85

2.3K 385 57
                                    

"Uhukk... "

Batuk yang disambung dengan suara tarikan napas keras lalu lenguhan.

Hardian belum tidur. Dari jam dinding yang baru menunjukkan pukul 22.00 WIB sampai sekarang jarum pendeknya sudah melewati angka 12, mata Hardian tetap terjaga memperhatikan Rion yang tidur di sampingnya. Batuk berulang, tarikan napas keras, dan lenguhan, terus terdengar.

Saat di rumah sakit pun begitu, di waktu malam Rion tidak pernah tidur dengan lelap dan tenang. Tapi ada perawat yang selalu mengecek keadaan dan bilang bahwa pasien tidak apa-apa, jadinya Hardian tenang. Nah, saat di rumah begini, walaupun sekarang Bilal sedang tidur di rumah, ada di kamarnya, tapi Hardian tetap tidak tenang dan tidak bisa tidur.

Sampai akhirnya terdengar suara samar-samar lantunan ayat suci dari masjid komplek. Kemudian tak lama suara langkah kaki terdengar.

Lena sudah bangun.

"Yah, Subuh," katanya.

Hardian langsung bergerak. Sebelum bangkit mengecek dulu kening Rion, takut tiba-tiba ada demam.

"Nyenyak gak tidurnya?" tanya Lena. Bukan untuk Hardian, saat Lena bertanya matanya melirik Rion.

"Nyenyak, cuma ya gitu, biasa, tapi gak sampe bangun. Ayah ini yang gak bisa tidur. Mau dibikinin kopi, Bun," pinta Hardian begitu ada di ambang pintu masuk.

"Ntar aja abis sarapan, perut kosong minta kopi," balas Lena.

"Iya, Ayah ke aer dulu," ucap Hardian, sebelum pergi dengan iseng mengecup puncak kepala Lena sambil diusap sekilas, membuat Lena mendesis sembari menarik sudut bibir, tiba-tiba rindu tidur satu kamar hanya berdua.

"Bundaaa... "

Suara panggilan terdengar dari arah tangga. Lena menoleh lalu menerbitkan senyum.

"Eh, Sayang-Nya Bunda, sholat sama Ayah, Sayang. Bangunin Qai juga."

Junior melangkah menuju bundanya.

Memeluk perut Lena.

Lena tersenyum sambil mengusap kepala si bungsu.

Begini lah rutinitas normal keluarga Hardian di rumah. Dan jika sedang tidak ada Hardian dan Lena, Junior selalu tidur di kamar Erlin, bangun Subuh, sholat berjama'ah bersama Rafli juga Qaisar.

"Abang Bi bangunin gak?" tanya Junior sembari mendongak karena belum melepaskan pelukannya.

"Abang mah pasti udah bangun, cuma belum keluar aja. Coba Jun liat ke kamar Abang," titah Lena.

"Ayahnya mana?" Junior bertanya lagi.

"Di toilet, tar nyusul ke atas."

Junior mengangguk.

"Bunda nunduk coba," titahnya.

Lena menurut, menundukkan kepala. Hapal dengan apa yang akan dilakukan oleh si bungsu yang punya sifat semanis ayahnya.

Dikecupnya kening Lena. Kemudian Junior melepaskan pelukan lalu berlari pergi begitu saja.

Lena menghela napas. Manis, tapi ada juga sedikit sifat gengsi dan cueknya, tidak bisa protes karena itu menurun dari Lena.

Setelah ini Lena akan menyibukan diri di dapur, menyiapkan minuman hangat dan juga cemilan sebelum sarapan. 

.

Para lelaki sudah selesai melaksanakan ibadahnya. Bilal turun langsung menuju tempat Rion tidur, Junior dan Rafli ke meja makan untuk menyantap minuman hangat dan cemilan yang telah disiapkan oleh Lena, sedangkan Qaisar masih di kamarnya.

Just🌹StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang