"El."
Lena melirik Papa-nya yang memanggil dari arah sofa.
"Kalaupun gak ada yang cocok di keluarga inti, keluarga kita dan keluarga Hardian punya banyak relasi, besar peluang menemukan satu orang yang hatinya cocok untuk Rion."
Lena mengangguk-angguk lalu menunduk, air matanya menetes juga pada akhirnya.
Mama yang duduk di samping Lena yang tadinya hanya mengelus pundak putrinya, jadi menarik tubuh putri kesayangannya itu, memeluknya.
Damar juga ada di sana, duduk di sofa sembari memandang adik perempuannya, yang sampai sekarang selalu dimanja oleh Papa mereka.
Sementara Felix dan Hardian, siang ini pergi ke tempat Camping, mereka tidak akan menginap, hanya akan memancing sampai sore hari untuk memberikan kesenangan pada dua bocah bungsu mereka, terutama bungsunya Hardian yang kemarin hampir kecewa.
Di ruang rawat inap itu si pasien sedang tidak ada, sedang menjalani beberapa pemeriksaan untuk melihat kondisi organ hatinya dengan lebih spesifik.
Tapi, mau bagaimanapun hasil pastinya nanti, keharusan transplantasi tetap kemungkinan besar sudah ada di depan mata.
Lena tidak bisa mendonorkan karena golongan darahnya berbeda dengan Rion, dan Hardian yang punya golongan darah sama pun tidak bisa mendonorkan karena masalah usia juga kesehatan, sedangkan Erlin tengah mengandung, tapi sekalipun bayinya nanti sudah lahir, dia tetap tidak akan diberi kesempatan untuk mengikuti tahapan tes kecocokan. Dan tersisa Bilal, yang sejak kemarin sudah mulai mengikuti tahapan tes, butuh waktu kurang lebih dua minggu atau bahkan hampir satu bulan untuk sampai ke proses skrining akhir, tidak hanya untuk calon pendonor tapi untuk resipien--penerima donor pun.
Transplantasi baru akan dilakukan setelah tenaga medis melihat rangkaian hasil pemeriksaan dari pendonor juga resipien kemudian memutuskan bahwa transplantasi layak dilakukan. Karena bukan hanya soal kecocokan organ, ada resipien yang dalam kondisi organ hati terlalu berat, hingga diperkirakan dia tidak akan bisa menerima resiko operasi. Jika terlalu beresiko, tenaga medis tidak akan mau melakukan prosedur transplantasi karena donor akan menjadi sia-sia.
Namun, soal itu bagaimana nanti saja, yang penting sekarang ada calon pendonor yang siap sedia dulu.
Jika Bilal tidak lolos Skrining. Dari keluarga Lena golongan darah-nya tidak ada yang sama dengan Rion, mungkin mereka akan berharap dari keluarga Hardian karena golongan darah Rion pun sama dengan Hardian, jadi ada kemungkinan keluarga Hardian juga ada yang sama. Kebetulan golongan darah Rion adalah AB, salah satu golongan darah yang kurang umum, tidak seperti A atau O yang sering ditemui.
"Udah, El, nanti kalo keliatan sama Rion bikin dia kepikiran," ucap Ina.
"Gimana kalo Rion gak dapet?"
Lena bersuara tercekat di sela isakan.
"Dapet, udah gak usah khawatir."
Ina mengusap-usap punggung putrinya. Air matanya juga ikut menetes, tapi segera dihapus karena masa yang menenangkan--menyuruh berhenti menangis, malah jadi ikut menangis.
Nick beranjak dari duduknya. Dia paling tidak tahan kalau melihat Helena-nya menangis, apalagi tangisnya sekarang bukan hanya karena disakiti lelaki, seperti di jaman putrinya masih ABG dulu, yang akan mudah diatasi dengan cara Nick memberikan pelajaran pada lelaki yang menyakiti putrinya.
"El, putri kesayangan Papa."
Nick menaruh tangan di pundak Lena.
"Nanti Papa marahin Rion karena udah bikin kamu nangis."
KAMU SEDANG MEMBACA
Just🌹Stories
General Fiction**Jangan plagiat nyerempet copy paste** Tentang si bengek apes 'Clarion--Iyong'.