Karena author baik hati jadi author kasih lagi nih.
Jan lupa vote atau gw tandai muka lu pada.
Saat ini Livania sedang berjalan ke ruang makan dengan Emmy di belakangnya.
Sepanjang jalan pun banyak yg menatapnya sinis tapi di hiraukan oleh Livania, jika Livania yg asli maka dia bakal berteriak marah karena tidak ada yg membungkuk sopan kepadanya tidak seperti Adeline.
Saat sampai pun Livania langsung mendorong pintu dengan keras tanpa memedulikan sopan santun.
"Dimana sopan santunmu?! Kau bah-"
"Bacot anjing!" Ucap Livania mengacungkan jari tengahnya ke arah Agatha (ibu kandung Adeline/ibu tiri Livania).
"Livania! Tidak seharusnya kamu memotong omongan ibumu!" Teriak duke Acherron ayah Livania yg bernama Arthur.
"Ha? Ibu saya kan sudah meninggal" ucap Livania tanpa memikirkan omongannya.
Mulai saat ini mungkin Livania akan langsung ngomong sesuai fakta mungkin.
"LIVA-"
"Itu fakta pria tua" ucap Livania menekan kata fakta dan menatap Arthur dingin.
"Anak kurang ajar! Pergi-"
"Padahal anda yg meminta pelayan untuk memanggil saya kemari tapi saat saya kemari malah di usir ck ck ck, bagaimana jika perilaku anda ini di lihat oleh keluarga lain ya? Mungkin anda akan di cap sebagai duke tidak sopan karena mengusir putri mahkota" ucap Livania menatap Adeline serta menekan kata putri mahkota.
Arthur langsung terdiam, memang benar jika ada seorang lady yg memiliki status sebagai tunangan putra mahkota maka derajatnya sama dengan seorang ratu.
Akhirnya makanan pun tiba dan semua pun menyantap makanan mereka dengan lahap tapi tidak dengan Livania.
'Apa apaan?! Kenapa gw di kasih makanan kurang matang begini?!' batin Livania menaruh garpu dan pisaunya lalu menatap Emmy.
"Emmy, tolong seret koki yg membuat makanan ini kemari" ucap Livania dengan senyum lembut tapi jika di lihat dengan seksama itu adalah senyum membunuh.
Emmy langsung ke dapur dan selang beberapa menit Emmy datang sambil menyeret seorang koki.
"Apakah kau tau apa yg kau lakukan?" Tanya Livania tanpa menoleh kebelakang sedangkan koki tersebut berdiri dan menatap Livania angkuh.
"Saya tidak melakukan apapun" ucap koki tersebut yg membuat Livania berdiri dan menendang kaki koki tersebut sehingga terjatuh.
"Sebagai orang yg dipekerjakan..." ucap Livania yg sengaja di gantung karena melihat koki tersebut menatapnya marah.
Livania tersenyum remeh dan langsung menuangkan air dari gelas yg dia bawa ke koki tersebut dan langsung melemparkan gelas tersebut tepat di wajah koki.
"Harus hormat kepada atasanmu, dan lagi aku ini putri mahkota, aku bisa saja membunuhmu sekarang juga jika aku mau" ucap Livania penuh penekanan dan menjambak rambut koki tersebut untuk menatapnya.
Livania langsung menghempaskan tangannya dari rambut koki tersebut dan mengelap tangannya.
"Emmy, buatkan aku sup dan bawa ke kamarku" ucap Livania lalu pergi ke kamarnya tanpa memedulikan tatapan Adeline yg menatapnya bingung.
'Kenapa wanita bodoh itu bisa menjadi menyeramkan?'
Selesai sarapan.
"Emmy, aku ingin pergi untuk membeli gaun perhiasan dan sepatu baru, tolong siapkan kereta" ucap Livania lalu mengambil beberapa kantung emas untuk ia bawa.
Livania langsung keluar dari kamarnya dan itu bertepatan dengan Adeline yg ingin mengetuk pintu kamar Livania.
"Ah, kakak apakah kakak ingin pergi bersama saya untuk membeli gaun baru untuk acara ulang tahun pangeran?" Tanya Adeline menatap Livania dengan tampang polos tetapi dalam hati dia ingin Livania membentaknya yg membuat reputasinya semakin menurun.
"Baiklah, lagi pula aku juga ingin membeli gaun baru karena gaun yg membuat mataku sakit itu sudah ku buang semua" ucap Livania berjalan terlebih dahulu meninggalkan Adeline yg mematung di depan kamar Livania.
Adeline buru buru menyusul Livania dan berjalan di sampingnya dengan senyum yg dibuat bahagia, padahal dalam hati dia menyumpah serapah Livania yg tidak membentak ataupun memukulnya.
"Nona, kereta sudah siap" ucap Emmy lalu mereka pergi ke sebuah butik terkenal yaitu 'Glorena' milik seorang countess.
"Selamat datang lady Livania dan lady Adeline" ucap countess bernama Belinda.
"Silahkan duduk saya akan menyiapkan beberapa gaun yg mungkin sangat cocok untuk anda" ucap Belinda pergi meninggalkan Adeline dan Livania.
"Kakak, bagaimana jika kita membeli gaun yg sama dengan warna kuning atau merah muda? Nanti orang orang akan iri mel-"
"Hahahahahaha" tawa Livania yg membuat Adeline kebingungan dengan tingkah Livania.
"Gaun yg sama? Berwarna kuning? Merah muda? Maaf saja Adeline, tapi aku tidak ingin melihat warna cerah di ruang bajuku, ah aku ingat! Aku mungkin akan sedikit lama bahkan karena harus mencari tukang renovasi apakah tidak apa apa adik?" Tanya Livania menatap Adeline yg menatapnya dengan tatapan terkejut.
"A-ah, tentu tidak apa apa kak, saya tidak keberatan" ucap Adeline dengan senyum lembut yg menghias wajahnya.
'Ada apa dengan wanita ini?!'
T.B.C
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist? No! I'm a Villain (END)
Historical Fiction(Bakal direvisi kalo authornya gak males.) Selena, seorang perempuan nolep yg pinter, dia ber transmigrasi ke tubuh seorang antagonis di buku novel yg dia baca terakhir kali sebelum tidur dan yg dia bakar juga. Dengan berbekal cerita alur yg dia i...