Lena menangis tanpa suara sembari mengusap-usap rambut Rion yang menutup mata rapat. Dia tidak menyuruh putranya itu untuk cepat bangun karena dokter anestesi memang sengaja memberikan bius agar Rion tertidur dalam--menyerupai kondisi koma, supaya dia tidak merasakan nyeri dan istirahat sepenuhnya. Pembiusan yang diberikan oleh dokter anestesi itu akan memberikan rasa nyaman untuk Rion yang harus dipasang ventilator. Karena kalau dibiarkan dalam keadaan sadar, mungkin dia akan merasakan gelisah, tidak nyaman, juga ada rasa nyeri; ketidaknyamanan itu akan membuat pasien yang sadar punya kecenderungan ingin mencabut pipa napas yang masuk ke dalam tenggorokannya, padahal pemasangan pipa napas yang baik akan membantu meningkatkan penghantaran oksigen dari ventilator ke paru-paru pasien.
Dan alasan lainnya adalah untuk menurunkan kebutuhan oksigen dan metabolisme-nya. Pasien yang berada di ICU umumnya merasakan kecemasan sehingga muncul respon simpatis tubuh, berupa peningkatan konsumsi oksigen, denyut jantung yang cepat, dan metabolisme yang lebih tinggi. Pembiusan yang diberikan oleh dokter anestesi itu akan memberikan pasien rasa nyaman, dan secara tidak langsung menurunkan kebutuhan oksigen juga metabolisme pasien, sehingga pemulihan lebih cepat terjadi.
Rion membutuhkan pemulihan yang cepat agar kadar karbon dioksida yang meningkat di dalam darahnya bisa segera kembali normal, dikeluarkan lewat pernapasan yang baik.
Rion mengalami kondisi yang disebut Asidosis Respiratorik atau Hiperkapnia Asidosis, kondisi di mana paru-paru tidak dapat mengeluarkan semua karbon dioksida, itu terjadi karena pernapasannya yang tidak baik. Normalnya, karbon dioksida keluar saat kita mengembuskan napas, dan pada Rion yang punya masalah dengan sistem pernapasan, pengeluaran karbon dioksida dari dalam darah jadi terganggu, sehingga kadarnya jadi malah meningkat.
*Penyakit Paru Obstruktif Kronis yang diderita Rion menyebabkan kantung udara (alveoli) pada paru-parunya kehilangan kemampuan untuk meregang, sehingga membuatnya sulit menghirup oksigen dan membuang karbon dioksida.
Peningkatan kadar karbon dioksida dapat mengakibatkan pH darah dan cairan tubuh lainnya menurun. Saat pH darah menurun menembus batas normal, tubuh akan menjadi terlalu asam. Dan tubuh tidak akan bisa menolerir ketidakseimbangan asam dalam waktu yang lama. Darah yang asam akan memblokir penyerapan vitamin, membuat racun tersumbat dalam sel, memperlambat fungsi organ, mengganggu sistem pencernaan, dan membuat tubuh jadi lebih mudah terkena bakteri atau virus. Kondisi ini harus segera diatasi, apalagi jika sudah membuat pasien kehilangan kesadaran. Dan pengobatan yang dilakukan difokuskan pada penyebab terjadinya.
Pada Rion, penyebab meningkatnya asam dalam tubuhnya adalah kondisi Hiperkapnia asidosis, yang merupakan Gagal napas tipe-2; kadar oksigen darah rendah dan kadar karbon dioksida tinggi.
Sementara masalah pernapasannya adalah faktor utama yang menyebabkan kondisi itu, dan akar dari masalah pernapasan yang dialami Rion--seperti yang semua tahu--adalah Penyakit Paru Obstruktif Kronis, yang di mana tidak ada obat atau tindakan yang bisa benar-benar menyembuhkannya.
Rion bilang kepada Lena: jangan banyak menangisinya. Tapi bagaimana bisa? Setiap kali teringat tidak ada jalan keluar dari penyakit yang dialami putranya, yang bisa Lena lakukan hanya lah menangis.
-
"Sampai kapan, Bang, Rion dibikin tidur?" tanya Hardian, sudah 24 jam dia tidak melihat mata Rion terbuka, rindu rasanya. Tapi rasa gelisah lebih menguasai sebenarnya.
"Sampai keadaan Rion membaik, kadar karbon dioksida sama pH darah-nya normal. Obat anestesinya bakalan dikurangi secara bertahap kok, Yah, gak akan lama, nanti ventilator-nya juga dilepas."
Hardian mengangguk.
"Tapi, mulai sekarang mungkin Iyong akan butuh terapi oksigen lebih sering."
"Emang pernapasan Iyong memburuk, Bang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Just🌹Stories
General Fiction**Jangan plagiat nyerempet copy paste** Tentang si bengek apes 'Clarion--Iyong'.