2

3.1K 447 66
                                    

"Yong, makan dong. Lo dari semalem gak makan, malah dari siangnya gue yakin lo gak makan juga."

"Makan, Yong, gue tahu lo gak napsu makan, tapi lo harus tetep makan, kalo udah sakit repot juga."

Rion menurunkan kakinya dari atas kursi. Adam tadi keluar membelikan mereka sarapan, berupa nasi uduk yang ada di depan kosan.

Rion memakan sesuap dan berdehem menahan keinginan untuk batuk.

"Semaleman lo nangis, ya? Denger soalnya gue. Jangan nangisin Gazza mulu, Yong. Gak akan kenapa-napa dia, percaya sama gue," kata Adam.

Yuzi mengangguk. "Gue juga percaya sama Adam. Gazza mah tahan banting," timpalnya.

Rion meneguk minum yang disediakan Adam.

"Udah deh gak laper gue," katanya, memang sedang tidak punya nafsu makan sedikit pun.

"Eiih, ini anak, abisin!" titah Adam dengan tegas.

Rion menghela napas. "Gimana kalo Gazza kenapa-napa, Dam?" tanyanya tiba-tiba, kemudian menundukkan kepala dengan isakan samar yang kembali terdengar.

"Mewek lagi. Gak akan kenapa-napa si Gazza, yang ada elo yang bakalan kenapa-napa kalo gini terus. Makan, abisin! Beres makan, mandi, terus kita pergi ke rumah sakit."

Rion meremat kolor pendeknya. Napasnya mulai tersengal, tapi tidak dia pedulikan.

Yuzi segera beranjak untuk mengambil inhaler di dalam kamar.

"Terakhir gue liat lo bengek pas galau abis putus. Udah dong, Yong. Gue kasih napas buatan kalo lo sampe susah napas, mau?"

Rion sudah menyemprotkan inhalernya, dia kemudian melirik Yuzi.

"Najis," katanya.

"Jep-jep, kata nyokap gue mah," ucap Yuzi sembari mengusap-usap punggung Rion.

Adam mengambil piring Rion, menyendok nasi uduk dengan lauk ayam suwir itu, lalu menyodorkan ke depan mulut Rion yang sesenggukan.

"Walaupun bengek harus tetep makan," kata Adam.

Rion menerima suapannya kemudian mengusap kedua sudut matanya dengan punggung tangan.

Lalu Rion melirik Yuzi.

"Zi, beliin paracetamol dong, anget badan gue," pintanya setelah dirasa suhu tubuhnya yang semalam naik, jadi terasa makin naik.

"Gak usah beli, si Gazza paracetamol lovers pasti nyetok banyak di kamarnya. Gue ambilin."

Yuzi beranjak. Selain kamar Rion, tentu mereka juga terbiasa keluar masuk kamar Gazza.

"Mewek mulu sih lu," kata Adam.

"Takut gue, anjir," ungkap Rion.

Adam tetap menyuapi Rion, tak peduli nasi uduk itu akan jadi semakin gurih karena secara tidak sengaja tercampur dengan cairan ingus yang menambah rasa.

"Anehnya gue gak takut. Lo inget gak si Gazza pernah cerita dia pernah jatoh dari gedung lantai dua, udah diperkirain lumpuh sebadan-badan, eh, bangun-bangun bisa lari dia. Punya ilmu kuat turunan neneknya, gue denger-denger," cerita Adam, yang Rion juga mendengar langsung dari Gazza cerita itu, tapi siapa yang tahu kalau sebenarnya cerita itu hanya bualan Gazza semata.

Ashh, sialan, Rion setakut itu.

-

Rion dibonceng oleh Adam menuju rumah sakit tempat Gazza dirawat.

Karena tidak punya kontak orang tua Gazza, mereka dibawa Rion ke ICU, Gazza kemarin masih di ICU.

Rion menanyakan pasien atas nama Gazza Manggala, katanya sudah pindah ke ruang rawat.

Just🌹StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang