan mual melihat wajah sok cantik milik Veronica.

"Karena kau telah memberikanku gelas ini dan membuatkan kue serta teh yg enak dan kamar ku yg bersih tanpa debu maka kau akan ku terima menjadi pelayanku!" Ucap Veronica membuat Livania pura pura terharu dan langsung sujud di kaki Veronica dengan ogah ogahan.

"Terimakasih selir Veronica... Anda tidak hanya wanita paling cantik tapi juga paling baik..." Ucap Livania dengan nada gemetar seolah olah sedang menahan tangis.

'Ugh, kalo bukan karena akting gw ogah banget bust sujud di kaki lo yg bau' batin Livania menampilkan ekspresi jijik yg tidak bisa di lihat oleh orang lain.

"Bangunlah" ucap Veronica membuat Livania bangkit dan menundukkan kepalanya.

"Mulai besok kau sudah bisa melayaniku" ucap Veronica duduk di sofa dan memakan kue buatan Livania.

"Baik selir Veronica" ucap Livania lalu keluar dari kamar Veronica dan menghela nafasnya.

"Ugh, amit amit jabang bayi..." Gumam Livania yg membersihkan pakaiannya.

Livania langsung berjalan ke arah asrama pelayan yg melewati taman istana.

"Apa kau masih ingat kapan ulang tahun putri Carmia?"

"Oh, masih, ulang tahun putri Carmia itu bulan depan, saat bulan Álogo"

"Benar, dan tanggalnya tanggal 16"

'Carmia... Gw hampir lupa sama tu makhluk' batin Livania menguping pembicaraan kedua pelayan yg melewati Livania.

Carmia Kaysena Faith, putri ke tiga yg memiliki sihir es da dikenal dengan parasnya yg cantik, tapi walaupun begitu sebenarnya dia sama seperti Adeline, berhati iblis.

'Hmm... Kalau gw kacau dikit boleh lah...' Batin Livania yg sudah sampai di asrama pelayan dan mulai mencari kamarnya.

Di sisi lain.

"Kenapa kau memanggilku?" Ucap Valerie yg masuk ke kamar Alston.

"Aku hanya ingin bertanya, apakah benar, Livania dan Kyne sudah memutuskan pertunangan mereka?" Ucap Alston membuat Valerie menatap Alston penuh selidik.

"Apa yg kau inginkan kak?" Ucap Valerie masih menatap Alston penuh selidik.

"Jawab saja" ucap Alston membuat Valerie menghela nafasnya dengan Alston yg sulit di tebak.

"Iya, mereka sudah memutuskan pertunangan mereka" ucap Valerie membuat Alston tersenyum.

Valerie yg melihat senyum Alston hanya bisa bergidik ngeri,  demi apapun senyuman Alston itu sangat mengerikan.

"Kau boleh pergi" ucap Alston yg bangkit dari duduknya lalu pergi meninggalkan Valerie.

'Apakah, kakak menyukai Livania?' Batin Valerie lalu ikut berdiri dan keluar dari kamar Alston meninggalkan orang tersebut yg tengah tersenyum bak orang gila.

"Kaka, jangan tersenyum seperti itu, kau seperti orang gila!"

"APA KAU BILANG?!!"

"Bosen banget anjing" ucap Livania merebahkan tubuhnya di kasur yg empuk rapi kecil.

"Ugh... Ni kasur gak pernah di bersihin apa? Banyak debu anjing" ucap Livania lalu membersihkan kasur yg penuh akan debu, iwh jijik njir.

Sekitar lima menit berusaha membersihkan kasurnya akhirnya kasurnya yg tadinya lusuh menjadi bersih.

"Gini kan enak"

Tok
Tok
Tok

"Sapa sih?" Ucap Livania lalu berjalan ke arah pintu dan membukanya lalu nampaklah wajah kepala pelayan.

"Rina, ini pakaian mu, dan besok kau harus bangun pukul empat pagi untuk membereskan kamar mu dan membantu yg lain membersihkan istana..." Ucap kepala pelayan membuat Livania ingin memukul mulutnya.

'Ni orang kalo ngomong udah kaya guru sejarah nerangin tentang peperangan pertama' batin Livania menatap kepala pelayan yg masih mengoceh.

"Dan setelah kau menyiapkan baju tidur selir Veronica kau bisa pergi ke sini lagi" ucap kepala pelayan lalu menyerahkan baju yg ada di tangannya ke Livania.

Livania mengambilnya lalu berterimakasih dan menutup pintu lalu menaruh bajunya di meja.

"Gw kira jadi pelayan gampang rupanya sulit... Tau gini mending jadi ksatria wanita aja gw biar jaga si mak lampir" ucap Livania merebahkan tubuhnya kembali ke kasur dan menutup matanya untuk tidur.

T.B.C

Antagonist? No! I'm a Villain (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang