Mari kita skip ke hari dimana Livania dan Adeline masuk Akademi.
Livania dan Adeline harus bangun pagi pagi sekali untuk menyiapkan apa yg harus mereka bawa.
Untungnya Livania udah nyiapin waktu malem malem jadi dia tinggal bersiap menggunakan gaun berwarna putih dengan corak hitam dan juga rambutnya yg di gerai dan diberikan hiasan jepit rambut.
Sekarang Livania tengah menunggu Adeline siap karena semalam anak itu tidak menyiapkan apa yg dia butuhkan saat di akademi.
"Kau sudah siap, mana Adeline?" Tanya Arthur yg udah bebas dari penjara beberapa hari yg lalu tetapi belum dengan Agatha.
"Masih di kamar" ucap Livania yg menyesap tehnya dengan anggun dan slay.
Saat sedang asik asik makan kue tiba tiba Adeline datang dengan dua koper yg besar.
Livania menatap koper tersebut dan menatap Adeline secara bergantian.
Livania yg sudah lelah menunggu langsung berdiri dan berjalan duluan ke kereta kuda meninggalkan Arthur dan Adeline.
Skip.
Sekarang Livania sudah sampai di akademi bersama dengan Adeline dan jangan lupakan Arthur yg menasehati nya.
"Baiklah baiklah ayah, aku sudah mendengarkan itu sedari tadi" ucap Livania jengah dan membuat Arthur terkekeh dan mengelus kepalanya.
Adeline yg melihatnya mengepalkan tangannya dan itu dilihat oleh Livania.
Livania langsung mencoba membaca pikiran Adeline dengan sihir pembaca pikiran orang lain.
'Kenapa?! Padahal aku dan ibu sudah susah payah membuat duke membenci Livania tetapi kenapa?! Kenapa duke kembali seperti dulu?!!!' Batin Adeline membuat Livania tersenyum tipis dan tidak ada yg menyadarinya.
Arthur langsung memeluk Livania dan Adeline lalu menyuruh mereka untuk segera masuk.
Livania langsung masuk ke gerbang akademi tanpa menunggu Adeline yg menyusulnya dan akhirnya Adeline berjalan di samping Livania.
"Kakak, kira kira-"
Belum sempat Adeline menyelesaikan ucapannya tiba tiba dia di dorong okeh Elena yg datang bersama Isabella dan Fiona.
"Menjauh lah dari Livania dasar pencuri!" Ucap Elena dengan suara sedikit keras dan menyebabkan semua orang langsung menatapnya.
"I-itu tidak benar! Sa-saya difitnah!" Ucap Adeline dengan mata yg berkaca kaca, cukup menyedihkan.
"Jika memang kau difitnah, jelaskan kenapa kau bisa memakai gaun yg diberikan putra mahkota untuk Livania?" Tanya Fiona yg membuat Adeline terdiam memikirkan jawaban dari pertanyaan Fiona.
"Diam berarti memang benar bahwa kaulah yg mencurinya" ucap Fiona dengan senyum miring menatap Adeline rendah.
Isabella langsung berdeham dan menatap sekitar dan sekiranya sudah ramai orang dia langsung membuka suara.
"Dengar baik baik! Orang ini! Lady Adeline ada seorang pencuri! Dia telah mencuri gaun yg putra mahkota berikan kepada Livania dan memakainya saat pesta ulang tahun putra mahkota!" Ucap Isabella dengan suara keras dan langsung terdengar bisik bisik yg membicarakan tentang Adeline.
Sampai seorang guru wanita paruh baya datang dan membuat semua orang berhenti.
"Sudah! Sekarang semuanya ke aula karena seleksi akan segera dimulai" ucap guru tersebut dan semuanya mulai pergi ke aula begitu juga dengan Livania yg diam diam tersenyum.
Saat di aula seperti kebanyakan akademi, kepala sekolah memberikan sambutan dan pidato serta beberapa aturan.
"Dan ingat! Jika ada yg melanggarnya akan lebih dari sepuluh kali akan kami keluarkan entah itu dari keluarga kerajaan sekalipun! Mengerti!" Ucap kepala sekolah dan semua siswa siswi bersuara secara bersamaan mengatakan kata 'mengerti'.
Satu persatu siswa mulai dipanggil untuk mengetes level sihir mereka berada di level berapa, dan jika dibawah level empat mereka akan langsung di pulangkan ke rumah mereka.
"Adeline Charlotte Acheron" ucap wakil kepala sekolah, lalu Adeline berdiri dan menuju alat yg dipasang batu pendeteksi level sihir.
Livania yg mendengarnya menatap Adeline yg terlihat jelas bahwa dia gugup, Livania langsung tersenyum tipis.
Saat Adeline meletakkan tangannya bisa mereka lihat Adeline berada di level tujuh, setelah itu Adeline langsung disuruh kembali ke tempatnya.
Saat berjalan ke tempatnya ia memasang senyum manis dan melirik ke tempat Livania.
Memang orang orang melihatnya tersenyum manis, tetapi yg Livania dan ketiga temannya melihatnya sebagai senyum sombong.
Lalu Isabella di panggil dan sihirnya berada di level delapan, lalu berlanjut ke Elena yg level sihirnya juga delapan begitu juga dengan Fiona.
"Livania Ainsley Acheron" ucap wakil kepala akademi dan Livania berdiri dan berjalan dengan percaya diri.
"Palingan level sihirnya tingkat satu, kau taukan dia tidak bisa menggunakan sihirnya"
"Mungkin kau benar, dia kan hanya anak manja duke dan juga pembuat onar"
Dan berbagai bisikan lagi yg membuat Livania tersenyum miring, saat Livania sampai di depan alat pengukur level sihir Livania sempat melihat orang orang yg berada di belakang kanan kirinya.
Dan bisa Livania lihat juga senyum mengejek yg Adeline berikan kepada Livania, apakah anak itu lupa bahwa Livania pernah mengeluarkan sihirnya?
Livania langsung meletakkan tangannya ke batu pengukur level sihir dan langsung menunjukkan level sepuluh yg membuat orang orang terdiam.
Begitu juga dengan Adeline yg menatap tidak percaya ke arah Livania yg tersenyum remeh.
Brak!
"TIDAK MUNGKIN LEVEL LADY LIVANIA SEPULUH!! DIA SAMA SEKALI TIDAK BISA MENGGUNAKAN SIHIR!!" Teriak seorang perempuan dengan rambut merah maron yg pendek sebahu.
Livania menatap perempuan tersebut dengan senyuman dan menyilangkan tangannya di dada.
"Benarkah?" Tanya Livania menguarkan aura mananya yg sangatlah kuat hingga membuat beberapa orang menahan nafasnya bahkan ada yg tidak kuat merasakan aura mana Livania dan ya orang itu mokad, canda pingsan doang.
Livania langsung menyembunyikan kembali aura mananya dan kembali ke tempat duduknya.
Saat duduk di langsung dikejutkan dengan pelukan Fiona yg bikin dia sesek napas.
"Kenapa kau tak bilang jika sihirmu tingkat tinggi?!" Ucap Fiona yg masih memeluk Livania dan Isabella langsung melepaskan pelukan maut Fiona.
Livania langsung menghirup oksigen dengan rakus dan menatap Adeline yg menatapnya dengan tatapan benci.
'Terkejut bukan? Bahwa aku memiliki sihir lebih tinggi darimu'
T.B.C
Vote atau gw santet lu pada.
Ges liat, keknya Wp lagi nyari masalah ma gw, lagi lagi eps gak urut anjir kek ff sebelah
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist? No! I'm a Villain (END)
Historical Fiction(Bakal direvisi kalo authornya gak males.) Selena, seorang perempuan nolep yg pinter, dia ber transmigrasi ke tubuh seorang antagonis di buku novel yg dia baca terakhir kali sebelum tidur dan yg dia bakar juga. Dengan berbekal cerita alur yg dia i...