Entah apa yang membuatnya bisa jadi se-santai ini, mungkin hipnoterapi kemarin atau ceramahan Yuzi yang dulu-dulu--yang akhirnya bisa Rion aplikasikan di hidupnya yang sekarang.
Oh, ternyata begini rasanya saat kita sudah sangat percaya bahwa baik buruknya kehidupan, itu sudah diatur dengan rapi oleh sang Pencipta. Tuhan juga pasti mengatur kepedihan dengan alasan, tidak hanya untuk iseng belaka, bukan? ... Kala itu Rion hanya menanggapi ocehan Yuzi dengan tawa terbahak karena kalimat itu terdengar seperti candaan di telinganya.
Akan bagaimana akhir hidupnya sekarang? Jelas Rion tidak tahu, tapi kematian memang lebih dekat dengannya. Rion tetap takut mati. Tapi bukan takut karena akan meninggalkan dunia yang memang hanya untuk ditinggali sementara ini. Dia hanya takut kepada nasibnya setelah hari kebangkitan nanti. Akan, kah, surga tempatnya atau, kah, neraka?
Tapi, Rion pernah dengar: orang yang meninggal karena sakit, dan jika selama sakit, orang itu melewatinya dengan penuh kesabaran, maka kelak surga lah tempat kehidupannya yang kekal. Hehe, boleh, kah, Rion besar kepala? ...: Ternyata sekarang dia sedang diberikan jalan untuk menuju jalur antrian tiket menuju surga. Dipikir-pikir bisa kali penyakitnya masuk dalam kategori 'privilege', ekekek. Rion yang kemarin tidak menerima takdir, sekarang jadinya berterimakasih kepada Tuhan-Nya untuk takdirnya itu.
.
Ruangan rawatnya sedang hening.
Rion baru saja kembali dari ruangan USG, bukan, Rion tidak hamil, dia harus melakukan prosedur tersebut untuk melihat kondisi organ hatinya, karena dari hasil pemeriksaan sampel darah, ada ke-abnormalan dari nilai-nilai protein dan enzim yang berurusan dengan organ hati, yang mengartikan adanya gangguan fungsi organ hati Rion.
Hal ini sudah diwanti-wanti, bahwa penyakit genetiknya: Defisiensi alfa-1 antitripsin, bisa menyebabkan penumpukan protein abnormal di dalam hati yang kemudian bisa menyebabkan gangguan hati.
Terapi protein alfa-1 antitripsin yang selama beberapa bulan ini diberikan secara rutin memang hanya untuk mengatasi agar jumlah enzim neutrofil terkontrol, karena jika tidak ada protein alfa-1 antitripsin jumlah enzim itu tidak ada yang mengontrol-- jumlahnya jadinya akan melebihi batas normal. Enzim neutrofil sebenarnya berfungsi untuk melawan infeksi, tapi itu jika jumlahnya tidak melebihi batas normal, dan jika jumlahnya melebihi batas normal, dia malah akan menyerang sel-sel sehat, terutama paru-paru--organ yang paling sering terkena dampak.
Dan untuk masalah organ hati, itu cerita lain. Seperti yang sudah kita bahas di cerita yang lalu: *Defisiensi alfa-1 antitripsin terjadi akibat mutasi gen serine protease inhibitor (SERPINA)1 yang mengatur produksi protein alfa-1 antitripsin di dalam hati. Mutasi gen ini menyebabkan terbentuknya protein abnormal yang tidak bisa bekerja dengan baik, sehingga tubuh mengalami defisiensi alfa-1 antitripsin--penyakit ini mencegah protein tersebut masuk ke peredaran darah, sehingga tertimbun di organ hati. Penimbunan protein itu lambat laun bisa menyebabkan gangguan hati.
Ya, seperti itu kira-kira.
(Btw, ini berdasarkan pemahaman otak cetekku, jadi keabsahannya sangat patut dipertanyakan, ohoho)
-
"Bun, laper."
Rion melirik Lena yang sejak tadi sedang melamun dan tidak bersuara. Hardian di samping Lena pun persis--sedang melakukan kegiatan yang sama dengan sang bunda; memandang kosong ke depan dengan pikiran melanglang buana entah ke mana.
Bilal tidak ada. Sejak mengantarkan Rion ke ruangan USG, abangnya itu langsung menghilang--tidak ikut mengantarkan Rion kembali ke ruangan.
Ngomong-ngomong, Rion belum makan apa-apa sejak pagi. Tadi baru minum sedikit, saat akan makan tiba-tiba Bilal mencegahnya karena katanya Rion harus diperiksa organ hatinya dan mengharuskannya puasa selama beberapa jam. Jadinya dia sangat lapar sekarang, tadinya ingin menunggu kedua orang tuanya selesai melamun, tapi ternyata lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just🌹Stories
General Fiction**Jangan plagiat nyerempet copy paste** Tentang si bengek apes 'Clarion--Iyong'.