Setelah keluar dari rumah sakit, dia menambah izin tidak masuk kuliahnya selama tiga hari untuk istirahat, setelah itu Rion kembali beraktifitas secara normal.
Dari kemarin Rion bingung memikirkan bagaimana caranya mendapatkan uang tambahan untuk menyicil uang yang dia pinjam, masih sisa sih uang pinjamannya, tapi sisa sedikit. Rion baru tahu kalau sakit itu ternyata biayanya sangat mahal.
Di hari Jum'at, selesai shalat Jum'at di masjid, mereka langsung berkumpul di kamar kos Gazza. Di hari ini hanya ada satu Mata Kuliah dan jadwalnya pagi, jadi siangnya mereka bebas, tugas ada, tapi keempatnya berkumpul bukan untuk mengerjakan tugas, melainkan mereka sedang berdiskusi untuk membantu Rion keluar dari kebingungannya.
"Ojol aja ojol," usul Yuzi, tadi dia sudah mengusulkan kepada Rion untuk berjualan makanan saja seperti saat sedang Danus, tapi ditolak oleh Rion, jiwa malasnya menentang itu karena ketika ada waktu luang di kampus dia maunya tiduran saja di masjid, bukan berkeliling menjajakan jajanan.
"Motor lo yang joknya kek perosotan itu, gue pinjem buat ngojol gitu? Yakali! Gue oke aja ngojol, tapi motor lo pada gak ada yang bener. Pake motor sendiri, kagak punya." Rion mendengkus kasar.
"Part time cafe aja udah, Sabtu-Minggu," kata Adam, dari tadi dia mengusulkan itu belum digubris oleh Rion.
"Kalo Sabtu-Minggu gue kerja, males-malesannya kapan?"
Gazza melemparkan keripik singkong yang sedang dia konsumsi ke arah orang yang baru saja berucap.
"Tiap hari selain ngampus, kerjaan lo cuma males-malesan!" geramnya.
Adam mendecak. "Ini gak mau, itu gak mau. Ya, terus lo maunya kerja apaan?"
"Apa aja kek."
"Taik lo, apa aja-apa aja!"
Rion tertawa sembari menghindar dari serangan keripik singkong yang Adam lempar-lemparkan ke arahnya dengan gemas.
"Kosan gue kotor!" Gazza melotot kepada Adam.
Adam kemudian melahap seraup keripik singkong yang tadinya akan dia lemparkan lagi.
"Lo besok jadi balik?" tanya Yuzi.
"Gak tahu," sahut Rion.
"Jadi aja, Yong, sekalian minta duit buat bayar utang," kata Adam, "kalo ada yang gampang, napa lo susah-susah cari kerjaan," tambahnya.
Rion mendecak. "Minta digorok!"
"Nyokap lo baek kali, Yong, lo kalo minta duit dikasih mulu, padahal ngibul. Sekarang juga gitu aja, bilang ada acara kampus butuh dana 10 juta," usul Gazza.
"Taik lu, dikira bapak gue Bernard Arnault!"
"Siapa tuh?" tanya Yuzi.
"Orang terkaya pertama di dunia ngegeser posisi Elon Musk, gak tahu lu?"
"Nggak, pengetahuan lo mah emang di luar nalar orang, giliran ditanya nabi pertama aja kicep," sahut Yuzi.
"Yuzi mah bawa-bawa yang gituan mulu, suka merasa berdosa gue tuh."
"Perbaikin tuh pencarian google lu, taik semut aja lu cari, gak ada kerjaan!" timpal Gazza.
"Njir, lo sering kepoin hape gue, ya?"
"Ya, salah sendiri gak pernah dipakein password."
Tok... tok...
Gazza bangun dari posisi tidurannya. Sejak tadi dia lebih fokus dengan handphone dan cemilan sembari tiduran di atas bantal lepek yang dilipat, daripada membantu Rion yang tak tahu maunya apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just🌹Stories
General Fiction**Jangan plagiat nyerempet copy paste** Tentang si bengek apes 'Clarion--Iyong'.