🍂Rumah Teduh🍂

460 59 4
                                    

Ia keluar dari mobil yang membawanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia keluar dari mobil yang membawanya. Menatap asing tempat tujuan dirinya. Dari pintu gerbang ia bisa melihat banyaknya anak-anak dari usia berapapun tengah asik bermain, bersenda gurau dan ada juga yang terduduk memojok sembari membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an.

 Dari pintu gerbang ia bisa melihat banyaknya anak-anak dari usia berapapun tengah asik bermain, bersenda gurau dan ada juga yang terduduk memojok sembari membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menarik koper dan melangkah lebih dalam dirinya. Beberapa anak-anak kecil menatap heran dirinya. Ia berusaha menebar senyuman ramahnya agar merasa nyaman. Ia tak tahu harus ke arah mana. Dengan siapa ia harus bertanya.

"Ojo muter adoh banget Lang!!" Teriak satu anak muda yang menyita perhatiannya. Menghampiri dan menunggu sebentar ocehan anak muda tersebut yang berusaha menceramahi anak-anak lainnya yang memang tengah asik bermain. Hingga anak muda tersebut tersentak dengan kehadirannya yang sudah tepat di hadapannya khas dengan senyuman ramahnya.

"Hai, Assalamualaikum."
Masih mematung sembari melirik berulang kali dari bawah ke atas dan sebaliknya. Membuatnya kikuk bingung dilirik senyalang itu.

"Sopo kowe? Asale saka ngendi?"
Mengernyit bingung tidak tahu apa yang dibicarakan.

Hanya bisa menjulurkan telapak tangannya ingin memperkenalkan diri.
"Fauzan."
Masih menggantung tanpa balasan. Malah anak muda tersebut melangkah mundur sembari menatap tajam ke arahnya. Fauzan semakin tersenyum lebar sebab ia sedikit bingung dengan reaksi anak muda tersebut melihat dirinya.

"Sopo kowe? Saka ngendi? Kowe karo sopo neng kene?"
"Maaf, saya gak paham bahasa kamu. Saya ke sini mau ketemu.... Hmm.... Pemilik tempat ini."

Mencoba berpikir jernih di saat anak muda tersebut mengelilingi dirinya menelisik lebih dalam. Fauzan semakin bingung dan ada perasaan tidak nyamannya.

"Dari Jakarta?"
Fauzan mengangguk kaku.
"Oalah Mas.... Ngomong to dari tadi. Pantas saja Masnya gak mengerti bahasaku. Aku Fajar."

Fauzan menghela lega dikala anak muda tersebut bisa berbahasa normal seperti dirinya. Sejenak terkekeh menanggapi kelucuan perkenalan awal mereka.

"Ada perlu apa Mas ke sini? Tadi Mas bilang mau mencari siapa?"
"Hmm.... Pemilik.... tempat ini. Rumah Teduh."
"Masnya relawan atau dari yayasan mana? Atau.... Dari kampus mana?"

Menanti LillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang