Ujian tulis sudah selesai dan sekarang waktunya untuk istirahat begitu juga dengan Livania dkk yg sedang berjalan menuju ke kantin.
Saat di perjalanan mereka bercanda ria bahkan banyak orang yg menatap mereka karena kagum akan kecantikan mereka sampai...
"Kakak, apakah saya boleh ikut?" Tanya Adeline yg tiba tiba berada di belakang Livania bersama ketiga teman barunya.
Elena yg melihatnya langsung berdiri dihadapan Adeline yg membuat Livania tidak bisa melihat Adeline karena tertutup tubuh Elena yg lumayan tinggi darinya.
'Nasib orang pendek ya gini' batin Livania menatap Elena dari atas sampai bawah dan itu berlaku buat Isabella dan Fiona yg tingginya melebihi tinggi Livania yg sekitar 155/154 (pendek kali).
"Untuk apa kau ikut? Kau kan punya teman teman dari keluarga baron dan count" ucap Elena menunjuk ke ketiga teman Adeline yg menatap Elena tajam.
Adeline menundukkan wajahnya dengan bahu bergetar, Livania yg melihatnya dari balik punggung Elena hanya merotasi kan matanya malas.
'Mulai dah aktingnya, tu bocah kalo jadi artis keknya bakal langsung terkenal deh' batin Livania dan menarik tangan Elena untuk kebelakang dan sekarang Livania yg berada di depan Adeline yg menangis.
"Kakak... Apa salah saya" ucap Adeline menatap Livania dengan air mata yg sudah membasahi pipinya.
"Banyak. Kau pikir manusia tidak punya kesalahan? Bahkan orang baik, polos, dan lugu saja mempunyai banyak sekali kesalahan yg tidak akan bisa membuatnya mati dengan tenang karena kesalahannya" ucap Livania membuat Adeline terdiam baik, polos, dan lugu? Itu semua adalah ciri ciri Adeline dan apa katanya? Mati?
Livania yg melihat keterdiaman Adeline langsung melirik ke tangannya yg mengepal.
Livania langsung memfokuskan pikirannya untuk membaca pikiran Adeline.
'Keparat! Apakah perempuan ini menyumpahi ku mati dengan tidak tenang?! Dasar jalang! Aku yg akan membuatmu mati dengan tidak tenang!' Batin Adeline membuat Livania emosi tapi untung bisa ditahan.
Sampai datanglah seorang laki laki dengan rambut putih mata merah yg membuat semua orang membungkuk hormat.
"Ada apa ini?" Tanya Alston yg datang membuat Livania langsung menatap ke arah Alston dan mengingat kejadian satu minggu lalu.
Saat Alston merasa tidak ada yg menjawab ingin membuka suara lagi tetapi di dahului dengan ucapan Adeline.
"Kenapa kakak selalu berbuat jahat kepada saya? Padahal saya selalu membagi apa yg saya miliki dengan kakak tapi kenapa..." Ucap Adeline yg mulai menangis di pelukan salah satu temannya.
Livania yg melihat hal tersebut hanya menaikkan satu alisnya, mencari perhatian Alston rupanya.
"Pfftt, hahahahahaha" tawa Livania pecah begitu saja membuat orang orang beranggapan bahwa Livania memang orang yg jahat.
Alston yg melihat Livania tertawa justru kagum dengan kecantikan Livania saat tertawa bebas.
"Adeline Adeline. Memangnya kau pernah membagi apa denganku? Gaun? Perhiasan? Tidak kan, malah aku yg selalu membagi apa yg aku miliki! BAHKAN! Kyne juga ku bagi denganmu, APAKAH ITU KURANG SAMPAI SAMPAI KAU MENCURI GAUN PEMBERIAN KYNE?! Bahkan, kau juga mencuri kalung pemberian permaisuri" ucap Livania yg membuat Adeline menatap ke lehernya yg memakai kalung pemberian permaisuri kepada Livania.
Adeline langsung menatap ke arah Livania dengan mata terkejut bahkan orang orang yg semula membisikkan tentang Livania langsung berbisik tentang Adeline.
"Cih, apakah kau tidak kapok sudah ketahuan mencuri gaun yg diberikan ke Livania dan sekarang malah mencuri kalung pemberian permaisuri" ucap Fiona yg dari tadi diam memperhatikan dengan tatapan rendah ke Adeline.
"Ti-tidak! Saya tidak mencurinya! Sa-"
"Dijebak? Jika kau dijebak kenapa koper milikmu berisi perhiasan bahkan koper tersebut besar, tidak mungkin jika isinya hanya alat tulis ataupun beberapa gaun kan?" Tanya Livania mendekati Adeline yg mundur kebelakang hingga tersandung.
Livania langsung berjongkok didepan Adeline yg terlihat menahan sakit di bagian pantatnya.
"Dengar ucapanku baik baik karena aku tidak akan mengulanginya, jangan pernah berharap menjadi sepertiku, karena kita beda kasta, kau dari kalangan rakyat jelata dan aku seorang bangsawan sejati" ucap Livania lalu menarik kalung yg dipakai Adeline hingga terlepas.
Livania langsung berdiri dan berjalan ke arah Alston yg dari tadi hanya memperhatikan.
"Tolong kirimkan ini ke permaisuri dan juga tolong kirimkan kata maaf ku karena tidak bisa menjaganya baik baik sehingga di curi oleh adik saya" ucap Livania memberikan kalung tersebut ke tangan Alston dan pergi meninggalkan tempat tersebut bersama Elena, Fiona, dan Isabella.
Alston memperhatikan kalung tersebut dan memperhatikan kepergian Livania.
Alston langsung menyimpan kalung tersebut dan menatap Adeline tajam sedangkan yg ditatap menundukkan wajahnya karena menangis (palsu) dan juga karena malu.
"Dasar rendahan"
T.B.C
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist? No! I'm a Villain (END)
Ficção Histórica(Bakal direvisi kalo authornya gak males.) Selena, seorang perempuan nolep yg pinter, dia ber transmigrasi ke tubuh seorang antagonis di buku novel yg dia baca terakhir kali sebelum tidur dan yg dia bakar juga. Dengan berbekal cerita alur yg dia i...