🍂Pertemuan🍂

733 94 3
                                    

Terbangun dengan rasa mual sisa-sisa dari alkohol yang ia tenggak habis semalaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terbangun dengan rasa mual sisa-sisa dari alkohol yang ia tenggak habis semalaman. Memijat pelipis dan berusaha menenggak air mineral hingga rasa mual itu berkurang. Ruangan terang karena pantulan sinar cahaya matahari jadi pertanda baginya bahwa ia telah kesiangan. Membasuh wajah agar penglihatannya lebih jelas.

"Gue mau ketemu sama Fauzan! Gue harus jelasin yang sebenarnya Lan!"
"Percuma Lis! Bos gue udah enek lihat kelakuan lo!!"
"Fauzan....!! Sayang....!!"

Fauzan menatap jengkel dengan Lisa yang tak pernah ada rasa bosan untuk selalu menggangu hidupnya. Ia terpaksa turun dan keluar menghampiri Lisa. Teriakannya sangat membuat ia malu. Beberapa tetangga satu kompleknya memandang tak suka keributan yang terjadi.

Rahangnya mengerat. Mengacungkan jari telunjuknya di depan wajah Lisa.
"Stop ganggu hidup aku Lisa!! Bisa gak sih, kamu terima aja keputusan aku!! Hal ini yang aku nanti-nantikan selama kamu muncul di kehidupan aku."
"Sayang.... please, maafin aku ya....! Dia cuma teman aku Sayang. Bukan siapa-siapa. Aku gak mau putus dari kamu. Please, Sayang...."

Fauzan mengusap kasar wajahnya berulang kali. Lisa benar-benar keras kepala dan tak punya rasa malu.
"Aku gak P-E-R-D-U-L-I!! Jangan mempermalukan diri kamu sendiri seperti ini Lisa!! Kita sudah gak punya hubungan apapun lagi. Jangan pernah muncul di hadapanku lagi! Atau.... aku akan membayar pembunuh bayaran untuk melenyapkan kamu Lisa!!"
"Sayang, aku...."
"Pergi dari kehidupanku Lisa!!!"

Teriakan keras Fauzan mampu membuat Lisa pergi dengan rasa takut dan kesal. Di balik itu semua, Fauzan pun terbahak kegirangan. Ia kembali berhasil membuat Lisa kalah darinya. Memang terkadang butuh sesuatu power untuk menghadapi sikap keras kepala wanita parasit itu.

"Bos, ini udah jam berapa? Bos lupa dengan meeting hari ini?"
"Iya, aku baru ingat. Dicancel aja dulu!"
"Itu tamu penting kita Zan."
"Arlan, hari ini dan beberapa hari selanjutnya aku mau menikmati hari-hari kebebasanku dulu. Kamu atur ulang semua jadwalku selama 2 minggu ini."
"2 minggu?! Bos, gak segampang itu. Bos....!!"
Fauzan tak memperdulikan teriakan keras Arlan.

Berendam lama di dalam bathtub sangat memanjakan tubuh dan pikirannya yang lelah.
"Enggak akan ada bayangan Lisa lagi di hadapanku. Aahhh.... lega banget."

Ia melamun pada ketenangannya.
'Fauzan, kapan kamu bakal kenalin calon ke Papa? Ingat loh, umur kamu itu sudah 31 tahun. Teman-teman kamu sudah punya anak semua. Kamu nya punya calon saja belum. Jangan sampai kamu pasrah dengan Lisa. Mama kamu yang keras kepala itu gak akan pernah berhenti memaksa kamu, sebelum kamu dapat pengganti wanita lainnya.'

Menghela napas dengan berat. Usianya menjadi alasan tepat untuk Mama dan Papanya mendesak ia agar segera menikah.
"Aargghhh....!! masa bodoh dengan umurku!! Papa kira cari wanita yang tepat itu gampang. Aku baru aja merasakan kebebasan. Dan aku masih belum mau menderita dengan kerempongan-kerempongan wanita lainnya."

💐~💐

Waktu luangnya ia puaskan untuk berkumpul dengan teman-teman dan keluarga. Sesekali ia traveling mencari tempat-tempat baru untuk bisa ia nikmati.

Menanti LillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang